A Whiteboard Journal’s Guide to Oscar 2018
Beberapa Hal yang Membuat Anugerah Tahun Ini Menarik
NOMINASI YANG BERAGAM
Ini bukan hal baru, karena setidaknya, dimulai dari tahun lalu Oscar bisa dibilang sedikit lebih berani dalam menampilkan nominasi film dengan format yang relatif lebih beragam dari sebelumnya. Tapi tetap saja, Oscar identik dengan film-film “berbobot” yang cenderung berat dan membuatnya berjarak dari selera publik awam. Tahun ini, sepertinya kesan tersebut semakin terkikis dengan bagaimana ragam genre melengkapi nominasi. Film-film dengan genre yang biasanya ditinggalkan masuk beberapa kategori bergengsi.
Horror yang biasanya cuma masuk di kategori yang bersifat teknis, tahun ini masuk beberapa kategori penting berkat ketajaman Jordan Peele di “Get Out”. Film comic book superhero pun tahun ini masuk melalui nominasi “Logan” di kategori Best Adapted Screenplay, ini kemajuan yang berarti mengingat bagaimana dulu Oscar dengan sekena hati mengabaikan Batman: The Dark Knight, salah satu modern classic di ranah ini dari kategori-kategori penting.
Tapi kemajuan ini pun sebenarnya juga masih menjadi dilema tersendiri di internal Academy mereka, karena banyak dari tim juri Oscar yang menolak untuk menontonnya. Mungkin para tetua konservatif inilah yang kemudian memungkinkan “Boss Baby” terselip di antara kualitas yang ada di sana.
SEJARAH BARU MENUNGGU
Ada cukup banyak milestone penting yang tercipta di Oscar tahun ini. Dari sisi penyutradaraan terbaik, meski ada banyak nama populer di sana, sebenarnya ini adalah nominasi pertama bagi beberapa di antaranya, termasuk untuk salah satu powerhouse Christopher Nolan. Masih di area sutradara, Greta Gerwig adalah sosok perempuan kelima yang bisa menembus nominasi. Tapi jelas poin lebih ada untuk Jordan Peele yang menjadi sosok kulit hitam pertama di sejarah Oscar yang masuk nominasi untuk tiga kategori berbeda: penyutradaraan, penulisan dan sekaligus sebagai produser di saat yang sama.
Oscar 2018 juga telah menuliskan sejarah dengan menominasikan Rachel Morrison sebagai sinematografer terbaik, membuatnya menjadi perempuan pertama yang berhasil masuk di kategori ini. Selain itu sejarah baik juga tercipta pada bagaimana Yance Ford, seorang transgender diapresiasi melalui karyanya di “Strong Island” sebagai Best Documentary.
KONTEKS SOSIAL YANG MENGHANTUI
Yang menarik dari anugerah terbaik tahunan adalah bagaimana kita bisa melihat apa saja yang terjadi pada kehidupan sosial di tahun itu pada apa saja yang masuk nominasi. Tahun ini pun demikian adanya. Isu LGBT di “Call Me By Your Name” yang meneruskan sejarah dari kemenangan “Moonlight”. Dan juga isu sosial paling penting di sekarang ini, kekebasan berpendapat yang diulas di “The Post” serta rasisme yang menyeruak kuat di “Get Out”. Ini jelas kemajuan yang positif dari bagaimana dua tahun lalu Oscar masih menghadapi masalah #OscarsSoWhite. Di sisi lain, akan menarik bagaimana tahun ini penganugerahan akan berjalan di balik bagaimana Hollywood sedang terguncang dengan isu seksisme #MeToo. Masih terekam jelas bagaimana di Golden Globe beberapa waktu lalu isu ini dinyatakan di panggung dan di bawah panggungnya, dan untuk itu, Oscar tahun ini sebenarnya memiliki kesempatan besar untuk menetapkan posisinya.
PREDIKSI KAMI
Untuk merayakan hal-hal yang ada di atas, kami tim Whiteboard Journal memilih apa saja film yang kami prediksi akan memenangi Best Picture kategori tertinggi di ajang ini.
Ken Jenie
Ini mungkin bukan prediksi, tapi sepertinya yang akan menang adalah “Dunkirk” karena karena meskipun film ini terasa berjarak dengan karakter-karakternya – sedikit berbeda dengan film bertema perang pada umumnya, absurditas situasi perang dan putus asa yang ada di dalamnya diceritakan dengan puitis. Ditambah dengan timeline acak ala Nolan dan scoringnya si Hans Zimmer. Kalau bukan itu mungkin “Get Out”. Karena layer cerita serta detailnya dieksekusi dengan sangat baik. Dan sepertinya akan seru kalau ada film horror menang di kategori ini.
M. Hilmi
Akan menarik bila Greta Gerwig bisa pulang dengan piala di kategori ini nantinya. Sudah terlalu lama film dengan pendekatan seperti ini (cerita sederhana, dituturkan pula dengan sederhana, namun terasa dibuat dengan sepenuh hati) terabaikan di level Academy. Tapi sejujurnya agak pesimistis dengan peluang “Lady Bird” menang di hari senin nanti. Sepertinya senyum justru akan tercetak lebar di muka Nolan tahun ini.
Amelia Vindy
Mungkin bisa jadi tahun ini nominasi best picture dapat dimenangkan oleh film seringan “Lady Bird”. Karena film ini terasa sangat komplit, alurnya tak tertebak, sinematografinya bagus, begitupun script-nya, isunya sangat relevan dan menyampaikan alur cerita dengan sebab akibatnya jelas. Dengan masuknya film coming-of-age yang ringan ini kedalam nominasi, akan menjadi sebuah kejutan yang menarik apabila film ini jadi pemenangnya. Siapa tahu justru dapat membuka kesempatan bagi film-film sejenis ke depannya untuk bisa menempati posisi seperti “Lady Bird” hari ini.
Febrina Anindita
Awalnya kurang paham dengan jalan cerita “Get Out”. Tapi setelah tuntas menontonnya, film ini sukses memberi bekas ngeri selama beberapa hari. Walau sepertinya tidak mungkin terjadi di kenyataan, tapi melihat keadaan yang terjadi di ujung dunia sana, sepertinya film ini bisa menginspirasi orang untuk melakukannya. Sebuah film dengan cerita yang sangat berani!
Adythia Utama
Sepertinya film Guillermo del Torro yang akan jadi juaranya. Atau bisa juga “Dunkirk”, tapi menurut saya agak kentang filmnya.
Mariati Galatio
“Dunkirk” memberikan nuansa baru dalam scoring film colossal. Aerial shots dan adegan pertempuran di udara tanpa special effects juga sangat mengagumkan. Tapi secara originalitas cerita sebenarnya saya lebih suka “Get Out”.
Januar Kristianto
Gary Oldman seakan ditakdirkan untuk memerankan salah satu tokoh paling karismatik di era Perang Dunia 2. Selain pembawaan, akting dan dialog yang intens, “Darkest Hour” juga punya amunisi sinematografi yang ciamik dan sangat elevate the whole storyline. Walaupun sebenernya di beberapa minor part bisa ditingkatkan, but overall layak jadi juara di Best Picture karena konsistensinya.