Teks oleh Muhammad Faisal
Foto dari ECAS Documentation
Setiap musisi memerlukan wadah untuk menyalurkan hasrat kreatifnya di luar proyek utama yang sedang dijalani. Selain untuk mencegah kebosanan akut karena bertemu dengan pola itu-itu saja, juga untuk memacu daya inovasi bersangkutan ke titik yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya. Alhasil, banyak musisi yang membentuk proyek sampingan untuk sebatas bersenang-senang, mencari sisi lain, atau mungkin meneruskan keseriusan.
Hal tersebut rupanya dipahami betul oleh Francois J. Bonnet; musisi multitalenta asal Prancis yang dikenal sebagai pemegang kendali artistik Groupe De Recherches Musicales. Memanfaatkan momentum dan waktunya di luar proyek utama, ia merilis tiga buah komposisi (“Edelweiss”, “Glass Flowers”, serta “Oread”) yang menandai kemunculan album berikutnya.
Dalam proses kreatifnya, Bonnet menggunakan identitas pseudonym Kassel Jaeger. Sebelumnya ia tercatat sudah menelurkan seri album berjudul Fragments yang terdiri atas Fragments – Collected Sounds from Deserted Places, Fragments II – Collected Refrains from Lost Thought, dan satu lagi bakal dilepas di tahun 2018. Ketiga rilisan tersebut hanya dipublikasikan secara digital.
Komposisi yang diciptakan Bonnet merupakan lanskap penuh perenungan. Ia membangun nuansa kosong, sepi, kemudian mengisinya dengan melodi abstrak. Kekuatannya adalah keheningan-keheningan yang saling bergelantungan. Tak ada batasan, tak ada penyekat. Hanya Bonnet dan hantu-hantu bebunyian yang berpacu untuk disatukan di kepalanya.