Musim Seni Salihara, Festival Seni Pertama Berformat Digital Karya Komunitas Salihara
Dilaksanakan pada 12 September hingga 10 Oktober, Musim Seni Salihara tampilkan para seniman dari berbagai bidang seni.
Teks: Sabilla Salsabilla
Foto: Komunitas Salihara
Setelah selama tujuh tahun terakhir Salihara melaksanakan SIPFest, festival tersebut kali ini diadaptasi menjadi Musim Semi Salihara yang akan dilaksanakan selama sebulan penuh. Pada pertama kalinya, komunitas kesenian ini memproduksi program-program dalam format digital-first untuk memberikan pengalaman baru bagi para penikmat seni.
Festival ini akan menampilkan belasan seniman terkemuka. Pada seni pertunjukan, Melati Suryodarmo akan menyajikan lecture-performance mengenai tarian Nusantara secara digital. Ada juga Muhammad Khan dan Putri Ayudya yang akan membacakan karya-karya sastrawan legendaris seperti Sapardi Djoko Damono dan Subagio Sastrowardoyo.
Pada bidang teater, Jim Adhi Limas akan menceritakan kehidupan Roland Dubillard, seorang penulis asal Perancis yang bekerja untuk film “Les Diablogues” di tahun 1975. Selain itu, tiga komposer ternama di bidang musik kontemporer juga turut memeriahkan festival ini, yakni Gatot Danar Sulistyanto, Gema Swaratyagita, dan Nursalim Yadi Anugerah. Para penonton nantinya juga akan menikmati tarian dari para koreografer muda seperti Ayu Permata, Eyi Lesar, dan Riyo Tulus Pernando.
Untuk informasi lebih lanjut, ikuti terus perkembangannya di laman media sosial Komunitas Salihara mulai dari profil hingga tanggal pertunjukan para penampil.