Ras dan Gender: Google Mengalami Pemerosotan Dalam Upaya Diversifikasi Kepegawaian Mereka
Google sulit pertahankan pegawai wanita dari berbagai ras, kesuksesan diversifikasi pegawai dipertaruhkan.
Teks: Shadia Kansha
Photo: Phyllis Zimbler Miller
Google kembali menjadi sorotan setelah merilis laporan diversifikasi tahunan pada tanggal 29 Mei 2021 lalu. Walaupun tekad mereka untuk menjadi salah satu wajah lingkungan kerja inklusif sangat kuat, statistika menunjukkan bahwa Google kesulitan dalam mewujudkannya.
Walaupun jumlah pegawai berkulit hitam di Google bertambah, tapi pertumbuhannya bisa dibilang lambat. Banyak pengamat yang pesimis bahwa Google bisa mencapai targetnya untuk melipatgandakan jumlah pegawai berkulit hitam di Google pada tahun 2025.
Ditambah lagi, Google tengah kesulitan mempertahankan pegawai wanita berwarna kulit. Statistika menunjukkan bahwa wanita berkulit hitam dan wanita suku asli Amerika banyak yang mengundurkan diri tahun 2021 ini. Bahkan lebih banyak daripada tahun lalu. Begitu pula dengan orang-orang Asia dan laki-laki Latinx.
Namun harus diakui, walaupun banyak pegawai berwarna kulit yang mengundurkan diri, banyak juga yang diangkat ke posisi jabatan yang lebih tinggi. Wanita juga semakin dipertimbangkan untuk mendapatkan posisi jabatan yang memegang lebih banyak tanggung jawab.
Saat ini, tenaga kerja di Google masih didominasi oleh laki-laki (68%). Warna kulit yang dominan juga masih kulit putih (50%). Perkembangan yang lambat seringkali menuai kritik dan keraguan terhadap kesungguhan niat mereka untuk menjadikan Google sebagai tempat yang inklusif.
Ditambah lagi beberapa kasus kontroversial seperti pemecatan Timnit Gebru atas kesalahannya terhadap model bahasa yang tengah diterapkan. Dia merasa bahwa pemecatan tersebut merupakan tindakan yang didasari oleh rasisme dan akhirnya diserang secara daring selama berbulan-bulan setelahnya. Baru-baru ini mereka juga terbukti di mata hukum melakukan kesenjangan antar gender berkaitan dengan gaji antara wanita dengan pria. 4 mantan pegawai Google yang mengundurkan diri sebelum itu melayangkan gugatan ketenagakerjaan yang akhirnya dimenangkan oleh mereka.
Kepala diversifikasi Google, Melonie Parker, mengakui bahwa mereka adalah panutan bagi banyak perusahaan besar lainnya. Sehingga mereka menyusun laporan tahunan tersebut sebagaimana adanya. Ia meyakini bahwa Google harus berani untuk menjadi transparan tidak hanya mengenai kelebihannya namun juga kekurangannya. CEO Google, Sundar Pichai, tetap meyakini bahwa Google dapat terus diandalkan jika berbicara tentang ruang kerja yang inklusif.