Debat Pertama Capres Jelang Pemilu 2019, Berpengaruhkah Pada Suara Pemilihan Nanti?
Membicarakan debat pertama Pilpres dan pengaruhnya terhadap pilihan rakyat Indonesia.
Words by Whiteboard Journal
Teks: Mayra Tahir & Vestianty
Desain: Kania Thea
Dengan usainya debat pertama para Paslon 17 Januari lalu, mata masyarakat Indonesia mulai semakin terfokus pada hal besar yang akan terjadi pada 8 April 2019. Dari debat tersebut, kita mendapat sebuah bayangan akan tindakan yang akan dilakukan oleh kedua Paslon jika kelak menjadi pemimpin di Republik ini. Topik pembahasan yang dimunculkan debat kali ini mengangkat isu hukum, HAM, terorisme, dan korupsi. Walaupun banyak orang mengatakan bahwa debat tersebut kurang memuaskan, hasil diskusi antara kedua Paslon tetap bisa mempengaruhi hasil dari Pemilu akan datang. Maka dari itu, kami telah berbincang dengan berbagai macam persona dari latar belakang yang berbeda mengenai debat pertama. Dari rapper hingga presenter olahraga, inilah pendapat mereka.
Yacko
Rapper / Dosen
Mengenai kedua pasangan calon presiden, apakah Anda merasa optimis terhadap mereka?
Optimis ini terhadap apa dulu, kalau visi misi masing-masing Paslon memang membuat saya optimis. Tapi kalau dilihat hanya dari debat semalam, sepertinya masih sama dengan debat-debat di tahun sebelumnya. Bapak Jokowi lebih banyak melihat naskah sementara Bapak Prabowo lebih unggul di karisma. Untuk Cawapres sendiri, Pak Ma’ruf lebih banyak diam, sementara Pak Sandi lebih persuasif dan tenang. Masing-masing punya kekuatan dan kelemahan.
Personally, saya masih optimis dengan Pak Jokowi mengingat beliau telah menunjukkan kinerjanya selama 4 tahun terakhir ini. Sayangnya, Pak Jokowi seharusnya bisa banyak memberikan lebih banyak fakta mengenai apa yang terjadi selama ini karena beliau telah menjadi presiden. Namun fakta/data-data itu tidak banyak diberikan di debat semalam. Sementara kembali lagi kalau mengenai performance debat, walau pasangan no.2 ada memberikan beberapa kalimat yang ‘bodoh’ (misalnya korupsi tapi tidak seberapa), tapi mereka lebih unggul di teamwork dan lebih santai walau memang semua yang dibicarakan masih sebatas visi misi yang belum dilakukan.
Dari empat topik debat Pilpres kemarin, (Hukum, Ham, Korupsi, dan Terorisme) yang mana menurut Anda paling penting untuk ditangani dan mengapa?
Semuanya penting sih, karena saling berhubungan. Kasus-kasus pelanggaran HAM banyak bersinggungan dengan penegakan hukum, kasus korupsi yang seharusnya juga harus tegas kadang malah penegak hukumnya sendiri yang melakukan korupsi. Teroris pun begitu. Yang jelas memang banyak undang-undang yang harus direvisi sehingga sejalan dan mendukung penegakan isu-isu dan tidak berbenturan satu sama lain.
Seberapa pentingkah jumlah perempuan dalam pemerintahan untuk menghasilkan kebijakan yang setara, tanpa adanya kesenjangan gender?
Sebenarnya walau sedikit jumlahnya tapi kalau perempuan-perempuan tersebut mampu menyuarakan hal dan menghasilkan kebijakan yang setara dan didukung oleh banyak orang dan menggerakkan banyak orang itu yang menurut saya penting. Kembali lagi, maksud kebijakan setara itu bukan bermaksud mendominasi atau mengalahkan gender lain, tapi lebih kepada kesetaraan hak seperti dalam kesehatan, kekerasan seksual, reproduksi dan sebagainya.
Masalahnya di Indonesia yang budaya patriarkinya kuat, kadang kebijakan tersebut dilihat sebagai kebijakan yang mengintimidasi laki-laki sehingga banyak yang menolak. Intinya sebenarnya harus ada banyak dukungan dari segala sisi, yaitu pemerintah dan masyarakat apapun gendernya. Dukungan itu bisa dilakukan kalau pemahamannya sama. Apabila dukungan itu besar, seharusnya langkah berikutnya adalah mengesahkan kebijakan menjadi action yang konkrit. Dan again ini butuh dukungan dari semua pihak.
Bagaimana menurut Anda generasi millennial telah merespons terhadap Pemilu tahun ini?
Saya melihat mulai banyak generasi millennial yang aware dengan hak pilihnya, dan juga mau menggunakan hak pilihnya tapi ada juga yang memilih golput. Yang perlu disikapi adalah bagaimana mereka mencerna informasi yang mereka dapat dalam membantu melakukan pilihan. Apalagi informasi hoax.
Apakah debat Pilpres ke-1 ini akan mempengaruhi pilihan Anda saat Pemilu nanti?
Saat ini saya masih yakin dengan pilihan saya berdasarkan bukti-bukti dan kinerja yang diberikan. Namun saya akan tetap melihat dan mempertimbangkan debat putaran selanjutnya.
Kara Chenoa
Musisi
Mengenai kedua pasangan calon presiden, apakah Anda merasa optimis terhadap mereka?
Belum optimis; saya belum merasa ada kandidat yang sreg dan masih banyak kekurangan di kedua bagian it’s just a matter of which one is less bad to be honest.
Dari empat topik debat Pilpres kemarin, (Hukum, Ham, Korupsi, dan Terorisme) yang mana menurut Anda paling penting untuk ditangani dan mengapa?
Menurut saya semuanya sih penting, cuma yang menurut saya harus sangat fokus dengan isu HAM, karena menurut saya kita ketinggalan jauh sekali di masalah HAM dibanding dunia.
Seberapa pentingkah jumlah perempuan dalam pemerintahan untuk menghasilkan kebijakan yang setara, tanpa adanya kesenjangan gender?
Menurut saya menghilangkan kesenjangan gender sangat penting. Harus dihilangkan semua halangan untuk gender apapun di spot di pemerintahan. Untuk spot-spot di pemerintahan tetap harus karena kualitas melepas gendernya agar bisa purely setara.
Bagaimana menurut Anda generasi millennial telah merespons terhadap Pemilu tahun ini?
Masih kurang informed dan involvement banyak yang masih tidak tahu apa yang mereka dukung.
Apakah debat Pilpres ke-1 ini akan mempengaruhi pilihan Anda saat Pemilu nanti?
Mempengaruhi dari segi perspektif mereka terhadap masalah masalah tertentu.
Agan Harahap
Seniman
Mengenai kedua pasangan calon presiden, apakah Anda merasa optimis terhadap mereka?
Optimisme itu akan ada. Tapi mungkin nanti. Tidak sekarang.
Dari empat topik debat Pilpres kemarin, (Hukum, Ham, Korupsi, dan Terorisme) yang mana menurut Anda paling penting untuk ditangani dan mengapa?
Hukum dan Korupsi. Jelas ini dua urgensi yang sudah mendarah daging puluhan tahun bagi negara ini. Dan perlu terus menerus dilakukan perbaikan. Tembak mati sajalah koruptor yang sudah merugikan rakyat dan negara.
Seberapa pentingkah jumlah perempuan dalam pemerintahan untuk menghasilkan kebijakan yang setara, tanpa adanya kesenjangan gender?
Dalam sebuah rumah tangga yang baik, keputusan tidak melulu hanya datang dari seorang ayah. Tapi perlu adanya campur tangan seorang ibu dalam membentuk rumah tangga yang harmonis. Dalam hal bernegara, kesetaraan bukan melulu hanya dilihat secara kuantitas gender. Tetapi secara kualitas. Kalau memang kaum perempuan memang lebih kompeten dalam menjalankan pemerintahan, why not?!
Bagaimana menurut Anda generasi millennial telah merespons terhadap Pemilu tahun ini?
Tetap akan merespon pada hari-hari terakhir. Walau memang tidak segegap-gempita Pemilu yang lalu.
Apakah debat Pilpres ke-1 ini akan mempengaruhi pilihan Anda saat Pemilu nanti?
TIDAK.
Iyas Lawrence
Penyiar Podcast
Mengenai kedua pasangan calon presiden, apakah Anda merasa optimis terhadap mereka?
Up to this point, I can’t even trust my mother after she lied about Santa Claus and tooth fairies and now for me to trust my government about equal rights, public safety, and anti corruption, that is impossible. That is probably the saddest thing you can hear from a millennial’s mind but I am saying nothing but the truth. Screw sugar coating that this is going to be what I think at least until I see some real tough gestures from our new president the next 5 years. So, Mr. Future President, please prove me wrong.
Dari empat topik debat Pilpres kemarin, (Hukum, Ham, Korupsi, dan Terorisme) yang mana menurut Anda paling penting untuk ditangani dan mengapa?
Corruption will always be on top of the list when it comes to any political debates. It is the most spoken, most concerning but the least one they deal with correctly. Although building public trust by saying putting corruptors on an island and increasing sand on it is rather childish, it’s a good start knowing that it is a major concern for them. There is no way out for this at least until Najwa Shihab comes up with another episode of the truth behind corruptor bars.
Seberapa pentingkah jumlah perempuan dalam pemerintahan untuk menghasilkan kebijakan yang setara, tanpa adanya kesenjangan gender?
We all have been in that position back in school when being assigned to do a group work but that one girl takes all the credit for doing a greater job. All around the world, the number of women candidates remains low but they are achieving the greater representation in government. So if it takes a whole office full of well educated anti corrupt marlboro smoking boat destructor for this country to be better, then so be it but we all know that is impossible. At least when one of the leader thinks that the fault of corruption is based on amount not based on act of doing.
Bagaimana menurut Anda generasi millennial telah merespons terhadap Pemilu tahun ini?
The amount of memes flying around the net proves that the millennials are actually watching the presidential debate. No doubt this is the internet effect by the digital media and probably Pandji Pragiwaksono screaming around twitter for the past year, but I dont think memes proves that they fully understand the importance of their vote. Put it this way, unlike baby boomers, millennials like to see where their money is coming from than where they are going to. That for me, is another concern. But we’ll talk about that when I know how to pay my taxes properly.
Apakah debat Pilpres ke-1 ini akan mempengaruhi pilihan Anda saat Pemilu nanti?
I like to see my future leader from their track record not based on an overnight criticism to one another. Don’t get me wrong, anything can happen with debates and they are a big part of one’s campaign but for me the first debate was not strong enough for both parties. I mean, they talked about human rights without mentioning Papua, talked about corruption without a firm decisions of consequences, talked about law without women’s rights, and talked about terrorism without religious gathering brainwashers.
Pangeran Siahaan
Sports Presenter
Mengenai kedua pasangan calon presiden, apakah Anda merasa optimis terhadap mereka?
Saya tidak punya alternatif selain menjadi optimis karena Pilpres sebagai bagian dari Pemilu adalah keniscayaan demokrasi.
Dari empat topik debat Pilpres kemarin, (Hukum, Ham, Korupsi, dan Terorisme) yang mana menurut Anda paling penting untuk ditangani dan mengapa?
Sebenarnya keempat topik tersebut bisa ditaruh dalam satu payung besar yaitu penegakan hukum (law enforcement). Ini hal yang vital karena salah satu masalah yang berulang pada kita adalah soal inkonsistensi penegakan hukum.
Seberapa pentingkah jumlah perempuan dalam pemerintahan untuk menghasilkan kebijakan yang setara, tanpa adanya kesenjangan gender?
Dalam kondisi ideal, sebenarnya affirmative action yang mengharuskan proporsi tertentu keterwakilan perempuan dalam pemerintahan tidak harus dilakukan karena seharusnya semuanya merit-based. Tapi kita belum berada dalam kondisi yang ideal sekarang dengan konstruksi sosial kita yang memang patriarkis. Jadi saya mendukung affirmative action. Sebenarnya saya senang isu ini kemarin dibicarakan saat debat karena di tengah-tengah acara debat yang lebih mirip malam keakraban, ada satu hal fundamental yang diperdebatkan.
Bagaimana menurut Anda generasi millennial telah merespons terhadap Pemilu tahun ini?
Tergantung millennial di kawasan mana. Millennial yang di kawasan urban tentu lebih banyak terpapar informasi soal Pemilu dan memiliki level antusiasme yang berbeda dengan yang di rural. Misalnya sebenarnya sejak 5-7 tahun lalu, percakapan soal politik, walaupun kerap masih di level superfisial, telah masuk ke dalam pembicaraan sehari-hari generasi millennial. Yang sekarang perlu ditingkatkan adalah level ketertarikannya yang akan mendorong peningkatan literasi politik.
Apakah debat Pilpres ke-1 ini akan mempengaruhi pilihan Anda saat Pemilu nanti?
Tentu saja tidak. Satu-satunya yang terpengaruh adalah keyakinan saya yang sekarang merasa bahwa format debat yang dibuat KPU kemarin harus diubah.