Melihat Implikasi Pendidikan Seksual Pada Anak Muda Indonesia
Diskusi dengan kolektif kesehatan sampai penyanyi mengenai kesadaran akan kesehatan seksual, peran media sosial sampai tempatnya dalam budaya Indonesia.
Words by Whiteboard Journal
Desain: Dila Hasan
Pendidikan seksual adalah salah satu hal terpenting yang harus dipelajari seorang manusia. Tidak hanya kita dapat belajar mengenai otonomi diri, tetapi juga bagaimana kita bisa merawat, menghargai dan bahkan mencintai tubuh kita sendiri dan orang lain. Walau banyak yang setuju bahwa pendidikan seksual adalah kebutuhan pokok, mayoritas masyarakat Indonesia masih melihat seks sebagai hal yang tabu – obrolan canggung yang terlalu banyak dihindari. Sayangnya, banyak yang tidak menyadari bahwa banyak kerugian yang muncul dari kecanggungan ini seperti ketidaksadaran akan penyakit menular seksual, sampai kasus-kasus kekerasan. Melihat stigma yang telah lama mengitari perbincangan mengenai seks atau pendidikan seksual, bagaimana masyarakat sekarang menyikapi hal tersebut? Oleh sebab itu, kami berbincang dengan berbagai tokoh, mulai dari kolektif kesehatan, pelaku kreatif, sampai mahasiswa mengenai kepentingan pendidikan seksual di Indonesia sekarang ini.
Tim Tabu.id
Kolektif Pendidikan Seksual
Apakah Anda aware terhadap pendidikan seksual? Pernahkah Anda diberikan pendidikan seksual sebelumnya?
Kalau sekarang sih aware ya karena memang bergelut di bidang ini. Tapi kalau dulu, ketika masih sekolah dan bahkan kuliah, tidak terlalu. Pendidikan seksual yang kami dapat sih ada ya di sekolah pas SMA dulu, tapi itu pun hanya beberapa jam dan satu angkatan perempuan dikumpulkan. But I don’t remember any of their lessons/messages sticking with me. What I do remember is leaving the seminar with a lot of unanswered questions cause we didn’t have the opportunity to ask. Lagian kalau bisa pun, rasanya malu bertanya di depan satu angkatan. Besides that, paling ada beberapa kali dikasih wejangan oleh ibu, tentang memakai bra size yang benar, pakai pembalut, dll. But it was all very sporadic dan tidak komprehensif sama sekali.
Jika pernah, selengkap apa informasi yang diberikan? Jika belum, apakah Anda memiliki bayangan tersendiri terhadap pendidikan seksual?
Yang pasti sih kurang komprehensif ya. Kayaknya hanya sebatas organ reproduksi, cara bersihinnya, pubertas, yang basic-basic banget. I don’t remember being taught about contraception, pregnancy risks, hal-hal apa yang perlu dipertimbangkan sebelum sexually active, consent, orientasi seksual, dan masih banyak lagi yang padahal seharusnya didiskusikan.
Dibanding negara-negara Eropa dan daerah Asia lainnya, edukasi seksual di Indonesia masih cukup terbelakang. Bagaimana Anda melihat isu ini?
Iya, memang tidak bisa dipungkiri sih masyarakat Indonesia masih kental sekali norma-norma sosial dan agama tentang seksnya. Pokoknya apapun yang berhubungan dengan seks itu dianggap tabu, dosa, tidak bermoral. Stigma bahwa memberikan edukasi seksual yang komprehensif itu bisa mendorong anak muda untuk menjadi aktif secara seksual itu masih ada sekali, baik di kalangan masyarakat maupun pemerintah. Padahal, tidak seperti itu kenyataannya. Justru dengan memberikan edukasi seksual yang komprehensif, kita memberikan informasi yang akurat ke anak muda, supaya mereka bisa membuat informed decisions about their bodies and their sexual health. Justru dengan begitulah kita memberdayakan anak muda. Hak kesehatan seksual dan reproduksi itu juga bagian dari hak asasi manusia!
Banyak orang yang melihat sex sebagai hal yang tabu sehingga menjadi satu alasan mengapa pendidikan seksual bukan hal yang dikedepankan. Menurut Anda di era digital ini, apakah penting untuk memulai pendidikan seksual di sekolah?
Sangat sangat sangat penting. Memang kalau terkait mempublikasikan informasi, teknologi digital seperti situs/media sosial bisa membantu menjadi bank informasi untuk anak muda. Tapi tetap kan, anak muda yang masih usia sekolah, spend most of their time at school. School is still their number one place for learning. Jadi, of course penting sekali untuk sekolah mengadakan pendidikan seksual. Sekolah harus memastikan bahwa di sekolah itu dibangun lingkungan yang informatif, aman, dan nyaman untuk belajar tentang kesehatan seksual dan reproduksi.
Mengingat negara kita yang masih kental dengan budaya konservatif, menurut Anda bagaimana pemerintah dapat menyikapi isu ini?
Yang pemerintah bisa lakukan sih melakukan sosialisasi tentang pendidikan seksual komprehensif kepada anggota pemerintah dan tenaga kerja di Indonesia, apalagi yang mandat/kerjanya berkaitan dengan kesehatan, pendidikan, atau kependudukan. Stigma tentang pendidikan seksual itu harus dihapuskan; bisa lewat data, statistik, real-life stories, ahli. Pemerintah harus menunjukkan bahwa justru untuk menjamin kesehatan dan kesejahteraan generasi bangsa selanjutnya, kita harus memastikan bahwa anak muda diberikan informasi yang akurat tentang kesehatan seksual. Ga bisa serta merta cuma dibilang “tidak boleh seks!!!!”. Pemerintah juga harus melakukan capacity building untuk memastikan bahwa para aktor-aktor dalam bidang kesehatan seksual ini tahu, best practice dalam evidence-based sex education itu seperti apa.
Salmaa Chetizsa
Mahasiswa / Penyanyi
Apakah Anda aware terhadap pendidikan seksual? Pernahkah Anda diberikan pendidikan seksual sebelumnya?
Sekarang sih I’d say I am very aware of the subject, mungkin dulu waktu SMP/SMA pernah dapat sex ed seminar once
Jika pernah, selengkap apa informasi yang diberikan? Jika belum, apakah Anda memiliki bayangan tersendiri terhadap pendidikan seksual?
Untuk sex ed seminar yang saya tau di kasih di sekolah-sekolah pasti ya lengkap hanya meliputi biologisnya, maybe covering some STDs, contraception juga paling dijelaskan tentang condoms. and maybe that’s about it.
Dibanding negara-negara Eropa dan daerah Asia lainnya, edukasi seksual di Indonesia masih cukup terbelakang. Bagaimana Anda melihat isu ini?
Mungkin untuk komentar tentang Indonesia terlalu luas, tapi yang saya lihat dari Jakarta dulu saja deh, dimana sebenarnya sex sudah jadi culture yang normal apalagi di kalangan remaja, tapi untuk membahas saja masih dianggap tabu. Tapi saya mulai sadar apalagi di zaman media sosial sekarang sudah banyak platforms covering this subject, contoh di Instagram sudah mulai dibahas. Saya anggap anak muda sekarang pun lebih inisiatif untuk mencari tahu tentang ini.
Banyak orang yang melihat sex sebagai hal yang tabu sehingga menjadi satu alasan mengapa pendidikan seksual bukan hal yang dikedepankan. Menurut Anda di era digital ini, apakah penting untuk memulai pendidikan seksual di sekolah?
Penting sekali! karena yang penting tentang sexual health adalah sebenarnya kan untuk melindungi diri sendiri. Mau itu dr penyakit, kehamilan yang tidak diinginkan, sampai emosional juga, penting sekali.
Mengingat negara kita yang masih kental dengan budaya konservatif, menurut Anda bagaimana pemerintah dapat menyikapi isu ini?
Kalo memang mau menjadi negara maju pemerintah tidak bisa terus melihat dari kacamata agama atau dengan sikap yang konservatif terus sih. Harus mengakui bahwa bagaimana environment anak muda sekarang, dan menyesuaikan. Bukan artinya pemerintah harus oke atau jadi mendukung seks bebas, tetapi dengan memberikan akses lebih banyak, lebih mudah, dan lebih baik tentang sex education, mau itu dr sekolah-sekolah atau disediakannya lembaga khusus misalnya seperti di luar ada planned parenthood dsb – yang bisa membantu anak muda even adults sekalipun jadi lebih aware ultimately about their own sexual health. Tidak terus terusan percaya dengan mitos-mitos atau misconceptions yang terkenal saja.
Nadya Syarifa
Penyanyi
Apakah Anda aware terhadap pendidikan seksual? Pernahkah Anda diberikan pendidikan seksual sebelumnya?
Yes, I am very aware of sex education. and I wish Indonesia has a better socialisation and awareness about the importance of it! I received sex education when I was in school but I continued to seek more information on the internet.
Jika pernah, selengkap apa informasi yang diberikan? Jika belum, apakah Anda memiliki bayangan tersendiri terhadap pendidikan seksual?
I don’t think the information given in sex-ed should have a scale of “how complete” it is but more so on what type of information that is being given out to the right age range. Saying so, I cannot tell how complete was the information that I received. But I think a measurement of how complete an information is should depend on the amount of questions from participants being answered by the person giving information.
Dibanding negara-negara Eropa dan daerah Asia lainnya, edukasi seksual di Indonesia masih cukup terbelakang. Bagaimana Anda melihat isu ini?
I think we should stop comparing our sex education or awareness with other countries that most likely have different backgrounds and culture, in political weather as well. Even though, generally talking about sex is still a taboo, on most parts of the world, I think Indonesia is making progress with the help of social media. I have seen so many social media accounts dedicated to educating people more about sex ed and the things surrounding it. also addressing the current misconceptions in love and sex in our culture. and it’s a good kind of progress. at least more people are talking about it.
Banyak orang yang melihat sex sebagai hal yang tabu sehingga menjadi satu alasan mengapa pendidikan seksual bukan hal yang dikedepankan. Menurut Anda di era digital ini, apakah penting untuk memulai pendidikan seksual di sekolah?
I believe sex education should start at home, where a child feels free and safe to ask their parents about it. However I do feel like it is important for schools to have special sessions or workshops that are held for sex ed, more than once a year. With the curious nature that children have, a Q and A and discussion type of sex ed would be awesome. And every session should feel like a safe space for children to ask about these sensitive questions. It would also be great to monitor behaviours at school that could be taken as a real life example in the school’s sex ed sessions. That way the students don’t feel like sex ed is another class to pass but more so a life lesson.
Mengingat negara kita yang masih kental dengan budaya konservatif, menurut Anda bagaimana pemerintah dapat menyikapi isu ini?
Seeing there are already a number of very reliable and valid sex ed-related social media accounts and movements, I think it would be best for the government to start supporting them in statement or, even better, in funding. I think these social media based movements would love to help Indonesia improve our awareness and knowledge of sex ed. Most Indonesians already have access to the internet and so starting a movement from online to offline would be a good move. This country has a big problem with sexual harassment and concept of love and marriage. Choosing a starting point from community based social movement would be better for the success of sex ed in Indonesia. It would be great if the government could also integrate official health and children departments just to show how important sex ed is in Indonesians’ lives.
Katy
Mahasiswa
Apakah Anda aware terhadap pendidikan seksual? Pernahkah Anda diberikan pendidikan seksual sebelumnya?
Kalau secara formal baru pernah mendapat pendidikan seksual satu kali, waktu masih SMP. Selain itu cari tahu sendiri.
Jika pernah, selengkap apa informasi yang diberikan? Jika belum, apakah Anda memiliki bayangan tersendiri terhadap pendidikan seksual?
Waktu diberi pendidikan seksual ketika SMP, informasinya banyak yang tidak faktual, bahkan agak menggiring opini anak-anak sekolah saya waktu itu. Misalnya “the only safe sex is no sex”, dianjurkan untuk tidak masturbasi, dsb.
Dibanding negara-negara Eropa dan daerah Asia lainnya, edukasi seksual di Indonesia masih cukup terbelakang. Bagaimana Anda melihat isu ini?
Kesal sekali! Padahal edukasi seksual itu tidak cuma tentang berhubungan seks. Penting juga bagi anak muda buat diskusi tentang consent, otonomi tubuh, bahkan tentang masturbasi tanpa rasa malu. Bahkan masih banyak yang tidak mengerti bagian badan sendiri. Kalau di sekolah tidak diajarkan, orang-orang muda akan mencari tahu sendiri, misalnya dari menonton video porno. Padahal yang ada di video-video seperti itu kan akting, bukan yang benar-benar terjadi sehari-hari. Akibatnya, ekspektasi terhadap pasangan bisa jadi tidak realistis. Apalagi menikah muda di Indonesia juga masih lumayan umum. Menurut saya sih seharusnya sebelum menikah sudah punya pemahaman tentang seks, untuk mempersiapkan diri secara fisik dan juga mental.
Banyak orang yang melihat sex sebagai hal yang tabu sehingga menjadi satu alasan mengapa pendidikan seksual bukan hal yang dikedepankan. Menurut Anda di era digital ini, apakah penting untuk memulai pendidikan seksual di sekolah?
Menurut saya sangat penting. Kalau sekolah mulai menormalisasi percakapan tentang seks, anak-anak dan remaja jadi merasa lebih nyaman untuk curhat ke orang yang lebih tua. Pendidikan seksual penting agar kita tahu kapan harus melapor ketika terjadi kekerasan seksual. Soalnya tidak semua orang akan mengerti kalau itu adalah kekerasan atau pelecehan seksual jika tidak diberi tahu. Kalau memang di sekolah tidak memadai, platform seperti Tabu di Instagram juga berguna untuk diskusi tentang seks dan reproduksi secara non-judgmental. Tapi idealnya platform seperti ini jadi suplemen pendidikan seksual yang sudah didapat, bukan jadi sumber pendidikan utama.
Mengingat negara kita yang masih kental dengan budaya konservatif, menurut Anda bagaimana pemerintah dapat menyikapi isu ini?
Yang paling dekat dulu ya. RUU Penghapusan Kekerasan Seksual (PKS) harus didukung. Pelaku kekerasan seksual jangan dibiarkan begitu saja. Semoga kalau RUU PKS sudah disahkan, masyarakat akan lebih melek tentang hal ini. Selain itu, kurikulum pendidikan seksual harus setara di semua sekolah. Bicara seks dan reproduksi tidak ‘jorok’. Banyak orang tua dari generasi sebelum kita yang nggak dapet pendidikan seksual juga, makanya mereka bingung untuk mendidik anaknya. Seharusnya siklusnya bisa dihentikan dengan adanya pendidikan.
Inez Kristanti, M.Psi
Adult Clinical Psychologist at Angsamerah Institution
Apakah Anda aware terhadap pendidikan seksual? Pernahkah Anda diberikan pendidikan seksual sebelumnya?
Aware sih pastinya karena memang aku sebagai psikolog juga banyak bergeraknya di bidang ini dan memang merasa pentingnya sex education remaja, untuk semua lah intinya. Kalau ditanya pernah atau tidak (diberikan pendidikan seksual), ya dulu pernah – cuma juga terbatas.
Jika pernah, selengkap apa informasi yang diberikan? Jika belum, apakah Anda memiliki bayangan tersendiri terhadap pendidikan seksual?
Kalau dulu pengalaman pribadi sih, sex education dari sekolah. Terus sekolahnya itu juga sekolah yang berbasis agama, jadi lebih yang ke sex education-nya diberikan dengan basis agama. Jadi kan memang kalau concern-nya mereka adalah tidak melakukan physical sex atau tidak aborsi. Jadi itu yang diberikan, lebih ke situ sih.
Dibanding negara-negara Eropa dan daerah Asia lainnya, edukasi seksual di Indonesia masih cukup terbelakang. Bagaimana Anda melihat isu ini?
Karena kan kalau misalkan di negara-negara yang sudah lebih maju, mereka lebih memberikan sex education-nya itu secara komprehensif, yang artinya adalah informasinya diberikan itu secara lengkap. Mungkin tidak selalu berbasis agama, tetapi lebih fact based and scientific based, jadi pada akhirnya juga informasi yang diterima oleh remaja yang menerima sex education itu juga menjadi lengkap. Mereka (remaja) juga memuaskan keingintahuan mereka, sehingga mereka juga bisa melihat sex itu sebagai sesuatu yang tidak menakutkan untuk didekati dan mereka mendapatkan sumber informasi yang kredibel.
Kalau misalkan di Indonesia, mungkin sex education-nya kalau pun – kan yang memberikan sex education tuh masih minim. Kalau pun diberikan juga, itu yang lebih ke arah yang tidak melakukan hubungan seksual sebelum nikah atau jadinya cenderung menakut-nakuti. Akhirnya anak remaja pun tidak melihat seks itu sebagai sesuatu yang netral gitu untuk didekati. Jadi mereka cari tahu sendiri, eksplorasi sendiri. Kadang-kadang kan jadinya akhirnya eksplorasinya jadi caranya tidak aman.
Banyak orang yang melihat sex sebagai hal yang tabu sehingga menjadi satu alasan mengapa pendidikan seksual bukan hal yang dikedepankan. Menurut Anda di era digital ini, apakah penting untuk memulai pendidikan seksual di sekolah?
Mau di era digital, tidak di era digital tuh sama pentingnya ya, cuma kalau sekarang kan mungkin akses lebih terbuka, tidak terbatas. Orang tuh kalau mau cari informasi bisa langsung cari di internet dan tidak terkontrol juga. Akhirnya kan yang terjadi adalah ketika memang kita tidak memberikan sex education yang komprehensif, anak akan tetap punya keingintahuan dan dia cari tahu dari tempat-tempat lain. Orang tua kalau misalkan tidak memberikan sex education juga jadi tidak dilihat sebagai tempat yang kredibel atau orang yang kredibel untuk memberikan informasi kepada anak. Sehingga larinya akhirnya ke internet, yang pada akhirnya mereka bisa mendapatkan informasi-informasi yang tidak terlalu kredibel. Jadi akan lebih baik sex education itu memang sudah diberikan secara komprehensif dari pihak-pihak yang memang kompeten, seperti kalau misalkan orang tua, mereka membekali dirinya juga dengan pengetahuan, dari kecil kan juga sudah bisa diedukasi anaknya. Terus seperti juga di sekolah kalau misalkan tidak ada tenaga yang mumpuni di sekolah kan bisa panggil orang dari luar. Seperti saya kan juga kadang-kadang sering kasih sex education.
Mengingat negara kita yang masih kental dengan budaya konservatif, menurut Anda bagaimana pemerintah dapat menyikapi isu ini?
Kalau misalkan saya sih ya awalnya kan pastinya si pemerintah itu juga perlu, maksudnya juga semuanya lah, di masyarakat juga perlu paham bahwa memberikan pendidikan seks kepada anak itu bukan artinya mengajarkan anak untuk melakukan hubungan seksual yang tidak bertanggung jawab, tidak. Justru dengan memberikan pengetahuan kepada mereka, mereka menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab atas keputusan seksual mereka sendiri. Mereka pada akhirnya ketika membuat keputusan tentang kehidupan seksual mereka sendiri, mereka sudah punya informasi-informasi yang memadai. Bukannya yang pada akhirnya kita menutup-nutupi informasi, mereka akhirnya cari-cari sendiri di sumber yang tidak kredibel. Nah, yang paling penting adalah ya itu, jadi kita mesti tahu bahwa beda memberikan edukasi seksual itu bukan artinya mendorong orang untuk pada akhirnya melakukan hubungan seksual. Itu beda sekali.
Mungkin yang sekarang sering salah kaprah adalah dilihat kalau misalkan diberikan pendidikan seksual artinya itu mendorong orang justru untuk melakukan hubungan seksual, tidak begitu. Karena memang data-data penelitian yang di luar kalau misalkan dilihat adalah dibandingkan pendidikan seksual yang memang menekankan kepada abstinence, atau jangan melakukan hubungan seksual – intinya itu saja yang diberikan, seperti yang saya dapat dari sekolah saya dulu dibandingkan dengan yang komprehensif – hasilnya adalah anak-anak itu sebenarnya perilaku seksualnya sama-sama aja. Ya memang mau melakukan hubungan seksual, ya tetap melakukan. Tapi bedanya yang tidak diberikan secara komprehensif, dia pada akhirnya melakukan hubungan seksualnya itu secara tidak bertanggung jawab. Tidak pakai pengaman, tidak pakai kondom, terus tidak pernah memeriksakan kesehatan seksualnya ke klinik. Jadi resikonya lebih banyak.
Jovi Adhiguna
Content Creator
Apakah Anda aware terhadap pendidikan seksual? Pernahkah Anda diberikan pendidikan seksual sebelumnya?
Tidak pernah diberikan secara direct tapi aku dapatkan itu dari cari tahu sendiri
Jika pernah, selengkap apa informasi yang diberikan? Jika belum, apakah Anda memiliki bayangan tersendiri terhadap pendidikan seksual?
Belum pernah, dan belum ada bayangan sih pendidikan seksual itu akan seperti apa.
Dibanding negara-negara Eropa dan daerah Asia lainnya, edukasi seksual di Indonesia masih cukup terbelakang. Bagaimana Anda melihat isu ini?
Yes exactly! Di Indonesia seks itu masih sangat tabu, mungkin karena adanya norma-norma sosial dan agama di Indonesia yang membuat hal ini tabu dibicarakan. Sedangkan, seharusnya hal ini penting untuk diinformasikan dengan tujuan mensosialisasikan khususnya untuk anak-anak dibawah umur agar mengerti kenapa hal-hal seksual hanya boleh dilakukan pada waktu yang tepat
Banyak orang yang melihat sex sebagai hal yang tabu sehingga menjadi satu alasan mengapa pendidikan seksual bukan hal yang dikedepankan. Menurut Anda di era digital ini, apakah penting untuk memulai pendidikan seksual di sekolah?
Like I said before, ini penting untuk di edukasikan supaya anak-anak dibawah umur tidak memiliki rasa ingin coba-coba
Mengingat negara kita yang masih kental dengan budaya konservatif, menurut Anda bagaimana pemerintah dapat menyikapi isu ini?
Aku harap di era digital sekarang, pemerintah sebaiknya lebih mengerti cara berkomunikasi dan menyampaikan suatu isu, especially hal-hal yg penting agar pesannya bisa disampaikan dengan baik dan bisa diterima dan dimengerti dengan baik juga