Quick Review: Fisheye
Suatu malam ketika para nelayan pergi menjala, segerombolan ikan naik ke daratan dan membunuh para penduduk kota.
Teks: Ibrahim Soetomo
Foto: MUBI
Film animasi dapat memadukan fantasi dengan horor dan kritik. “Fisheye” adalah salah satu contohnya. Film yang dibuat oleh Josko Marusic ini mengajak penonton untuk mempertanyakan aturan-aturan umum dalam hidup, dan apa yang terjadi jika aturan itu diputarbalikkan dengan cara yang menyeramkan.
Suatu malam di sebuah kota tanpa nama di pinggiran laut, para nelayan bersiap pergi menjala ikan. Ketika para nelayan telah pergi dan sisa penduduk bersiap untuk tidur, segerombolan ikan berwarna biru dan berbentuk aneh naik ke daratan, menebar teror dengan membunuh para penduduk. Ketika semua penduduk terbunuh, mayatnya disatukan dalam jala lalu digiring ke laut.
Dengan tone warna yang mayoritas biru dan hijau pucat, dan ditemani musik orkes yang mengeksperimentasi petikan-petikan senar janggal, film ini berhasil menyuguhkan nuansa horor, dengan fokus pada adegan-adegan brutalnya. Sudut pandang dibuat menarik, tapi animasinya dibuat sederhana, sehingga penonton dapat mengikutinya. Marusic memperkenalkan teknik limited animation yang merepetisi gerak objek dan tidak semua karakter dalam frame digerakkan, hal ini banyak terlihat ketika para ikan memukul dan menusuk para perempuan tua dan anak-anak di kota.
Walau berdurasi hanya 9 menit, tapi film ini mampu membuat penonton linglung karena ceritanya yang brutal dan menentang logika. Setelah malam yang menyeramkan, penonton akan bertanya-tanya apa yang akan terjadi ketika para nelayan kembali pulang di pagi harinya.
Quick Review Fisheye: 4/5
Fisheye (1980)
Sutradara: Josko Marusic
Sinopsis: Suatu malam ketika para nelayan pergi menjala, segerombolan ikan naik ke daratan dan membunuh para penduduk kota.