Lupakan Pakaian Fisik, Kini The Dematerialised Menawarkan Kesempatan untuk Mengubah Pakaian Kita Menjadi Digital
The Dematerialised, perusahaan digital fashion menawarkan untuk menukar pakaian fisik dengan fashion digital dalam upaya untuk memikat lebih banyak pembeli ke dunia Web3 dan mendorong resale.
Teks: Jesslyn Sukamto
Foto: The Dematerialised
The Dematerialised sekarang menerima pembayaran melalui Twig, sebuah startup berbasis di London yang memungkinkan orang mengubah pakaian fisik dengan uang tunai langsung yang dapat digunakan untuk berbelanja di pasar fashion digital NFT.
This #EarthDay, we’re proud to announce our partnership with @twigcard to enable new sustainable Web3 payments. Trade in your IRL wardrobe with Twig for URL fashion on DMAT. We’re proud to support circular fashion and welcome Twig to our accessible payment methods. #DMATxTwig pic.twitter.com/sJJkV4p1oC
— THE DEMATERIALISED (@dematerialised) April 22, 2022
Twig menggunakan kecerdasan buatan untuk menganalisis nilai barang dalam foto yang dikirimkan, lalu mentransfer uang ke kartu yang kemudian dapat digunakan orang untuk checkout di The Dematerialised.
Harapan dari The Dematerialised adalah kolaborasi ini akan mengurangi jumlah pakaian fisik yang dibeli dan dipakai. Intinya adalah bahwa jika seseorang ingin untuk flexing pakaian mereka di media sosial, fashion digital dapat menawarkan alternatif yang lebih efisien dan tidak boros.
Cara kerjanya, seseorang yang berbelanja di The Dematerialised dapat mengirimkan gambar potongan fisik mereka melalui platform Twig, seperti tas tangan Burberry atau sneakers Gucci.
Twig kemudian akan menawarkan pembayaran langsung yang dapat digunakan di The Dematerialised; konsumen kemudian mengirimkan barang tersebut ke “partner logistik” untuk dianalisis secara fisik, dengan harapan barang tersebut dapat dijual kembali melalui beberapa partner pasar barang bekas.
Twig saat ini tidak memiliki parameter atau batasan pada merek yang akan diterimanya. Pakaian yang tidak dapat dijual di Twig akan dikirim ke partner beramal, seperti Traid, sebuah tempat amal di Inggris.
Menghubungkan pakaian digital dengan pakaian fisik telah menjadi fokus khusus untuk merek-merek besar yang menargetkan Gen Z sebagai konsumennya, yang menganggap penampilan digital mereka—termasuk pakaian—sama pentingnya dengan penampilan fisik.
Nyatanya, lebih dari 70 persen pelanggan Twig adalah Gen Z. Pendiri dan CEO Twig, Geri Cupi, mengatakan bahwa memberi jalan bagi mereka untuk mengubah pakaian fisik menjadi kredit langsung dapat membantu mendemokratisasikan proses pembelian aset di metaverse, karena pengguna tidak lagi terbatas pada cryptocurrency.
Dengan ini, keinginan Dematerialized dalam mewujudkan pengurangan dalam penggunaan pakaian fisik sejalan dengan seberapa besarnya keinginan masyarakat dalam terjun ke dunia digital—terutama ketika masih banyak yang reluktan apakah fashion bener-bener bisa diterima dalam versi digitalnya.
Keterlibatan secara keseluruhan dengan fashion digital masih relatif rendah, sebagian karena fashion fisik sekarang berfungsi ganda sebagai konten online. Barang-barang fashion cepat mudah diakses dan mudah sekali pakai setelah ditangkap dalam sebuah Instagram post.
Walaupun begitu, masa depan fashion digital tampaknya cerah. Kini sudah banyak kecerdasan buatan yang telah merevolusioner industri fashion, tren-tren fashion juga mulai diarusi dunia digital. Dengan merek-merek ternama seperti Shein yang mempromosikan mass hauls dengan harga yang cukup rendah ke demografi Gen Z yang dominan, permintaan akan kebaruan yang konstan bakal berada pada titik tertinggi sepanjang masa.