Wa’anak Witu Watu, Film Pendek Natasha Tontey, Berkompetisi di Singapore International Film Festival 2021
“Dalam karya ini, saya mengeksplorasi dan menyelidiki hubungan antara manusia dan salah satu bahan anorganik terpenting dalam mengembangkan budaya.”
Teks: Deandra Aurellia
Foto: tontey.org
Film pendek karya Natasha Tontey, seniman visual, desainer grafis, dan peneliti asal Jakarta, dikabarkan lolos untuk berkompetisi di Singapore International Film Festival (SGIFF) 2021.
Kabar ini disebarkan oleh sutradara Anggi Noen lewat Tweet-nya yang berbunyi: “Film pendeknya Natasha Tontey berkompetisi di Singapore IFF, trailernya menjanjikan. Kita butuh nih film-film pendek yg menerobos semacam ini.”
Film pendeknya Natasha Tontey berkompetisi di Singapore IFF, trailernya menjanjikan. Kita butuh nih film-film pendek yg menerobos semacam ini.https://t.co/5BzayN6yU8
— yosep anggi noen (@angginoen) October 26, 2021
Film pendek bertajuk Wa’anak Witu Watu ini diteliti dan dispekulasikan di Sulawesi Utara, di mana pernah diyakini bahwa orang pertama adalah seorang wanita dan melahirkan melalui batu. Wa’anak Witu Watu menyelidiki fiksi, mitos, dan kosmologi Minahasa dan hubungannya dengan batu entitas geo. Praktik adat suku Minahasa—di mana manusia merayakan bentuk komunikasinya dengan batu—dipahami hanya sebagai praktik agama pra-lembaga dan dikategorikan sebagai kepercayaan animisme. Namun, bagi orang-orang yang tinggal di sana, mereka melihat diri mereka mempraktikkan monotheism.
Dikutip dari situs resminya, “Dalam karya ini, saya mengeksplorasi dan menyelidiki hubungan antara manusia dan salah satu bahan anorganik terpenting dalam mengembangkan budaya. Saya melihat potensi sedimen yang menutupi 75% lapisan bumi sebagai objek aktif dalam kehidupan entitas organik, anorganik, dan non-organik. Dalam karya ini, saya menekankan gagasan untuk melihat peran batu tidak hanya sebagai instrumen atau alat dalam kehidupan manusia tetapi juga sebagai makhluk dengan interioritas yang sama dengan makhluk lain,” ujar Natasha.
Sebelumnya, karya-karya Natasha telah dipresentasikan di transmediale for refusal Berlin, Asian Film Archive, Kyoto Experiment, Polyphonic Social di Melbourne, dan masih banyak lagi.
Tonton trailer Wa’anak Witu Watu di bawah ini.