Pada columnnya kali ini, Muhammad Hilmi menuliskan beberapa musik bagus yang lahir dari kota-kota yang sering terlewatkan dari radar. Mulai dari beberapa kota kecil di Pulau Jawa, juga beberapa nama dari Kalimantan dan Sumatra.
In this Open Column submission, Asyifa Putri talks about perspectives and how the world currently views Islam. Through this essay, she expresses her thoughts regarding "Naive Realism", objectivity, what the role of Islam could be.
In her third essay for the theme Jakarta's Youth in Real Life, Yanti Sastrawan examines the online behavior of Jakartans in response to the terrorist attack that took place January 14th, 2016. In Louder in Hashtags, Sastrawan explains the use of technology in disseminating information, how the news were consumed, and how Jakartans responded to the event.
Di esai berjudul "Melampaui Pengarsipan", Ferri Ahrial bercerita tentang pengalamannya di sebuah kegiatan diskusi mengenai Arsip Jazz Indonesia di Kineruku. Melalui aktifitas tersebut, Ferri mengangkat topik pengarsipan dan pentingnya dokumentasi dalam mengenal sejarah dan melihat sebuah perkembangan. Melampaui Pengarsipan adalah esai terpilih dari submisi program Open Column.
Di artikel Column pertamanya di tahun 2016 Muhammad Hilmi menulis mengenai musisi-musisi Indonesia yang karyanya dia tunggu. Dari permainan Bing yang playful sampai suara hangat dari Hara, baca mengenai 6 musisi/band yang karyanya patut ditunggu tahun ini.
In this article, Yanti Sastrawan takes a look at one of the most popular smartphone app in Jakarta, Instagram. Through observation of the metropolis' infrastructure and the youth's lifestyle, Yanti talks about how Instagram is used by the young Jakartans to portray their personal lives, the city they live in, and the latest trends.