Dalam Upaya Menjadi Sustainable, LVMH dan Fendi Kembangkan Lab-Grown Fur
Tidak mau kalah dengan brand mewah lainnya, LVMH sigap dalam membuka jalan terhadap pemakaian bulu palsu yang plastic-free, dan juga sustainable.
Teks: Jesslyn Sukamto
Foto: Shuttershock
Sejalan dengan gerakan global untuk menjadi lebih sustainable, industri fashion pun melakukan hal yang serupa dengan semakin menjauh dari penggunaan fur dan plastik dari produknya. Sekarang, LVMH, salah satu perusahaan konglomerat di bidang fashion yang masih menggunakan real fur, berupaya untuk menciptakan opsi baru yang sustainable dengan keratin, protein utama dalam rambut, sebagai titik awalnya.
Kolaborasi ini adalah proyek terbaru yang menggunakan bioteknologi untuk menciptakan versi plant-based dari produk hewani – sebuah inovasi yang sedang marak terjadi di industri fashion dan kuliner. Tujuan proyek ini, menurut wakil direktur pengembangan lingkungan Alexandre Capelli, adalah untuk mengembangkan bulu alternatif yang bebas hewani dan sesuai dengan kualitas bulu alami tanpa adanya pengorbanan lingkungan.
Sudah banyak perusahaan yang berjanji untuk menghilangkan penggunaan real fur dalam produk mereka. Beberapa contoh di antaranya adalah pernyataan Versace yang bersikeras bahwa bulu binatang tidak melambangkan kemewahan lagi, hingga ditandatanganinya piagam penolakan kekerasan hewan oleh perusahaan majalah Elle.
Saat ini, LVMH tidak memiliki rencana untuk berhenti menggunakan bulu hewan, meskipun Capelli menyadari bahwa permintaan konsumen akan alternatif bebas hewani semakin meningkat. Stella McCartney, diakuisisi oleh LVMH pada 2019, telah bereksperimen dengan sebagian bulu palsu berbahan dasar bio, tetapi juga terbuat dari plastik.
Keberhasilan pengembangan alternatif berdampak rendah untuk bulu hewan ini dapat menjadi sebuah game changer untuk LVMH, dan untuk seluruh industri fashion, jika digunakan dengan tepat. Seperti semua inovasi-inovasi untuk fashion keberlanjutan—apakah itu bahan generasi berikutnya atau model bisnis baru, seperti resale—itu hanya dapat meningkatkan jejak merek jika tidak menggantikan akar masalah dari industrinya itu sendiri.