Text: Shadia Kansha
Foto: Press Release/Lucy Dacus

Indie rock singer/songwriter asal Amerika, Lucy Dacus, persembahkan lagu baru bertajuk “VBS”. Lagu tersebut merupakan salah satu track dari album terbarunya “Home Video” yang direncanakan akan diluncurkan Matador Records pada 25 Juni 2021. 

Dalam lagu ini, Lucy Dacus yang mempertunjukan kebolehan vokalnya didampingi oleh Jacob Blizard di gitar listrik dan akustik, serta Jake Finch di drum dan organ. Lagu dimulai dengan santai, namun kemudian terdapat serangan-serangan gitar elektrik yang menonjolkan melodi gitar yang mudah menempel di kepala, dan akhirnya mendekati penghujung lagu dinamika tersebut terasa lebih rapat dan tidak terduga.

Lucy bercerita, bahwa ia menulis lagu ini dalam perjalanannya ke Nashville setelah melihat sebuah papan baca di luar gereja yang mengiklankan Bible Camp untuk anak-anak. Inspirasi mendatanginya bersamaan dengan kenangan bersama pacar pertamanya yang ia temui di VBS (yaitu semacam bible camp di masa liburan). Ia mengingat hari-hari yang dia habiskan bocah nakal yang lebih mencintai Slayer dan ganja ketimbang Tuhan Yesus. Dengan sadar ia berusaha untuk membuatnya berhenti menggunakan narkoba dan menyelamatkannya. 

Video klip yang mendampingi rilisnya lagu ini merupakan animasi yang dibuat oleh Marin Leong. Marin bercerita bahwa ia memilih animasi sebagai pilihan untuk memvisualisasikan lagu karena kebebasan yang didapatkan untuk membangun dunia dan menerjemahkan cerita dan nada yang hendak disampaikan. Ia memperlakukan video tersebut seperti esai yang dikepang dengan lagunya. Walaupun penggambaran visual dibuat terbuka untuk interpretasi, masih terasa referensi halus yang dapat dikaitkan kepada liriknya. Ia berharap, para penggemar Lucy dapat menemukan pemahaman yang hendak ia sampaikan. Selain berperan dalam single “VBS”, Marin juga berperan sebagai visual director untuk album “Home Video”.

Berbicara tentang “Home Video”, album ini dimaksudkan untuk menjadi contoh dari kekuatan transformatif kerentanan. Lucy berharap bahwa pendengarnya dapat melakukan pemulihan dan menemukan kedewasaan melalui lagu-lagunya. Berangkat dari pengalaman pendewasaan yang Lucy Dacus rasakan secara pribadi, ia mengulik artinya menjadi dewasa dengan segala hal kompleks yang mengikutinya.