“Films for Escapism”, Festival Film Mengenai Komunitas Berkulit Hitam di Era Digital oleh Alima Lee
Digelar selama satu bulan, festival tersebut mengangkat karya-karya dari empat seniman queer berkulit hitam.
Teks: Annisa Nadia Harsa
Foto: Women’s Center for Creative Work
Film memiliki peranan yang lebih besar dari hanya menjadi sebuah bentuk hiburan. Medium tersebut kerap menjadi sarana yang sangat efektif untuk mengirim sebuah pesan ataupun sebagai medium karya yang mampu menyalurkan cerita-cerita yang unik. Oleh karena itu, Alima Lee, seniman lintas disiplin yang berbasis di Los Angeles telah meluncurkan sebuah festival film online, “Films for Escapism” yang menampilkan karya-karya seniman queer berkulit hitam.
Digelar selama satu bulan, festival film online ini akan mengangkat karya-karya yang menyinggung tema mengenai hubungan dan kehidupan di era digital, seperti digital intimacy, hyper surveillance, membongkar konsep the gaze, serta healing bagi komunitas queer berkulit hitam. Bekerja sama dengan Women’s Center for Creative Work, sebuah organisasi kreatif di Los Angeles sebagai platform, “Film for Escapism” menyajikan karya dari empat seniman pada tiap minggunya, berikut adalah jadwal dari festival tersebut.
“Soft” (2019) – 11 hingga 18 Juni 2020
Karya film animasi 3D oleh Sarah Nicole Francois ini menyinggung tentang hubungan antara dua sosok cyborg.
“The Name I Call Myself” (2019) – 19 hingga 25 Juni 2020
Karya dari Rhea Dillon ini merupakan sebuah instalasi video yang dipamerkan secara perdana setahun silam. Dengan menggunakan dua layar, instalasi ini multi-sensory ini mengangkat tema self-acceptance di kalangan komunitas berkulit hitam di Inggris.
“Velvet Rain” (2019) – 26 Juni hingga 2 Juli 2020
Seniman yang dikenal dengan nama summer fucking mason ini menyajikan sebuah karya berupa “conceptual zombie collage” yang mengangkat tema-tema diskriminasi rasial yang dialami oleh komunitas berkulit hitam.
“Masculine Ken on the Street We Share” (2018) – 3 Juli hingga 9 Juli 2020
Sebuah film pendek dari Jerome AB ini menceritakan tentang sebuah pengalaman individu dalam proses healing dari pengaruh-pengaruh toxic masculinity, misinformasi, harapan, dan keseimbangan.
Bagi yang berminat kunjungi situs resmi Women’s Center for Creative Work untuk menikmati karya-karya dari festival “Films for Escapism”.