Kehidupan Setelah Kuliah dan Pertanyaan yang Belum Terjawab
Menghadapi segala ragu yang datang dalam proses pendewasaan.
Words by Whiteboard Journal
“Setelah lulus kuliah, kamu mau jadi apa?” pertanyaan yang sering dilontarkan oleh keluarga atau bahkan panelis sidang skripsi saya. Pertanyaan yang membuat saya ingin menangis di tempat, karena belum menemukan jawaban yang tepat.
Menjelang tahun terakhir saya kuliah, saya dihadapkan dengan berbagai macam cobaan dalam menjalani proses pendewasaan. Saya dipaksa untuk sadar bahwa waktu main-main saya akan segera berakhir, padahal saya masih ingin mencoba banyak hal atau lebih tepatnya masih ingin merasakan kebebasan dan hidup minim konsekuensi.
Lucu rasanya, bila ingat dulu ingin cepat-cepat jadi dewasa dan di saat waktu itu datang, saya ingin lari perlahan. Walaupun saya tahu, menjadi dewasa dan bekerja itu bukan berarti saya tidak lagi bisa main, tapi saat itulah prioritas dan rutinitas berubah. Hidup bukan lagi sekedar mengejar nilai tetapi menjalani pecahan-pecahan yang lebih rumit. Membuat pilihan yang selalu ada konsekuensi dan belajar bertahan sambil mencari jati diri.
Sejauh mana saya berlari pun, saya tidak bisa sembunyi dari kenyataan, karena ini adalah suatu proses yang memang harus dilewati. Tapi bagaimana dengan nasib saya setelah kuliah, bila pertanyaan saya mau jadi apa saja belum bisa menjawab?
Pertanyaan yang berkali-kali saya tanyakan kepada diri sendiri dan dijawab oleh diri sendiri pula dalam bentuk tekanan sosial dan mental. Pertanyaan-pertanyaan lain muncul di benak saya “Apakah hidup setelah kuliah itu hanyalah bekerja?” “Apakah bekerja itu selalu harus di perusahaan?” “Apakah teman saya yang mulai bekerja sudah menemukan jalan yang tepat?” Mengingatkan saya akan ekspektasi orang tua dan sosial. Terkadang saya takut dipandang gagal dan tidak memiliki pilihan menjadi apa yang saya inginkan. Tapi balik lagi, saya saja belum tahu mau jadi apa.
Saya lebih sering mendengar pernyataan dunia nyata itu keras dibanding peringatan bahwa merasa bingung setelah lulus kuliah itu wajar, hidup dipenuhi ketidakpastian yang nyata. Cobaan-cobaan yang saya alami membuat saya sadar hidup itu adalah proses belajar, menjadi lebih fleksibel terhadap perubahan dan terus mencari jawaban bila belum menemukannya, karena saya pun masih mencari dan tidak selalu tahu apakah arah saya sudah benar.