Mempertanyakan Relevansi Nasionalisme pada Generasi Terkini
Kami mempertanyakan relevansi nasionalisme dalam Indonesia yang telah merdeka, menguji semangat persatuan masyarakat Indonesia dalam masa yang genting, dan integritas diri sebagai orang Indonesia dalam era globalisasi.
Words by Whiteboard Journal
Teks: Hanindito Buwono & Shadia Kansha
Ilustrasi: Mardhi Lu
Sudah 76 tahun Indonesia telah merdeka. Usia tersebut bukanlah angka yang tidak lagi muda, melainkan melambangkan banyaknya perjalanan serta peristiwa yang sudah dilewati hingga mencapai kondisi sekarang ini. Indonesia bukanlah negara yang sempurna nyatanya, sembari berbagai problem sampai saat ini belum bisa diatasi dengan baik oleh pemerintah. Terlebih lagi dengan masyarakat harus bisa menikmati perayaan kemerdekaan ini dalam kondisi pandemi COVID-19, membuat kemeriahan yang biasa dikenang sebagai momen persatuan harus dilaksanakan berbeda untuk kedua kalinya. Dengan latar belakang tersebut, kami berbincang dengan beberapa masyarakat mengenai konsep terhadap relevansi nasionalisme dalam bangsa kita yang sudah merdeka, membuktikan energi persatuan dalam masa yang genting, hingga keutuhan diri sebagai warga Indonesia dalam era globalisasi.
Leanna Leonardo
Lawyer
Menurut Anda, seperti apakah yang mendefinisikan identitas sebagai orang Indonesia saat ini?
Keberagaman. Bayangin dong dari Sabang sampai Merauke, kita tuh ada kurang lebih 718 bahasa daerah, 1.000 lebih suku dan banyak lagi perbedaan lainnya. Semua keberagaman yang berhasil disatuin menjadi NKRI dengan penuh perjuangan ini menurutku keren banget sih. Bisa jadi 76 tahun yang lalu, masih ada yang mikir ngga akan berhasil nih menyatukan semua keberagaman ini, but look at us now! 76 years and thriving! Harus tetap kita jaga dan banggakan untuk ratusan tahun ke depannya, ya!
Sudah 76 tahun Indonesia merdeka, bagaimana Anda melihat perkembangan negara kita sejauh ini?
Meskipun udah 76 tahun merdeka, sejujurnya aku masih sering lihat isu‐isu sosial yang perlu lebih diperhatikan lagi, utamanya terkait kurangnya rasa toleransi pada sesama. Padahaltoleransi itu penting banget, apalagi di Indonesia yang memang isinya gado‐gado sekali. Selain itu, permasalahan seperti korupsi dan tingkat kemiskinan yang seringkali menghambat akses terhadap pendidikan yang baik juga sampai hari ini masih belum diselesaikan juga. Isu‐isu sosial tadi menurutku bisa memperlambat perkembangan negara kita. Kalau isu‐isu tadi bisa diselesaikan, mungkin di negara kita udah ada pintu ke mana saja kali, ya
Ini kali kedua kita merayakan hari kemerdekaan di tengah pandemi COVID-19, apakah hal ini akan menyurutkan semangat kesatuan dalam kondisi seperti ini?
Semoga aja ngga,ya. Soalnya menurutku semangat kesatuan itu ngga hanya dari perayaan hari kemerdekaan bersama yang harus lomba makan kerupuk atau balap karung. Justru dengan adanya pandemi, aku melihat cukup banyak orang semakin diasah kepekaannya sama sekitar, jadi semakin saling bantu, dan semoga ini bisa memperkuat semangat kesatuan kita dalam merayakan hari kemerdekaan tahun ini.
Dengan globalisasi yang kian meleburkan batas antar negara, apakah konsep nasionalisme masih tetap relevan di zaman modern saat ini?
Harus tetap relevan dong. Menurutku sendiri, nasionalisme itu identitas kita. Tanpa nasionalisme, apa yang menjadikan kita orang Indonesia? Aku yakin semua orang Indonesia itu pasti punya rasa nasionalisme, sekecil apapun itu. Mungkin contoh sederhananya, aku yakin kita semua bangga sama prestasi atlit‐atlit kita di Asian Games. Kita bangga ketika ada artis‐artis Indonesia yang berkiprah di dunia internasional. Intinya, banyak dari kita yang turut bangga ketika ada orang‐orang yang mampu mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional. Atau contoh lain, misal ada orang yang menjelek‐jelekkan Indonesia, apakah warna +62 diam saja atau bahkan mengiyakan? Engga kan? Ini sih, menurutku bukti konkrit kalau nasionalisme itu ada di diri setiap orang Indonesia
Menanggapi berbagai berita buruk yang bersebaran, apa yang tetap membuat Anda bangga menjadi orang Indonesia?
Banyak banget. Mungkin yang paling utama menurutku adalah alamnya sih. Aku sendiri tipikal orang yang suka banget wisata alam, dan wisata alam di Indonesia itu ga ada habisnya. Sampai kita tua nanti pun, umur kita ga akan cukup untuk mengeksplor semua wisata alam yang ada di Indonesia dan aku yakin, banyak banget orang luar negeri yang iri banget sama alam Indonesia. Jadi, sebagai orang Indonesia aku tentu bangga dengan hal ini. Kemudian apalagi ya? Again, keberagamannya sih. Mulai dari budaya, kuliner, dan masih banyak lagi deh pokoknya
Choky Ramadhan
Mahasiswa Program Doktor Hukum University of Washington, Amerika Serikat
Menurut Anda, seperti apakah yang mendefinisikan identitas sebagai orang Indonesia saat ini?
Sederhananya orang yang memiliki orang tua kandung (salah satu atau keduanya) sebagai orang Indonesia. Karena secara hukum tidak seperti di Amerika Serikat, tidak semua orang yang lahir di Indonesia bisa menjadi “orang” atau warga negara Indonesia.
Akan tetapi, lebih dari itu, orang yang mencintai Indonesia karena dia tinggal atau mempelajari Indonesia, dan berkontribusi positif bagi kemajuan Indonesia menjadi suatu identitas keindonesiaan yang penting.
Sudah 76 tahun Indonesia merdeka, bagaimana Anda melihat perkembangan negara kita sejauh ini?
Perkembangan teknologi informasi, perkembangan SDM, dan ekonomi mungkin sudah cukup baik dibanding negara-negara tetangga di ASEAN (Laos, Myanmar, Vietnam, Kamboja, Timor Leste, Filipina). Apalagi dibandingkan 76 tahun lalu.
Tapi masalah-masalah sosial seperti korupsi, feodalisme/oligarki orang-orang dengan kekuatan politik-ekonomi besar, ketidaksetaraan (inequality), dan diskriminasi minoritas masih mengakar serta menghambat perkembangan di berbagai sektor.
Ini kali kedua kita merayakan hari kemerdekaan di tengah pandemi COVID-19, apakah hal ini akan menyurutkan semangat kesatuan dalam kondisi seperti ini?
Semestinya tidak. Di masa pandemik banyak pihak sangat terpukul dan dirugikan. Ada yang kehilangan pendapatan/penghasilan, kehilangan nikmat sehat, bahkan kehilangan nyawa. Kondisi krisis ini bisa dikonversi menjadi penyatu dan penggerak masyarakat Indonesia. Hari kemerdekaan bisa dijadikan momentumnya.
Dengan globalisasi yang kian meleburkan batas antar negara, apakah konsep nasionalisme masih tetap relevan di zaman modern saat ini?
Konsep nasionalisme pada masa sekarang masih relevan, akan tetapi tafsirannya dan pemaknaannya sebisa mungkin fleksibel dan dinamis. Bukan suatu yang sempit dan terbatas. Saya mulai dari sempit dan terbatas dulu. Jangan sampai nasionalisme itu dimaknai semata-mata pro kepada pemerintah, pro kepada negara, lalu kemudian mau apapun yang dilakukan sama negara itu harus tunduk, cinta, dan tetap patuh. Kalaupun di diskriminasi bahkan ditindas, ya terima saja sebagai bagian dari perjuangan serta rasa cinta kita terhadap negara dan sebagainya. Jadinya NKRI harga matilah. Itu yang nasionalisme dalam arti sempit gak udah relevan lagi sekarang. Nah, nasionalisme yang masih relevan menurut saya, kalau pakai teori Imagined Community-nya Ben Anderson ya, dia menganggap nasionalisme itu adalah imajinasi politik sosial yang dibentuk oleh masyarakat yang ada di suatu tempat. Imajinasi dalam artian bukan sesuatu yang fiksi atau mengawang-ngawang, tapi mengimajinasikan suatu struktur, kondisi, politik, sosial, dan ekonomi dalam bermasyarakat yang ada di sekitarnya. Imajinasi ini menurut risetnya Ben Anderson, ada dan timbul berkembang banyak terutama pada abad 18-19, ketika zaman monarki di Eropa. Orang-orang yang berkuasa dan menjalankan pemerintahan keturunan bangsawan, darah biru, atau pejabat-pejabat yang dekat dengan darah biru tersebut. Kemudian masyarakat memimpikan suatu pemerintahan yang untuk mereka, dari mereka, dan memenuhi kepentingan mereka bukan hanya untuk segelintir orang. Kalau untuk negara-negara non-Eropa, mereka ingin nasib hidup mereka diatur oleh bangsa mereka sendiri atau orang-orang mereka sendiri, bukan oleh penjajah. Itu yang dimaknai oleh nasionalisme.
Dengan semakin terbukanya akses masuk ke negara lain, globalisasi, dan sebagainya, maka jangan terlalu cepat menjatuhkan putusan atau verdict bagi orang-orang yang let’s say tidak berkontribusi atau tidak bekerja di Indonesia. Karena bisa saja dalam satu kondisi, ada suatu struktur yang tidak sesuai dengan diimajinasikan terhadap cita-cita bangsa dan negara tersebut. Let’s say ada orang yang mencari suaka kemudian warga negara lain, karena di Indonesia beberapa hak-haknya dibatasi. Seperti hak untuk menikah, berkeluarga, atau memiliki keturunan. Terutama orang-orang yang memiliki orientasi seksual tertentu, kaum agama minoritas tertentu, atau orang-orang yang mengkritik keras pemerintah sehingga kemudian dia diancam hukuman di Indonesia. Sehingga mencari suaka atau menjadi warga negara lain. Bagian dari mengkritik kan sebagian untuk memberikan masukan kepada pemerintah, agar tujuan dari bernegara, tujuan Indonesia merdeka dan lain sebagainya itu tercapai. Untuk melihat nasionalisme dalam konteks globalisasi, kemudian batas antar negara yang sudah semakin cair, dan terus terbuka itu gak bisa dimaknai dalam arti yang sempit.
Menanggapi berbagai berita buruk yang bersebaran, apa yang tetap membuat Anda bangga menjadi orang Indonesia?
Saya pribadi salah satu yang membuat bangga jadi orang Indonesia karena keanekaragamannya. Keanekaragaman suku, bahasa, kebiasaan, musik apalagi kuliner! Soto saja tiap daerah punya ciri khasnya. Belum lagi kopi, tiap pulau punya jenis kopi yang berbeda dan enak-enak, sampai laku di mancanegara.
Varizka Anjani
Chef Restoran SideChick, London
Menurut Anda, seperti apakah yang mendefinisikan identitas sebagai orang Indonesia saat ini?
Menurut gue sebagai orang Indonesia, penting banget that I keep reminding myself kalau gue tuh orang Indonesia dan what that means to me. Apa budaya yang gue bawa dengan identitas sebagai orang Indonesia tuh it carries a lot of weight. Kayak the culture dan food. Dan setiap hari orang nanya, “Oh lo dari mana?” Gue bilang, “Gue dari Indonesia,” tuh kayak ada pride-nya gitu. Tapi dengan pride itu juga, gue semakin kritis terhadap Indonesia sekarang bagaimana. Jadi biasanya kalau misalnya gue ngomong, “Indonesia tuh ada gini-gini,” gue bring up negatifnya juga. Bukan buat bring down Indonesia, tapi sebagai orang Indonesia penting untuk gak memuja-muja Indonesia, karena there’s a lot to work on.
Sudah 76 tahun Indonesia merdeka, bagaimana Anda melihat perkembangan negara kita sejauh ini?
Jujur agak susah karena pas gue tinggal di Indonesia, sekeliling gue orang-orang Indonesia. Dan isu-isu yang ada di deket gue itu juga isu Indonesia. Sementara kalau di Inggris, gue lebih ke expose isu lokal kayak di UK, dan juga isu sosial yang lebih relevan disini. Jadi it’s more hard work untuk gue keep up dengan perkembangan di Indonesia. Also internet jadi lebih gampang dan gue bisa tanya teman-teman gue tentang perkembanganya. Jadi, menurut gue perkembangannya akan slowly but surely. Karena generasi kita sekarang lebih punya suara. I think it’s going somewhere. Orang lebih bisa open minded, termasuk orang tua juga. Kayak contoh personal, gue ke orang tua gue if they say something atau kita lagi ngomongin sesuatu gue bilang, “Oh tapi sekarang gak gitu lagi. Kita harus melihatnya begini lho.” Jadi I think orang lebih accepting sekarang. Tapi di mana-mana banyak orang anti kemajuan, if that makes sense? Kayak sangat tertutup gitu.
Ini kali kedua kita merayakan hari kemerdekaan di tengah pandemi COVID-19, apakah hal ini akan menyurutkan semangat kesatuan dalam kondisi seperti ini?
Menurut gue surut gak sih, tapi lebih ke kangen. Apalagi sedang COVID dan gue gak di Indonesia. Gue pengen dateng ke upacara, terus pengen lomba-lomba 17 Agustusan. Tapi sekarang mungkin it’s more of a challenge to me untuk di 17an ini, kalau gue gak bisa merayakan seperti biasanya, what can I work on gitu. Apakah gue bisa lebih banyak mencari tau tentang indonesia sekarang kayak gimana, atau diskusi sama teman-teman gue. Kalau dari jauh kan bisa support lewat either donasi atau share page-page yang penting, Jadi lebih channeling what I can do now, rather than focusing what I can’t do. Juga lebih educate myself dan educate other people about Indonesia itu tuh sekarang kayak bagaimana dan what can we fix.
Dengan globalisasi yang kian meleburkan batas antar negara, apakah konsep nasionalisme masih tetap relevan di zaman modern saat ini?
Of course nasionalisme masih tetap relevan dan penting. Karena kalau gak jadi lupa identitas. Menurut gue, learning where you came from and what you carry like your culture, food, and stuff like that itu penting. Tapi juga there’s a fine line between nasionalisme dan… is it zionism? Seperti negara gue the best dan yang lain jelek, jadinya hate on other countries gak bisa begitu. Apalagi gue chef kan. Jadi penting form of nasionalisme gue itu ngenalin orang lain tentang makanan-makanan Indonesia. Banyak orang-orang misalnya pengen buat rendang, atau pakai kecap manis, tapi mereka gak tau where that came from. Sementara karena itu budaya gue, penting gitu kalau gue bangga dan kasih tau orang-orang ini kalau lo mau pakai resep ini atau lo pengen masak makanan ini, jangan dikurang-kurangin dan jangan di water down supaya sesuai dengan taste lo. Kalau lo pengen masak makanan Indonesia, buat yang benar. Karena resep itu tuh bawaan dari generasi-generasi, dengan spices yang kita pakai di masakan-masakannya itu bawa history juga. Menurut gue konsep nasionalisme sekarang, yang penting tuh knowing what came before you and how you can bring that for. Dan obviously tiap negara tuh history-nya gak perfect. Not just hold it up on a pedestal, gak memuja-muja, tapi kayak, “Gue bangga negara gue karena ini-ini, tapi gue tau these things to fix.” Jadi gak bisa cuman pakai kacamata kuda.
Menanggapi berbagai berita buruk yang bersebaran, apa yang tetap membuat Anda bangga menjadi orang Indonesia?
It comes up a lot. Karena orang-orang nanya ke gue, “Eh di Indonesia COVID bagaimana?” I have a privilege to say how bad it is without being in the actual country. Di UK sekarang keadaannya it’s not that bad. Cuman kalau misalnya gue bilang, “Lagi parah banget gini-gini,” I have to realize that I’m also very privilege to not risk my health pas bilang ini. Tapi there’s a lot of things to be proud of, like again I think it’s so cool that there’s so much culture. Even sebagai orang Jawa, within Jawa sendiri tuh culture-nya banyak banget. Tiap kali I grew up kind of, “I wish gue gak dari Indonesia. I wish dari Amerika,” atau apalah. Tapi makin kesini gue nyadar it’s so cool to be from Indonesia. To have these stories about folktales dan budaya apa saja. Sempat kemarin gue pakai kebaya, terus gue ceritain kain ini itu apa saja, kebaya dipakai buat apa saja yang bahkan bisa dipakai buat sehari-hari. Karena sekarang sebagai chef, I tell people about Indonesian food dan segala macam. There’s a lot of things to be proud of. Dan, I think what makes me proud is that going somewhere, like slowly. And I want to contribute to the progress of Indonesia. It’s such a rich country. I’m still proud of it. I’ve tried to strip so much of like culture identity. Pas gue dateng ke Inggris, gue pengen sebisa mungkin gak di identified sebagai orang Indonesia, kayak gue gak mau ngomong tentang Indonesia sebanyak itu. Tapi sekarang, gue pengen semua orang untuk tau kalau gue itu orang Indonesia dan what that means to me. I think it says much of a journey for me. Like telling other people about Indonesia itu tuh, ngebantu banget buat gue untuk, “Oke ini yang harus gue banggain tentang Indonesia.”
Kim E. Litelnoni
Guru Sejarah dan Editor-in-Chief Hipotesa
Apakah yang mendefinisikan identitas sebagai orang Indonesia saat ini?
Mendefinisikan identitas “orang Indonesia” itu sulit, karena keberagaman suku, dan agama. Bagi saya pribadi, hanya ada dua cara untuk mengatakan apabila identitas seseorang itu adalah Indonesia. Cara pertama dan yang paling gampang adalah secara hukum. Apakah memang betul dia adalah warga negara Indonesia atau belum?
Yang kedua adalah cara pandang mereka. Apakah mereka merasa bahwa mereka adalah orang Indonesia?
Tentunya, ada saat-saat dimana kedua syarat ini tidak bisa dipenuhi bersamaan. Ada banyak kasus dimana seseorang memiliki identitas dan secara hukum statusnya WNI, namun tidak merasakan hal demikian. Ada juga yang kebalikan, dimana mereka memiliki keinginan bahkan kebanggan menjadi bagian dari Indonesia namun kurang memiliki dokumentasi yang lengkap.
Sudah 76 tahun Indonesia merdeka, bagaimana Anda melihat perkembangan negara kita sejauh ini
Dari 76 tahun itu, saya baru hidup selama 22 tahun jadi penilaian saya masih sangat terbatas. Meski demikian, saya percaya Indonesia berkembang dengan sangat baik dibandingkan dulu. Tentunya, masih ada banyak masalah yang belum kunjung usai namun saya sangat optimis Indonesia bisa jadi lebih baik daripada sekarang.
Ini kali kedua kita merayakan hari kemerdekaan di tengah pandemic COVID-19, apakah hal ini akan menyurutkan semangat kesatuan dalam kondisi seperti ini?
Menurut saya, situasi ini justru sangat menaikan semangat kesatuan diantara orang Indonesia. Bila dulu kita mengekspresikan semangat kesatuan tersebut hanya dengan ikut upacara dan lomba2, kini kita melakukannya dengan perilaku nyata. Dengan kita mematuhi prokes dan menjaga Kesehatan dan kebersihan lingkungan, kita dengan tidak langsung sedang melindungi sesama warga negara dari bahaya COVID-19. Dari rumahpun kita masih bisa merayakan kemerdekaan
Dengan globalisasi yang kian meleburkan batas antar negara, apakah konsep nasionalisme masih tetap relevan di zaman modern saat ini?
Tergantung bagaimana kita memaknai nasionalisme itu sendiri. Apabila nasionalisme dimaknai dengan keinginan untuk meninggikan bangsa kita sendiri diatas bangsa lain, tentunya globalisasi akan dianggap sebagai ancaman. Bagi saya, globalisasi dan nasionalisme dapat berjalan Bersama-samaan. Mengutip dari Ir Soekarno nasionalisme Indonesia memiliki elemen internasionalisme, elemen solidaritas antar bangsa-bangsa.
Apabila nasionalisme dimaknai seperti itu, globalisasi justru membuat nasionalisme SEMAKIN relevan.
Apabila kita mencintai dunia, kita secara tidak langsung harus mencintai negara kita sendiri. Karena negara bisa menjadi instrumen untuk menyebarkan kebaikan di seluruh dunia. Disaat yang sama, apabila kita mencintai Indonesia, kita juga harus memastikan dunia menjadi tempat yang lebih baik. Karena mau tidak mau, Indonesia ada didalamnya.
Menanggapi berbagai berita buruk yang bersebaran, apa yang tetap membuat anda bangga menjadi orang Indonesia?
Makanan kita nggak ada yang lawan enaknya, budaya kita beragam, sejarah kita penuh dengan kisah menarik, dan masa depan kita masih panjang. Menurut saya, alasan itupun sudah cukup untuk membuat saya bangga menjadi orang Indonesia.
Firman Aldianto
Creative Director dan Co-Founder Suasana Kopi
Apakah yang mendefinisikan identitas sebagai orang Indonesia saat ini?
Hal yang paling mendefinisikan kita sebagai orang Indonesia adalah nilai perbedaan yang ada. Nilai pancasila mengajarkan kita bagaimana sebuah perbedaan dapat menjadi kekuatan untuk mencapai suatu tujuan yang sama.
Menurut saya, saling menghargai dan saling toleransi adalah karakter sejati orang Indonesia.
Sudah 76 tahun Indonesia merdeka, bagaimana Anda melihat perkembangan negara kita sejauh ini
Banyak sekali pencapaian yang diraih oleh Indonesia setelah 76 tahun berdiri, terutama dalam hal pembangunan infrastruktur dan sumber daya.
Namun, sangat disayangkan bahwa semangat kita untuk terus maju tidak diimbangi dengan pemimpin-pemimpin yang mampu menyatukan suaranya demi kepentingan rakyatnya. Hal tersebut gamblang terbukti dalam keadaan pandemi saat ini. Keadaan genting ini menjadi bukti akan kondisi Indonesia secara menyeluruh.
Ini kali kedua kita merayakan hari kemerdekaan di tengah pandemic COVID-19, apakah hal ini akan menyurutkan semangat kesatuan dalam kondisi seperti ini?
Pandemi adalah sebuah ujian. Bagaimana sih kita berusaha untuk terus maju dan bertahan hidup? Apakah kita sudah berempati terhadap keadaan negeri dan rakyatnya? Sudahkah kita berinovasi untuk memaksimalkan bantuan sesama warga? Disinilah kita diuji untuk membuktikan kualitas diri kita sebagai bagian dari bangsa Indonesia.
Dengan globalisasi yang kian meleburkan batas antar negara, apakah konsep nasionalisme masih tetap relevan di zaman modern saat ini?
Identitas dan karakter setiap bangsa berbeda-beda. Saya yakin, globalisasi tidak lantas melunturkan identitas kita sebagai bangsa Indonesia. Justru modernisasi dan globalisasi berperan besar dalam membuat kita menjadi bangsa yang tetap relevan terhadap perkembangan zaman. Mengapa hal tersebut penting? Karena kita harus terus bisa bersaing dengan bangsa-bangsa lain.
Menanggapi berbagai berita buruk yang bersebaran, apa yang tetap membuat anda bangga menjadi orang Indonesia?
Saya bangga karena Indonesia mempunyai kekayaan dan keberagaman yang tak terhingga. Sayangnya, kedua hal tersebut banyak belum terekspos baik dari tingkat nasional maupun internasional. Saya bertekad untuk terus menjadi bagian dari penyebarluasan keberagaman Indonesia.