SAG-AFTRA Memilih Tetap Melanjutkan Demo daripada Terjebak pada Kesepakatan yang Merugikan
Tirani dan hegemoni industri mendorong SAG-AFTRA untuk tegas memperjuangkan hak para pekerja industri film.
Teks: Agnina Rahmadinia
Foto: SAG-AFTRA
SAG-AFTRA melalui laman Instagram-nya membagikan informasi terkait perundingan yang dilakukan secara mandiri masih terus berlanjut hingga Selasa (31/10). Meski perundingan berjalan produktif, namun diketahui bahwa pihak SAG-AFTRA dan Alliance of Motion Picture and Television (AMPTP) masih jauh dari kata mufakat. Serikat pekerja dan studio-studio besar telah melakukan negosiasi selama seminggu dengan fokus pada isu-isu terkait kenaikan upah minimum, model baru untuk pendapatan dari layanan streaming, hingga isu terkait artificial intelligence (AI). SAG-AFTRA menghimbau para anggotanya untuk terus bersikap tegas dan memberi tekanan pada studio dengan memposting di media sosial.
Hingga saat ini, sudah lebih dari 100 hari SAG-AFTRA melakukan mogok kerja. Jika tidak mencapai kesepakatan hingga minggu ini, aksi yang berlangsung sejak 14 Juli 2023 ini setidaknya akan memotong setengah musim dari tayangan scripted television. Selain itu, film-film yang diperuntukkan tayang pada musim panas 2024 semakin terancam karena tak sedikit film yang ditunda hingga tahun 2025, mengingat lebih dari 3600 anggota SAG-AFTRA memilih menandatangani surat terbuka untuk tetap bergeming dari tirani kesepakatan tidak adil yang dibuat oleh industri.
Namun, SAG-AFTRA juga sepakat pada program perjanjian sementara yang memungkinkan produksi independen yang tidak memiliki hubungan langsung dengan anggota AMPTP untuk melanjutkan proses produksi film. SAG-AFTRA juga mengubah kebijakan perjanjian dan memberi pengecualian pada proyek-proyek yang tercakup dalam Writers Guild of America (WGA). Sementara itu, WGA yang termasuk dalam gerakan ini telah mengakhiri aksinya dengan studio pada 27 September lalu.