Teks: Muhammad Faisal
Foto: YouTube
Jika ada yang mampu menggabungkan pesona Interpol, The Fleetwood Mac, sampai Wilco dalam satu waktu, maka kuartet indie-rock asal Brooklyn bernama Big Thief adalah jawabannya. Berlebihan? Mungkin saja. Akan tetapi tahan segala keraguan dan segera dengarkan saja keseluruhan lagu mereka. Terlebih pada Masterpiece (rilis di tahun 2016) yang menunjukan bahwa kualitas mereka memang berbahaya.
Kali ini, di album terbarunya bertajuk Capacity, Big Thief menampilkan kesan berbeda. Apabila di Masterpiece mereka menumpahkan keresahannya secara kolektif, di Capacity porsi sang vokalis Adrianne Lenker lebih mencolok. Hampir semua lagu mengisahkan guratan kegundahannya; depresi, ingatan masa kecil, hingga relasi dua kutub yang membingungkan. Dibalut begitu personal ditambah capaian vokalnya yang getir sekaligus lantang membuat kita berasa mendengarkan jalinan cerita satir.
Lagu-lagu terbaik Capacity dapat disimak lewat “Great White Shark” yang penuh kontemplasi, “Mythological Beauty” yang membaurkan distorsi kasar bersama lirik sensitif, atau “Black Diamonds” yang sarat penyesalan di samping menyimpan harapan layaknya nostalgia. Baik Buck Meek, Max Oleartchik, maupun James Krivchenia kiranya sepakat membuat komposisi yang proporsional guna menemani letupan emosional Lenker merupakan prioritas. Dan hal tersebut berhasil dituntaskan.
Capacity adalah langkah terbaik yang bisa dilakukan Big Thief pasca melepas Masterpiece. Mereka tak terjebak melankolia ketika meramu hal-hal bersifat pribadi dalam naungan mesin efek, melodi minimalis, hingga gebukan drum yang teratur. Rasanya tak terlampau terkejut tatkala di masa depan mereka meraih nama besar karena dua hal utama sudah dilakukan; album berbobot serta konsistensi tiada bertepi.