Teks: Reiko Iesha
Foto: CNBC

Foot Locker, suatu brand sepatu yang didirikan pada tahun 1974 di California, akan menutup 420 toko yang terletak di dalam mal dan kurang berkinerja. Sebagai bagian dari rencana bisnis “Lace Up” mereka, Foot Locker akan membangun 300 toko dengan berbagai konsep-konsep baru di sekeliling Amerika. Toko-toko ini terbagi menjadi tiga kategori, yaitu toko “community”, toko “power”, dan toko “house of play”, dan diharapkan mampu memberikan pengalaman yang menyegarkan dan bervariasi bagi pengunjung-pengunjung Foot Locker. 

Toko dengan konsep “community” adalah toko-toko terbesar dari ketiga kategori ini dan akan ditempatkan pada lokasi-lokasi dengan penggemar-penggemar sneakers yang terbanyak dan terkuat, seperti New York City, Chicago, dan Los Angeles. Toko berkonsep “power” diharapkan oleh Foot Locker untuk memberi suatu pengalaman baru yang megah bagi pengunjung yang bervariasi. Salah satu toko “power” sudah dibuka di Dallas, Texas, dan dikatakan sebagai konsep toko yang cocok bagi konsumen yang lebih berusia dan memiliki penghasilan tinggi. 

Konsep yang terakhir adalah toko “house of play”, toko-toko yang terkecil dari ketiga kategori ini. Konsep “house of play” akan berisi sepatu dan produk Foot Locker lainnya khusus untuk anak-anak, seakan menjadi bentuk evolusi dari toko Kids Foot Locker yang saat ini ada 397, 30% dari 1,300 toko Foot Locker di sekitar Amerika Serikat. 

Selain toko konsep, CEO Foot Inc. Mary Dillon juga mengumumkan pada tanggal 17 Maret kemarin bahwa Foot Locker akan lanjut bekerja sama dengan Nike. Setelah lebih sering bekerja sama dengan Reebok dan Adidas, Foot Locker tampaknya akan fokus pada kolaborasi mereka bersama Nike. 

Detil mengenai bentuk kerja sama antara Nike dan Foot Locker belum diumumkan, namun akan mulai terlihat pada masa liburan tahun ini. Dengan kerja sama ini, Foot Locker berharap untuk bisa mengembangkan produk untuk anak-anak, untuk bermain basket, dan tentunya kultur sepatu olahraga pada umumnya.