Dari Jeruk Hingga Teh Hijau, Cita Rasa Yang Mencerminkan Budaya Jepang Bagi Penggemar Gin Di Seluruh Dunia
Mempesona banyak penggemar minuman gin, Komasa menggabungkan rasa teh hijau hingga cangkang oyster pada kreasi gin milik mereka.
Teks: Titania Celestine
Photo: House Barman
Prefektur di pulau utama paling selatan Jepang, Kyushu, terkenal dengan kreasi shochu milik mereka, sebuah minuman beralkohol yang dibuat dengan ubi jalar dan telah menjadi produk yang diciptakan oleh banyak family business yang berlokasi di daerah sekitarnya.
Namun selama lima tahun terakhir, Komasa Jozo distillery tampaknya telah mengubah rancangan dasar shochu dan mengubah kreasi mereka menjadi gin. Komasa telah menciptakan shochu sejak tahun 1883, namun baru-baru ini bercabang hingga menciptakan gin mereka sendiri, sebagai sebuah tanggapan atas menurunnya demand untuk shochu.
“Gin adalah minuman internasional, dan kebetulan tingkat konsumsi shochu juga menurun. Inilah salah satu faktor cabang produksi kami,” jelas Makoto Birou, wakil manajer Komasa.
Penggunaan teknik distilasi yang memiliki kemiripan dengan shochu, gin dari Komasa memiliki kualitas tambahan yang menjadikannya ekstra menarik bagi konsumen lokal maupun luar negeri.
Penambahan bahan tumbuhan lokal yang mempesona banyak penggemar minuman gin, Komasa menggabungkan rasa teh hijau hingga buah jeruk jepang– bahkan cangkang oyster– pada kreasi gin milik mereka.
Tiga pilihan gin dari Komasa yakni: Sakurajima Komikan, yang dinamai berdasarkan gunung berapi dan dibuat dengan tangerine terkecil sedunia, kemudian Hojicha, yang memberikan rasa daun teh hijau, dan Ichigo, yakni ‘stroberi’ dalam bahasa Jepang.
“Kami ingin menggunakan bahan-bahan lokal dan menghasilkan gin yang mencerminkan Jepang, khususnya Kagoshima.” ungkap Ryota Miyamae, sebagai divisi penelitian dan pengembangan Komasa.