Teks: Septiana Noor Malinda
Foto: Netflix

Belum lama ini Netflix mengumumkan rencana untuk membuat waralaba karya fenomenal Star Wars atau Harry Potter versi mereka. Mahakarya ini dikonsep untuk memiliki universe dengan karakter yang bisa dikembangkan agar bisa kembali lagi dan lagi. Rencana strategi waralaba ini ditujukan untuk membangun perpustakaan karya original dengan ragam yang hadir untuk setiap selera (genre) yang mencakup berbagai media hiburan, mulai dari film, televisi, game, dan produk untuk konsumen.

Berkenaan dengan rencana tersebut Wakil presiden Netflix, Matthew Thunell, menyatakan, “We want to have our version of Star Wars or our version of Harry Potter, and we’re working very hard to build that.” Ia tentu menyadari diperlukan kerja keras dan waktu yang cukup untuk membuat yang demikian rupa. “But those are not built overnight,” lanjutnya. 

Netflix tidak bermaksud mereplikasi benchmark yang ditentukan, melainkan lebih kepada adaptasi penggunaan pendekatan lintas media (cross-media) yang sama. Untuk mewujudkan rencana tersebut, Netflix telah mempekerjakan eksekutif kreatif sekaligus membentuk divisi game. 

Thunell juga menyadari bahwa penciptaan waralaba yang matang harus dimulai dengan story yang kuat, seperti “Stranger Things” yang sukses karena kedalaman mitologi, serta cerita tambahan yang juga tersedia di animasi, feature, atau anime. 

Di samping itu, pada akhirnya Netflix mengimplementasikan rencana untuk mendapat dukungan dari iklan setelah bertahun-tahun menolak ide tersebut. Netflix memberikan pengumuman bahwa pihaknya telah bermitra dengan Microsoft untuk mendukung layanan iklan. Co-CEO Reed Hastings mengatakan bahwa dengan kerjasama ini Netflix dapat menawarkan biaya langganan yang lebih murah. 

Sambil menunggu karya fenomena ini hadir, pemirsa dapat lebih terlebih dahulu serial terbaru Netflix menonton “The Gray Man” yang dibintangi oleh Ryan Gosling, Chris Evan, dan Ana de Armas.