Sacha Baron Cohen Mengumumkan Bahwa Dirinya Akan Mengistirahatkan Karakter Borat
Cohen merasa bahwa dia sudah tidak perlu memainkan karakter ini lagi.
Teks: Rifqi Ramadhan
Foto: Vanity Fair/Borat
Petualangan Borat Margaret Sagdiyev mengelilingi Amerika sepertinya sudah berakhir pada film kedua. Hal ini dikarenakan menurut pencipta sekaligus pemeran karakter ini bahwa dia sudah tidak perlu memerankan jurnalis nyentrik dari Kazakhstan ini
Berbicara kepada platform Variety, Sacha berkata bahwa dia sudah selesai memainkan karakter ini. Selain itu Cohen Juga berkata bahwa Borat kini sudah “locked away in the cupboard.”
Akan tetapi, Ini bukan kali pertama karakter ini dipensiunkan, karena sebelumnya setelah film pertama, Cohen juga pernah mengumumkan akan mengistirahatkan karakter ini. Hal ini dikarenakan Borat harus dapat memiliki elemen kejutan tiap hadir di layar kaca, dan elemen kejutan dari karakter ini harus bisa didapat ketika publik tidak tahu bahwa mereka sedang berbicara dengan seorang karikatur. Oleh karena itu, publik dengan gamblang dapat mengutarakan isi pikiran mereka yang sebenarnya. Dan ketika kini Borat sudah mencapai ketenaran level viral, mungkin sudah saatnya jurnalis ini istirahat.
Namun Cohen berpikir untuk kembali menghidupkan karakter Borat pada tahun 2018 lalu, ketika nasionalisme kulit putih dan xenophobia marak terjadi di Amerika menyusul terpilihnya Donald Trump sebagai presiden. Pada petualangan kedua Borat di Amerika tahun lalu, Borat menelusuri dunia kelam menjadi suporter Trump, Pandemi Covid-19 hingga mendapat video tidak senonoh dari pengacara sang presiden Rudy Giuliani.
Sacha Baron Cohen berkata, melalui karakter Borat, dia berharap dapat membuat sebuah film dengan gaya reportase gonzo yang mendalami sisi bahaya dari nasionalisme dan “american dream”, dan kedua konsep tersebut berhasil dirangkum oleh Cohen menjadi “Borat Subsequent Movie Film: Delivery of Prodigious Bribe to American Regime for Make Benefit Once Glorious Nation of Kazakhstan” dan “Borat Subsequent Movie Film”
“I felt democracy was in peril, I felt people’s lives were in peril and I felt compelled to finish the movie. The movie was originally about the danger of Trump and Trumpism. What coronavirus demonstrated was that there’s a lethal effect to his (Trump) spreading of lies and conspiracy theories,” ucap Cohen kepada platform Variety.
Kini, Cohen merasa dia sudah menyelesaikan misinya untuk menunjukan kepada dunia separah apa kondisi demokrasi di Amerika saat ini, dan merasa mungkin sudah saatnya jurnalis ini untuk istirahat. Namun, tidak menutup kemungkinan bila suatu saat nanti jurnalis ini kembali ke layar lebar ketika kondisi sosial-politik di dunia kembali mencapai titik poin absurd.