Teks: Ghina Prameswari
Foto: The Guardian

Film “The Whale” besutan sutradara Darren Aronofsky jadi salah satu film yang menerima standing ovation terlama di Venice Film Festival minggu lalu. Lebih dari filmnya itu sendiri–dan bahkan lebih dari kehadiran Aronofsky–tepuk tangan sebagian besar didedikasikan untuk pemeran utama dari film ini, aktor kenamaan yang hilang dari gemerlap Hollywood selama beberapa tahun ke belakang, Brendan Fraser. 

Terkenal lewat beberapa film klasik 90an seperti “The Mummy” dan “George of The Jungle”, penampilan Fraser dalam “The Whale” didapuk sebagai penampilan terbaik sepanjang karirnya. Fraser memainkan peran Charlie–seorang dosen sastra yang mengidap depresi dan obesitas setelah kekasihnya bunuh diri–dengan kedalaman yang luar biasa. Bukan hanya transformatif dari segi visual, karena Fraser harus melalui proses pemasangan prostetik selama 6 jam untuk bisa terlihat seperti pengidap obesitas, namun juga secara emosional. 

Dalam ulasannya, BBC memuji kepiawaian Fraser menampilkan emosi terlepas dari keterbatasan fisik yang ada. Sutradara Darren Aronofsky menambahkan bahwa dirinya telah berusaha menggarap film ini sejak 10 tahun lalu. Pertama kali menyaksikan “The Whale” dalam format teater, Aronofsky merasa tergerak untuk dapat menghadirkan kisah ini ke layar lebar. Bukan hanya proses pengalihwahanaan dari teater ke sinema saja yang sulit, proses audisi untuk film ini pun tak kurang peliknya, ujar Aronofsky. Aronofsky lantas menjatuhkan pilihannya kepada Fraser setelah melihat penampilan sang aktor di sebuah film low-budget berjudul “Journey to The End of The Night”.

Meski tak sedikit kritik yang menilai Aronofsky gagal dalam menerjemahkan cerita ini sebaik versi teaternya, agaknya seluruh dunia menyetujui bahwa penampilan Fraser pantas dinominasikan untuk kategori aktor terbaik pada Academy Award tahun depan. Penampilan solid dan menggugah Brendan Fraser dalam “The Whale” akan bisa disaksikan pada 9 Desember mendatang. Film ini diproduseri oleh rumah produksi A24.