Saat Kita Masih Menonton Black Mirror, China Telah Hidup di Dalamnya
Pemerintah Cina akan menerapkan kebijakan rating itu untuk mengontrol warganya yang segera diimplementasikan ditahun 2020.
Gambar: Medium.com
Teks: Lintang Prasetyo
Penggemar serial Black Mirror akan merasakan bagaimana kenyataan yang akan terjadi terefleksikan dari salah satu episode dari season kedua film satir yang mengkritik sisi gelap dari kemajuan teknologi. Pada episode yang berjudul “Nosedive” tersebut menceritakan tentang bagaimana buruknya sistem rating sebagai tolak ukur segala aspek kehidupan. Rating tinggi adalah satu-satunya cara untuk mendapatkan hak istimewa ataupun diterima di dalam pergaulan. Orang-orang akan semakin terobsesi dengan tombol ‘suka’ di media sosial mereka dan ingin melakukan panjat sosial secepat mungkin. Jika ratingmu rendah, orang akan menganggapmu buruk, itulah yang tergambarkan di film seri tersebut.
Pemerintah Cina akan menerapkan kebijakan rating itu untuk mengontrol warganya yang segera diimplementasikan ditahun 2020. Dilansir dari Telegraph, pemberian nilai itu dimulai dari yang paling rendah yaitu 350 dan yang tertinggi 950. Nilai baik akan diraih ketika warga melakukan hal baik seperti beramal, mendaur ulang sampah, mendonasikan darah sampai mengucapkan hal-hal yang baik di media sosial. Begitu juga sebaliknya, jika mereka melakukan hal yang buruk seperti berbohong, merusak lingkungan, nilai mereka akan diturunkan.
Keuntungan bagi mereka yang berbuat baik adalah menggunakan transportasi publik dengan harga lebih murah, mendapatkan antrian yang lebih cepat di rumah sakit, bahkan membership gym gratis, dan bagi yang nilainya rendah kecepatan internetnya akan diperlambat, akses terbatas ke beberapa restoran, dan terbatasnya akses untuk jalan-jalan.
Jika ini terjadi, apakah masyarakat RRT akan mengalami hal yang sama seperti apa yang dialami oleh tokoh utama di “Nosedive” serial Black Mirror?