Pemakaman Ratu Elizabeth II Seharusnya Tak Perlu Habiskan Biaya Hingga USD 9 Juta
Kerajaan Inggris diprediksi akan habiskan biaya sampai dengan USD 9 juta untuk pemakaman Ratu Elizabeth II. Hal ini dinilai ironis melihat lebih dari dua juta anak di London berada di ambang kelaparan.
Teks: Ghina Prameswari
Foto: AJ+
Pemakaman Ratu Elizabeth II mendatangkan banyak respon sinis dari publik–dan agaknya respon tersebut tak dapat disalahkan menilai kondisi ekonomi Inggris saat ini. Selagi biaya pemakaman Ratu Elizabeth II ditanggung menggunakan pajak rakyat, sebagian besar sekolah di Inggris melaporkan harus mensubtitusi makanan siswa dengan bahan makanan yang kurang bernutrisi akibat tingginya harga pangan.
Bukan hanya itu, akibat regulasi pemerintah yang mendiskualifikasi 30% anak dari keluarga miskin, sebagian besar siswa tidak dapat mengonsumsi makanan gratis yang disediakan sekolah. Kerajaan Inggris mengklaim bahwa biaya pemakaman Ratu Elizabeth II sudah disesuaikan dengan inflasi yang tengah menyerang Inggris. Meski begitu, minimnya transparansi dalam pengelolaan uang oleh Kerajaan Inggris membuat publik kian spektis. Dilansir oleh New York Times, Pemakaman Ratu Elizabeth II menjadi pemakaman publik paling mahal yang pernah digelar di negara tersebut.
Selagi kematian Ratu Elizabeth II menjadi peristiwa yang tak dapat diprediksi, nominal fantastis yang dikeluarkan untuk pemakaman Sang Ratu merupakan langkah yang seharusnya dapat dipertimbangkan dengan lebih baik. Pengeluaran yang sedemikian besar bukan hanya tak sensitif, namun mengindikasikan sebuah pemerintahan yang tak mengindahkan kesejahteraan rakyat.
Tercatat kenaikan harga di Inggris saat ini merupakan yang tercepat dalam empat dekade terakhir. Bukan hanya berdampak pada anak-anak, satu dari tujuh orang dewasa melaporkan harus memotong jatah makan atau bahkan menganulir sama sekali makan mereka karena harga makanan yang terus melonjak.
Dari sektor kesehatan, pemakaman Ratu Elizabeth II punya dampak yang tak kalah parah. Seluruh rumah sakit dilaporkan tutup pada hari pemakaman sang ratu. Prosedur yang bersifat darurat seperti pengobatan kanker bahkan turut diliburkan pada hari itu. “Situasi tak terduga” jadi alasan yang dipakai sebagai dasar dari keputusan ini.