Dalam submisi Open Column kali ini, Raffyanda Indrajaya merespons rilisan terbaru hara dan Frau, "Kabut Putih", lagu yang pernah dinyanyikan oleh Paduan Suara Dialita dan ditulis oleh salah seorang penyintas 1965 ketika sedang di Kamp Plantungan, Zubaidah Nungtjik A.R., sekaligus mencerminkan pesan dan nilai dalam lagu penuh harap tersebut terhadap segala yang bisa kita lihat dan rasakan di negeri ini.
Dalam submisi Open Column kali ini, dan di atas carut-marut yang setiap hari ada di kehidupan kita, Muhammad Hilmi merefleksikan rasa muaknya terhadap ketidakadilan di segala aspek kehidupan yang sudah terlewat kaotis, dan pencariannya akan harapan—yang berjalan beriringan dengan iman—di sela-sela reruntuhan dunia.
In this Open Column submission, Asiila Kamilia jots down the key in making peace with unspoken goodbyes, and dealing with "ambiguous loss," or the departures of the living.
In this Open Column submission, Benny Agung made a point on how "prolonging the life" of September Hitam is worth everyone's while: from having our voices heard, to achieving true reconciliation from the state.
Dalam submisi Open Column kali ini, Raffyanda Indrajaya membuktikan bagaimana Bandung tidak seasri ingatan publik akan si Kota Kembang, sekaligus menguliti segala yang tidak tampak dalam berbagai nestapa yang hinggap di berbagai sudut kotanya—meski semua dijabarkan dengan adanya sedikit harapan, dan bukan atas kebencian.
Dalam submisi Open Column kali ini, Hasna Zahratil menuliskan caranya memaknai "keberlanjutan" suatu pertemanan yang bisa lestari di atas pasang surut kehidupan, dan bagaimana cinta platonik memiliki peran dalam mempertahankan pertemanan kita di setiap fase pendewasaan.