Lebaran di Normal Yang Baru: Cerita Hari Raya Dari Berbagai Negara
Mengumpulkan beberapa cerita dari teman-teman dari berbagai negara tentang pengalaman Lebaran dalam kenormalan yang baru.
Words by Emma Primastiwi
Ilustrasi: Max Suriaganda
Desain: Mardhi Lu
Lebaran tahun ini terbukti cukup menantang dari tahun-tahun sebelumnya. Ritual-ritual yang biasa kita lakukan, menghabiskan waktu bersama keluarga dan silaturahmi harus kita tunda untuk kebaikan bersama. Beberapa teman dan sanak saudara pun harus menghabiskan hari raya sendirian karena tidak bisa pulang untuk berkumpul bersama keluarga. Dalam normal yang baru ini, merayakan hari-hari spesial sendirian merupakan situasi yang harus kita terima. Dari situ pun, terkadang muncul tradisi-tradisi baru untuk mengobati rasa rindu atau kehilangan yang kita rasakan. Dengan itu, kami berbincang dengan beberapa teman kami dari berbagai negara untuk berbagi cerita tentang pengalaman Lebaran mereka di normal yang baru ini.
Avezine Aldila
Brasilia, Brazil
Boleh ceritakan situasi Ramadan di lokasi Anda? Apakah cukup berbeda dari situasi Ramadan di rumah?
Karena tinggal di negara dengan mayoritas masyarakatnya non Muslim, situasi Ramadhan disini sangat berbeda. Tidak terlalu berasa kecuali bertemu dan melaksanakan kebiasaan Ramadhan (buka puasa dan sholat taraweh) bersama rekan rekan di kantor. Hal lainnya seperti adzan, pengajian maupun ceramah di masjid tidak terlalu terasa karena letak masjid cukup jauh dari tempat tinggal kami
Selama pandemi ini, bagaimana masa karantina telah berdampak pada kegiatan yang biasa Anda lakukan selama bulan Ramadan?
Masa karantina tentu berdampak, karena kami tidak diizinkan keluar rumah kecuali untuk hal yang penting. Pun seluruh rumah ibadah dilarang untuk menyelenggarakan segala aktivitas. Sehingga selama Ramadhan tahun ini tidak ada kegiatan buka puasa dan sholat taraweh berjamaah seperti biasanya
Apakah Anda memiliki tradisi-tradisi baru untuk menyimpan rasa kebersamaan di hari Lebaran walau jauh dari rumah?
Tradisinya kami melakukan silaturahim dan sungkeman secara virtual/online dengan keluarga di tanah air
Aktivitas apa yang paling Anda sukai saat merayakan hari Lebaran?
Berkumpul dengan keluarga besar yang jarang sekali bertemu, makan makanan khas lebaran
Bagaimana Anda memaknai bulan Ramadan dan Lebaran tahun ini dengan segala yang sedang terjadi?
Kondisi geografis kami yg jauh dari tanah air memaksa kami tidak dapat mudik setiap tahun ditambah lagi pandemi yg semakin mempersulit keadaan. Silaturahmi dan sungkeman dgn keluarga secara virtual/video call sudah bukan menjadi hal baru, terlebih semua keluarga besar jg tidak mudik tahun ini, adanya teknologi tetap menjaga kedekatan kami. Tetap bersyukur karena masih diberi kesehatan dan kesempatan untuk menikmati Ramadhan di tahun ini. Bagi kami, sungkeman virtual tahun ini tidak mengurangi makna Idul Fitri yg esensial.
Raihan Adzkia
London, UK
Boleh ceritakan situasi Ramadan di lokasi Anda? Apakah cukup berbeda dari situasi Ramadan di rumah?
Kondisi Ramadan di London pasti berbeda, selain tidak ada gorengan, cendol, kolek, dan jauh dari rumah, kita di sini puasa cukup lama sekitar 18-19 jam ditambah dengan keadaan di pandemi ini. The majority here in London are not muslims, jadi kondisi disekitar ya bener-bener normal aja. Nggak ada yang jualan makanan khas puasa, nggak ada adzan, dan teraweh-terawehan… Tapi alhamdullilah masih bisa menikmati apa adanya dan kesederhanaan yang ada.
Selama pandemi ini, bagaimana masa karantina telah berdampak pada kegiatan yang biasa Anda lakukan selama bulan Ramadan?
Biasanya gw setiap buka ya rame-rame sama keluarga dengan makanan-makanan khas Ramadan, tahun ini karena gw tinggal sendiri, ya lumayan sepi sih tapi alhamdullilah bisa menikmati makanan yang seadanya.
Apakah Anda memiliki tradisi-tradisi baru untuk menyimpan rasa kebersamaan di hari Lebaran walau jauh dari rumah?
Gak ada tradisi apa-apa sih, karena time differences yang berbeda jujur susah untuk contact keluarga di rumah, sesekali doang. Paling gw facetime/zoom sama temen gw di London juga… Saling menemani buka/sahur karena ya kebanyakkan dari kita juga sendiri disini, jadi saling menemani aja.
Aktivitas apa yang paling Anda sukai saat merayakan hari Lebaran?
Sungkeman terus nangis haha, plus ngumpul-ngumpul keluarga dan makan makanan-makanan khas Lebaran. Ya menurut gw lebaran, setahun sekali lo kumpul-kumpul dan sungkeman sama keluarga besar juga. Dengan kesibukkan masing-masing dalam satu tahun Lebaran is the only way to for us to pause and ngumpul sama keluarga, dan saling memaafkan jadi paling itu sih… Apalagi gw setahun sekali pulang, jadi seru aja ngumpul-ngumpul.
Bagaimana Anda memaknai bulan Ramadan / Lebaran tahun ini dengan segala yang sedang terjadi?
It’s hard to spend eid without your loved ones. Apalagi gw anaknya deket banget sama keluarga. Ini perdana seumur hidup gw lebaran jauh dari rumah, sholat ied sendiri dan gak sama keluarga, cuma satu yang gw belajar ya lo harus nikmatin aja sih apapun yang ada didepan mata (pait-manisnya), insya Allah ini gak berakhir lama. Menurut gw kita lagi diuji juga.
Gw juga belajar untuk juga menghargai waktu apalagi waktu bersama orang-orang yang kita sayang. Mana tau kan Lebaran tahun ini bakal kayak gini. Jadi ketika ini semua udah selesai, kita semua bisa menghargai waktu sama keluarga kita. Walaupun jauh dari keluarga, gw bersyukur alhamdullilah masih dikasih kesehatan dan alhamdullilah keluarga masih lengkap dan sehat semuanya walaupun jauh disana. Jauh dimata tapi selalu dekat di hati.
Alhamdullilah gw tetap bisa menikmatin lebaran dengan keluarga kedua gw di London.
Teuku Reza Fadeli
York, UK
Boleh ceritakan situasi Ramadan di lokasi Anda? Apakah cukup berbeda dari situasi Ramadan di rumah?
Sunyi dan sederhana, mungkin itu gambaran situasi Ramadan di sini. Barangkali ada banyak perbedaan dengan di rumah, entah karena jumlah umat Islam atau tradisi perayaan yang sudah mapan di sana. Satu hal yang dialami bersama-sama banyak aktivitas yang beralih ke virtual, mulai dari dengar ceramah sampai silaturahmi keluarga.
Selama pandemi ini, bagaimana masa karantina telah berdampak pada kegiatan yang biasa Anda lakukan selama bulan Ramadan?
Karantina di bulan Ramadan kali ini membantu fokus dan disiplin dalam melakukan banyak hal: belajar, mencoba resep masakan baru, olahraga rutin.
Apakah Anda memiliki tradisi-tradisi baru untuk menyimpan rasa kebersamaan di hari Lebaran walau jauh dari rumah?
Kebersamaan di hari Lebaran ini terjadi lewat komunikasi, dan hanya teknologi yang dapat mewujudkannya.
Aktivitas apa yang paling Anda sukai saat merayakan hari Lebaran?
Bertemu keluarga, berbagi cerita.
Bagaimana Anda memaknai bulan Ramadan / Lebaran tahun ini dengan segala yang sedang terjadi?
Ramadan mengajarkan empati dan kesederhanaan, sebagian dari hal-hal yang ditawarkan Islam. Keduanya masih dan akan terus relevan dalam menghadapi banyak tantangan di masa depan.
Wiko Williams
Tokyo, Japan
Boleh ceritakan situasi Ramadan di lokasi Anda? Apakah cukup berbeda dari situasi Ramadan di rumah?
Ramadhan tahun ini, terasa sekali perbedaannya. Dibanding tahun lalu yang masih bisa merasakan iftar dan tarawih bersama komunitas muslim di Tokyo. Tahun ini, semua kegiatan hanya dirumah.
Selama pandemi ini, bagaimana masa karantina telah berdampak pada kegiatan yang biasa Anda lakukan selama bulan Ramadan?
Dampak pandemi pada tahun ini membuat Ramadan terasa sepi. Biasanya, di Ramadan sebelumnya walaupun komunitas muslim minoritas di sini, tapi kita bisa berkumpul dengan serangkain kegiatan menjelang berbuka maupun setelah sahur.
Apakah Anda memiliki tradisi-tradisi baru untuk menyimpan rasa kebersamaan di hari Lebaran walau jauh dari rumah?
Biasanya saya mendatangi Masjid Tokyo Camii, bertegur sapa dengan muslim dari berbagai negara, saling bercerita tentang tradisi-tradisi di negara masing-masing. Dilanjutkan ke Masjid Indonesia-Tokyo, mengobati rasa rindu tanah air dengan berbagai makanan khas dan guyonan khas Indonesia.
Aktivitas apa yang paling Anda sukai saat merayakan hari Lebaran?
Yang paling saya suka adalah momen setelah solat Eid selesai, bersalam-salaman dengan orang-orang yang kita kenal maupun dengan orang yang belum kenal untuk menyambung silaturahmi.
Bagaimana Anda memaknai bulan Ramadan / Lebaran tahun ini dengan segala yang sedang terjadi?
Ramadhan tahun ini ditambah situasi yang sedang terjadi, setidaknya membuat saya berpikir, sehebat dan secanggih apapun manusia, ketika diuji dengan pandemi seperti saat ini, tetaplah makhluk yang lemah. Sehingga tidak ada alasan lagi bagi saya untuk tidak bersyukur atas apa yang telah saya miliki saat ini.