Teks: Ghigasmara Sekarninggar
Foto: CERN

Setelah hiatus tiga tahun lamanya, Large Hadron Collider (LHC) telah kembali aktif beroperasi. Sebagai mesin akselerator dan penggabung partikel terbesar di dunia yang dirancang oleh European Organization for Nuclear Research (CERN), LHC distimulasi untuk dapat menjawab pertanyaan fundamental tentang realita serta teori ruang dan waktu.

Proyek LHC ini telah menjadi bulanan publik sejak awal beroperasi di tahun 2008 karena praktiknya yang dianggap mampu mengancam keamanan publik. Ditambah lagi dengan objektif LHC untuk membuat duplikasi kecil “black-hole” yang memiliki asosiasi dengan teori Big Bang. Eksperimen LHC yang kerap melibatkan energi tinggi juga menimbulkan keresahan terciptanya “strangelets” yang tersusun dari “strange matters”, sebuah material yang belum diketahui keberadaanya.

Di balik keresahan publik akibat tuaian konspirasi yang beredar mengenai objektif LHC yang sesungguhnya, LHC tetap berhasil mengakomodasi beberapa kolaborasi sains terbesar yang pernah ditemui. Kolaborasi-kolaborasi ini menghantarkan HLC dengan hasil temuan sebuah partikel dasar, “Higgs boson” atau yang dikenal dengan “God Particle”.

Kini, setelah LHC kembali beroperasi dan memasuki fase eksperimen terbaru, publik mengantisipasi terjadinya tubrukan partikel terbesar pada tingkat energi yang belum pernah dilihat sebelumnya. Bentrokan partikel tersebut dirumorkan mampu membuka sebuah portal ke neraka, demonic portals, multiverse, maupun gerbang ke dunia lain.

Konspirasi mengenai mesin LHC pun kini kian marak dibicarakan di media sosial. Salah satunya yang paling populer adalah ditemukannya angka “666”, yang kerap diasosiasikan dengan angka iblis, tersembunyi dalam logo CERN. Konspirasi supernatural terbaru yang beredar ialah bahwa CERN telah mengkontaminasi air dengan “God Particle” yang membuat siapapun yang meminumnya semakin mudah untuk dimasuki iblis dan roh jahat.