Rayakan Hari Film Nasional bersama Netflix di Rumah
Dengan sepuluh film pilihan dari Netflix ini, physical distancing bukanlah halangan untuk mengapresiasi dan merayakan film-film Indonesia.
Teks: Annisa Nadia Harsa
Foto: Netflix
Situasi physical distancing membuat banyak orang merasa kesulitan untuk berpartisipasi dalam suatu bentuk perayaan. Terlebih lagi, pada musim Hari Film Nasional yang biasanya diiringi oleh deretan festival screening dan diskusi film. Sebagai upaya untuk menawarkan saluran perayaan di masa-masa ini, layanan streaming Netflix menyediakan sepuluh judul-judul pilihan yang telah mendapatkan penghargaan untuk dinikmati dan dirayakan dalam Hari Film Nasional ini.
Pintu Terlarang
Film horror/thriller yang dibintangi oleh Fachri Albar dan Marsha Timothy ini menceritakan kisah tentang sosok pemahat yang hidupnya telah berubah 180 derajat semenjak ia mendapatkan pesan-pesan misterius. Disutradarai oleh Joko Anwar, film ini telah meraih penghargaan berupa kategori Sinematografi Terbaik dan Penyunting Gambar Terbaik dari Festival Film Indonesia 2009 dan kategori Film Terbaik dalam Puchon International Fantastic Film Festival 2009.
Modus Anomali
Dibintangi oleh Hannah Al Rashid dan Rio Dewanto, film thriller ini bercerita tentang trip sebuah keluarga di suatu pegunungan yang diikuti oleh peristiwa aneh dan mengancam. Film karya Joko Anwar ini meraih penghargaan Bucheon Award di Network of Asian Fantastic Films 2011 .
Sang Penari
Dengan tahun 1960-an sebagai latar, film ini menceritakan kisah tentang dua remaja yang hidup di dalam kemiskinan. Srintil, yang diperankan oleh Prisia Nasution adalah seorang penari, sedangkan Rasus (Oka Antara) adalah seorang tentara muda yang harus meninggalkan kampungnya untuk bergabung dengan pasukan lainnya. Disutradarai oleh Ifa Irfansyah, film ini telah meraih Pemenang Festival Film Indonesia 2011 untuk kategori Film Terbaik, Sutradara Terbaik, Pemeran Utama Wanita Terbaik, dan Pemeran Pendukung Wanita Terbaik.
5 cm
Sebuah film adaptasi dari novel karya Donny Dhirgantoro yang bernama sama, film ini bercerita tentang perjalanan lima sahabat yang menemukan makna dari hubungan persahabatan mereka ketika melalui perjalanan untuk mendaki Gunung Semeru. Film ini telah meraih Pemenang Festival Film Indonesia 2013 untuk kategori Sinematografi Terbaik.
Cahaya dari Timur: Beta Maluku
Sebuah karya dari Angga Dwimas Sasongko, film ini merupakan kisah tentang karakter Sani Tawainella yang merupakan sosok pelatih sepak bola yang berada dalam konflik Islam dan Kristen di Maluku. Dengan Chico Jericho sebagai bintang utama tersebut, film ini telah meraih Pemenang Festival Film Indonesia 2014 untuk kategori Film Terbaik dan Pemeran Utama Pria Terbaik.
Tabula Rasa
Film karya Adriyanto Dewo ini mengisahkan tentang Hans, seorang pemuda berasal dari Serui, Papua, yang memiliki impian untuk menjadi atlet sepak bola profesional. Namun, ketika berada di ambang keputusasaan, Hans mengalami peristiwa yang mengubah kehidupan ketika ia bertemu dengan Mak, seorang pemilik restoran. Dibintangi oleh Jimmy Kobogau dan Dewi Irawan, film ini meraih penghargaan Pemenang Festival Film Indonesia 2014 untuk kategori Pemeran Pendukung Pria Terbaik, Skenario Asli Terbaik, Sutradara Terbaik, dan Pemeran Utama Wanita Terbaik.
Athirah (Emma’)
Dengan latar Makassar pada tahun 1950-an, Athirah, seorang ibu muda berjuang untuk mengatasi perubahan yang datang ketika suaminya memilih untuk menikahi wanita lain. Film karya dari duo Riri Riza dan Mira Lesmana ini tak hanya mendapat penghargaan dari Festival Film Indonesia 2016, tapi juga telah mendapat pengakuan di kancah global dan ditayangkan di berbagai festival berskala internasional, seperti Busan International Film Festival 2016, Tokyo International Film Festival, dan Vancouver International Film Festival 2016.
Cek Toko Sebelah
Disutradarai dan dibintangi oleh Ernest Prakasa, film drama/comedy ini menceritakan Erwin, sosok pemuda ambisius yang harus mengesampingkan karir demi membantu ayahnya mengelola toko keluarga ketika ia jatuh sakit. Merasa adanya pilih kasih, kakaknya yang bernama Yohan pun membuat rencana untuk mengambil alih toko tersebut. Film ini telah berhasil meraih penghargaan Pemenang Festival Film Indonesia 2017 untuk kategori Skenario Asli Terbaik.
Pengabdi Setan
Film horor karya Joko Anwar ini berpusat pada sebuah keluarga yang mengalami sederet peristiwa menyeramkan dan misterius setelah kematian ibu mereka. Dalam upaya mereka untuk menjaga satu sama lain, keluarga ini menyadari bahwa ada rahasia yang gelap di antara mereka. Karya ini telah meraih berbagai penghargaan berskala lokal maupun internasional, yaitu Pemenang Festival Film Indonesia 2017 untuk kategori Sinematografi Terbaik, Pengarah Artistik Terbaik, Penata Efek Visual Terbaik, Penata Suara Terbaik, Penata Musik Terbaik, dan Pemeran Anak Terbaik. Adapun penghargaan internasional, film ini juga meraih penghargaan Pemenang Toronto After Dark Film Festival 2018 untuk kategori Film Horor Terbaik.
Posesif
Film yang dibintangi Putri Marino dan Adipati Dolken ini menceritakan tentang pasangan anak SMA yang sedang menjalankan tahun terakhir mereka. Diawali dengan momen-momen yang penuh romansa, hubungan mereka pun diuji ketika sisi gelap dari Yudhis mulai bermunculan. Disutradarai oleh Edwin dan ditulis oleh Ginatri S. Noer, film ini meraih penghargaan Pemenang Festival Film Indonesia 2017 untuk kategori Pemeran Utama Wanita Terbaik, Sutradara Terbaik, dan Pemeran Pendukung Pria Terbaik.