column

Column
31.10.24

Kau Kabut Tebal Nan Putih dan Upaya Pembunuhan Imajinasi Pascamusim Menjagal ‘65

Dalam submisi Open Column kali ini, Raffyanda Indrajaya merespons rilisan terbaru hara dan Frau, "Kabut Putih", lagu yang pernah dinyanyikan oleh Paduan Suara Dialita dan ditulis oleh salah seorang penyintas 1965 ketika sedang di Kamp Plantungan, Zubaidah Nungtjik A.R., sekaligus mencerminkan pesan dan nilai dalam lagu penuh harap tersebut terhadap segala yang bisa kita lihat dan rasakan di negeri ini.

Column
17.10.24

Saat Dunia Tak Berkeadilan, Apakah Mungkin Terus Menjaga Iman?

Dalam submisi Open Column kali ini, dan di atas carut-marut yang setiap hari ada di kehidupan kita, Muhammad Hilmi merefleksikan rasa muaknya terhadap ketidakadilan di segala aspek kehidupan yang sudah terlewat kaotis, dan pencariannya akan harapan—yang berjalan beriringan dengan iman—di sela-sela reruntuhan dunia.

Column
26.09.24

Aku Tak Benci Bandung, Hanya Kecewa

Dalam submisi Open Column kali ini, Raffyanda Indrajaya membuktikan bagaimana Bandung tidak seasri ingatan publik akan si Kota Kembang, sekaligus menguliti segala yang tidak tampak dalam berbagai nestapa yang hinggap di berbagai sudut kotanya—meski semua dijabarkan dengan adanya sedikit harapan, dan bukan atas kebencian.

Column
19.09.24

Hubungan Platonik yang Berguguran di Saat Pendewasaan

Dalam submisi Open Column kali ini, Hasna Zahratil menuliskan caranya memaknai "keberlanjutan" suatu pertemanan yang bisa lestari di atas pasang surut kehidupan, dan bagaimana cinta platonik memiliki peran dalam mempertahankan pertemanan kita di setiap fase pendewasaan.

Load More Articles whiteboardjornal, search

Subscribe to the Whiteboard Journal newsletter

Good stuff coming to your inbox, for once.