Snobisme dan Selera Musik Kita
Diskusi dengan para musisi lokal soal tren pasar saat ini, perdebatan akan selera, hingga tentang para penggemar yang mau mati-matian membela karya mereka.
Words by Ghina Sabrina
Ilustrasi: Max Suriaganda
Desain: Mardhi Lu
Musik kita sedang bagus-bagusnya. Pemain lama mulai bereksplorasi, yang baru pula semakin berani. Situasi ini harusnya kita rayakan dengan mendukung musisi-musisi yang kita gemari dengan beli rilisan, merchandise dan datang ke konsernya, sembari mengabarkan berita baik ini ke teman-teman sekitar. Sayangnya, beberapa di antara kita memilih untuk memilih cara ekstrim untuk membagi kabar ini. Mereka yang tidak atau belum mendengar musisi yang kita gemari lantas jadi objek bully, seleranya kita pertanyakan, genre musik yang mereka dengarkan dibuat seolah tidak relevan. Untuk membahas fenomena ini, kami berbincang dengan beberapa musisi tentang masalah selera musik, juga kebiasaan fans yang sering membela karya secara berlebihan.
Kareem Soenharjo\
Musician – BAP./ BAPAK
Apakah kalian hanya mendengarkan musik sesuai dengan genre musik kalian?
Gak lah, life would be very boring if that was the case.
Bagaimana Anda mendefinisikan tren musik lokal saat ini?
Kayaknya memang selalu shifting, tapi menurut gue bakal selalu balik lagi ke rock dan pop deh, no matter the trend.
Bagaimana cara mengapresiasi musik dengan benar?
Gak ada cara yang benar, if it speaks to you then it’s good enough.
Di saat perkembangan musik lokal alternatif sedang naik, perdebatan soal selera musik indie ternyata masih ada. Bagaimana Anda menanggapi hal ini?
Gak relevan, kita sudah hidup di zaman internet gini dan segala hal bisa diakses, finding weird music is almost as easy as finding mainstream ones, your music taste doesn’t define you and nor should it be treated as such.
Sebagai seorang musisi, bagaimana respon Anda melihat para fans yang secara berlebihan membela karya Anda?
Kayaknya sampai sekarang pendengar gue masih aman-aman aja deh sikapnya. They relate to it and they support and I couldn’t ask for a better fan base.
Abim
NOISE/ONAR
Apakah kalian hanya mendengarkan musik sesuai dengan genre musik kalian?
No.
Bagaimana Anda mendefinisikan tren musik lokal saat ini?
Kaget internet, ada yang jadinya bagus dan banyak yang jadinya norak juga. Tapi ya selera aja sih, yang buat gue keren juga orang lain bilang norak.
Bagaimana cara mengapresiasi musik dengan benar?
Nikmatin gimana aja ga usah ribet. Sorry out of topic tapi kalau ada kaos band yang design-nya lo suka tapi band-nya lo ga pernah denger, beli aja please. Emang lo suka design-nya juga kan. Intinya ga usah dibikin ribet aja sih.
Di saat perkembangan musik lokal alternatif sedang naik, perdebatan soal selera musik indie ternyata masih ada. Bagaimana Anda menanggapi hal ini?
Ga tau perdebatannya apa. Mau indie mau karawitan kalau keren gw suka, kalo norak gw ga suka. “Talkshow mulu, party aja udah” (mengutip omongan temen gw di Zodiac, menurut gw cukup merepresentasikan perasaan gw).
Sebagai seorang musisi, bagaimana respon Anda melihat para fans yang secara berlebihan membela karya Anda?
Serem sih jadinya gw juga lebih mikir terutama soal lirik. Tapi ujung-ujungnya ya yaudah aja. Pas lagu atau whatever this so-called “karya” keluar ya udah bakal dikonsumsi secara personal sama orang. Jadi menurut gw pada intinya yang ngebela-belain itu sebenarnya lebih kayak bela diri sendiri dibandingkan bela artist-nya. Dan itu bagus menurut gw, asal jangan merasa lebih superior dari orang lain aja pas belain (berasa superior itu yang bikin gw serem).
Januar Kristianto
Vague
Apakah kalian hanya mendengarkan musik sesuai dengan genre musik kalian?
Untuk saat ini, mungkin istilah yang tepat itu selektif. Tapi selektif bukan berarti harus mendengarkan genre yang itu-itu saja, karena terlalu banyak musik keren buat dilewatin begitu aja.
Bagaimana Anda mendefinisikan tren musik lokal saat ini?
Pop kontemporer, kurang lebih mungkin seperti itu ya. Karena gue pribadi ga begitu mengikuti tren musik lokal, tapi hanya melihat beberapa pergerakan-pergerakan dari komunitas yang kemudian melahirkan beberapa musisi ataupun band yang akhirnya menjadi besar (di luar komunitasnya). Pop di sini itu merujuk ke nuansa musik yang rangenya luas tapi tetep punya approach yang “catchy” dan bisa merangkul banyak kalangan. Pop yang bisa melebur ke berbagai genre lain dan menjadi kaya dalam sisi aransemen.
Bagaimana cara mengapresiasi musik dengan benar?
Ada banyak cara sih honestly. Lo bisa beneran dateng ke show, beli rilisan, beli zine, ngobrol langsung dengan musisi-musisinya. Gali rasa penasaran dan cari tahu berbagail hal/aspek tentang musisi/genre yang lo suka, itu sih starting pointnya. Tanpa rasa penasaran, mustahil rasanya untuk bisa apresiatif.
Di saat perkembangan musik lokal alternatif sedang naik, perdebatan soal selera musik indie ternyata masih ada. Bagaimana Anda menanggapi hal ini
Gue pikir udah jadi less relevant ya perdebatan selera indie vs selera major, ya karena itu tadi….garis batas antara penikmat genre musik A, B ataupun C semakin memudar. Selera musik hampir mustahil untuk didikte atau dipatok hanya di satu genre musik saja, yang indie dengerin yang major dan vice versa. Jadi pada akhirnya apa faedahnya diperdebatkan kalau bukan hanya buang-buang energi aja?
Sebagai seorang musisi, bagaimana respon Anda melihat para fans yang secara berlebihan membela karya Anda?
Di satu sisi merasa terharu, tapi di sisi lain kayak…really? Gue pikir semua harus ada porsinya dan in moderation, kadang kalau terlalu blindly devoted jadinya super bias banget dan nutup diri dari perspektif-perspektif lainnya.
Fathia Izzati
Reality Club, Content Creator
Apakah kalian hanya mendengarkan musik sesuai dengan genre musik kalian?
Tidak. Justru musik yang saya dengarkan terkadang suka jauh dari musik yang saya hasilkan.
Bagaimana Anda mendefinisikan tren musik lokal saat ini?
Beragam. Terlalu banyak tren baru dan memang benar bahwa “pasar bisa diciptakan”.
Bagaimana cara mengapresiasi musik dengan benar?
Mendengarkan lagu dari platform musik yang sudah disediakan, tidak menggunakan lagu tersebut tanpa izin ketika ingin menggunakan lagu untuk urusan komersial dan memberikan apresiasi kepada pencipta. Satu lagi, mendengarkannya dengan volume suara yang tinggi. It’s a crime to listen to music softly.
Di saat perkembangan musik lokal alternatif sedang naik, perdebatan soal selera musik indie ternyata masih ada. Bagaimana Anda menanggapi hal ini?
Apa itu selera musik indie? Sound-nya ‘indie’? Atau band atau musisi tersebut independen, terlepas dari label atau bantuan siapapun? Ah sudahlah, nikmatin aja musiknya. Menurutku sekarang sudah cukup irrelevant. Apalagi semenjak indie dijadikan genre oleh beberapa platform musik. Dengerin aja apa ya membuat kita senang.
Sebagai seorang musisi, bagaimana respon Anda melihat para fans yang secara berlebihan membela karya Anda?
Menurutku enggak ada salahnya, toh namanya fans. I would do the same to Karen O, or Julian Casablancas. Menurutku tergantung musisinya sih mau menyikapi kritik kaya gimana, karena kalau musisi tersebut sudah memberikan opini, pasti fans juga bisa menerima dan akan mengikuti opini kita. Tapi kalau enggak, ya karena namanya fans, pasti akan terus membela. Have you seen the k-pop fans!! They’re die hard and WOULD go after you in a heartbeat (especially on Twitter).
Havie Prakasya (Laze)
Rapper
Apakah kalian hanya mendengarkan musik sesuai dengan genre musik kalian?
Ngga sih kadang denger yang jauh dari genre sekalian biar ngga bosen.
Bagaimana Anda mendefinisikan tren musik lokal saat ini?
Hm gue setuju sih kalo ada yang bilang sekarang lagu sifatnya mirip kayak konten sosmed dan dianggap sejajar dengan meme aja sama pengguna internet. Kayaknya yang menarik buat pendengar udah bukan suara-suara atau sound yang bagus tapi apa yang disuarain lagunya dan konten yang ngebungkusnya. Mungkin viral (dengan cara tepat) akan pangkal banyak gig.
Bagaimana cara mengapresiasi musik dengan benar?
Didengerin. Lagu-lagu ini mungkin lebih dari sekedar atraksi vokal atau nada, ngga usah maksain orang lain biar suka juga, kalo dengerinnya di tempat umum tetep aware sama situasi sekitar.
Di saat perkembangan musik lokal alternatif sedang naik, perdebatan soal selera musik indie ternyata masih ada. Bagaimana Anda menanggapi hal ini?
Selera aja didebatin, orang emang beda-beda kesukaannya. Suka yang top 40 misalnya ngga bikin lo lebih katro dari orang yang suka musik yang lebih obscure.
Sebagai seorang musisi, bagaimana respon Anda melihat para fans yang secara berlebihan membela karya Anda?
Kadang ge-er sih ada yang belain, tapi ya itu tadi kita ngga perlu paksain orang biar punya selera dan kesukaan yang sama.