Who, What, Why: Ahdini Izzatika
Kontributor Open Column 2 yang ingin sediakan sudut pandang alternatif seputar kesehatan mental melalui tulis-menulis.
Teks: Annisa Nadia Harsa
WHO
Merupakan salah satu kontributor untuk proyek buku Open Column 2, Ahdini Izzatika adalah seorang yang gemar menggeluti bidang kreatif. Selain memiliki hobi tulis-menulis sejak kecil, Ahdini juga memiliki latar belakang seni dan desain seperti UX design dan riset. Bagi Ahdini, tulis menulis adalah salah satu opsi medium berekspresi yang mampu menjadi penghubung pikiran dengan orang lain ataupun diri sendiri. Ia juga melihat tulis menulis sebagai sebuah alat yang mampu membantu menguraikan sekaligus mengamati pikiran yang bertolak belakang serta opini pribadi yang mungkin tidak sesuai di pandangan banyak orang. Tak hanya itu, melalui tulis menulis, Ahdini juga menemukan ruang untuk menilik dan menelaah pikiran dari berbagai sisi sekaligus sehingga ia dapat menjadi lebih awas dan objektif dalam mencari konklusi maupun solusi.
WHAT
Melalui tulisan bertajuk “Siapa Lebih Apa Dari Siapa”, Ahdini ingin mengomunikasikan pertanyaan mengenai segala pikiran dan keraguan yang dimiliki oleh diri sendiri ataupun orang lain ketika menghadapi gangguan mental. Ia juga mengangkat fenomena membanding-bandingkan yang terkadang terjadi antar individu yang sama-sama mengalami gangguan mental serta kebimbangan antara ingin hadir bagi mereka yang membutuhkan dukungan atau menjaga jarak guna melindungi kesehatan mental diri sendiri. Dalam karya ini, Ahdini juga membahas akan kurangnya kesempatan seseorang untuk berbicara seputar kesehatan mental, baik itu akibat kekurangan cara untuk berekspresi atau karena adanya sanggahan dari lingkungan sekitar. Keinginan untuk mengerti pikiran diri sendiri ini awalnya pun dimulai dengan pendalaman pengetahuan seputar kesehatan mental melalui self-help book, kunjungan ke psikolog awam, menggali berbagai bacaan, hingga akhirnya muncul ketertarikan untuk membuka diskusi dan menguraikan pikirannya melalui kontribusi dalam Open Column 2.
WHY
Menurut Ahdini, mengangkat perbincangan seputar kesehatan mental melalui sebuah proyek buku ataupun media sosial merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan. Terlebih lagi dengan pandangan mengenai kesehatan mental di kalangan masyarakat yang cenderung tabu, negatif, atau tidak memiliki kepentingan sama sekali di tengah isu-isu sosial lainnya. Persepsi yang mengesampingkan urgensi dari isu kesehatan inilah yang memiliki potensi berbahaya di kalangan anak muda karena adanya stigma seputar sebab akibat kesehatan mental yang dapat melanda siapapun tanpa memandang situasi finansial, kondisi sosial, maupun yang lainnya. Di saat yang sama, Ahdini juga ingin mengangkat peranan disiplin diri sebagai bentuk untuk membangun semangat di kala menjalani gangguan mental. Masa kelam, bagi Ahdini, dapat diimbangi dengan melihat permintaan tolong, berkonsultasi pada ahli sebagai bentuk langkah-langkah baru yang positif serta bentuk tanggung jawab terhadap diri sendiri.
Selain itu, hal tersebut juga dilihat Ahdini sebagai sudut pandang alternatif dalam memandang isu kesehatan mental yang juga ingin ia angkat dalam “Siapa Lebih Apa Dari Siapa”. Mengenai edukasi seputar kesehatan mental, media sosial dilihat memiliki peranan yang cukup signifikan dalam menormalkan pembicaraan serta permintaan bantuan melalui layanan psikologis online. Meski demikian, Ahdini juga ingin publik untuk tetap kritis dalam potensi bahaya dari media sosial dan untuk memastikan penggunaan platform untuk berbagi tidak akan memiliki dampak yang negatif bagi kesehatan mental seseorang.