“Single All the Way”: Kisah Pencarian Cinta dan Kasih Keluarga dalam Balutan Identitas Queer
Netflix baru saja merilis Single All the Way untuk menyambut libur Natal. Film ini menyajikan sesuatu yang berbeda dari film romcom dan/atau film LGBTQ lainnya.
Teks: Hafiza Dina
Foto: The Guardian
Netflix kembali menyuguhkan tayangan baru sebagai kudapan untuk menyambut Natal. Ada yang unik dari film bertajuk “Single All the Way” ini: film ini tampil berbeda dari kebanyakan romcom berlatar Natal karena diambil dari sudut pandang tokoh gay, tapi pada saat yang sama ia juga bukan tipikal film LGBTQ pada umumnya yang kerap menyoroti homophobia dan kenangan traumatis sang tokoh.
Michael Mayer, sang sutradara, sengaja mengemas film yang dirilis pada 2 Desember ini dengan keunikan tersebut guna memberikan atmosfer yang sangat queer dan penuh suka cita Natal. Pilihan Mayer tersebut, yang juga disetujui oleh Michael Urie━aktor di balik pemeran utama “Peter”━membuat film ini cocok untuk dinikmati oleh siapa pun yang melewati liburan sendiri, bahkan oleh kelompok non-queer.
Melalui kisah Peter yang lelah tinggal di Los Angeles, kota tempat kisah cintanya selalu gagal untuk bersemi, Mayer berusaha menyampaikan betapa stresnya untuk mencari cinta di tempat yang tidak tepat. Rasa cinta kasih keluarga pun tidak luput dari sorotan Mayer: cerita digiring pada keinginan besar keluarga Peter untuk melihatnya tidak menjomblo lagi, hingga Peter terpaksa meminta sahabatnya untuk berpura-pura menjadi kekasihnya saat mereka berkunjung ke kampung halaman Peter saat Natal.
Melalui film garapannya ini, Mayer berusaha memberikan kesan optimis untuk kelompok LGBTQ. Ada kebanggaan, rasa percaya diri, hingga penerimaan keluarga yang selapang-lapangnya dalam tiap scene yang Mayer rajut.