Jelajah Skena: Maraknya Semangat Kolaborasi dan Ekosistem Seni yang Subur di Jawa Timur
Merangkum kota, tempat dan acara yang lahir dari semangat kreatif Jawa Timur lewat edisi pertama Jelajah Skena dari program Direktori.
Words by Emma Primastiwi
In partnership with British Council - DICE (Developing Inclusive Creative Economy)
Desain: Zara Rizqa
Sulit rasanya untuk menemukan satu kata yang bisa mendeskripsikan skena kreatif di Jawa Timur. Dengan variasi karya dari seni rupa sampai warna warni musik, beberapa tahun belakangan ini pelaku-pelaku kreatif Indonesia mulai mengulik kembali gerak gerik kreatif yang lama hidup di sana. Kaya akan keragaman, tradisi dan semangat kolektif yang besar, ternyata banyak sekali aspek kreatif Jawa Timur yang masih luput dari pembicaraan skena ataupun media di Indonesia. Oleh karena itu, untuk edisi pertama Jelajah Skena milik program Direktori ini, kami merangkum beberapa kota, tempat dan acara yang merepresentasikan kehidupan kreatif di Jawa Timur.
Surabaya
Seni yang ada di Surabaya bersifat multikarakter. Dikenal sebagai kota dengan lanskap kesenian yang terus berkembang, Surabaya telah melahirkan karya, seniman dan kolektif dengan gagasan yang semakin terdepan. Melalui semangat kolaborasi yang kuat pula, semakin banyak kolektif yang berupaya untuk menyediakan ruang berkumpul komunitas baru. Mulai dari workshop, kolektif musik, kumpulan seni rupa sampai ruang komunitas, semua hadir untuk memberikan kontribusi dalam membentuk lanskap kreatif Jawa Timur agar semakin maju.
Salah satu tempat yang menyediakan ruang berkumpul, belajar juga berjejaring adalah Substitute Makerspace. Substitute Makerspace merupakan tempat dimana masyarakat bisa datang untuk eksplor ide, belajar dan bertukar pikiran agar mereka merasa bebas bereksperimen dalam sebuah safe space. “Sudah saatnya Arek Suroboyo bangga dengan produk buatan sendiri” ujar Substitute Makerspace. Digagas oleh Ratu Fitri, Riyan Kaizir dan Dicky Firmansyah, Substitute Makerspace menyediakan informasi, alat, dan bimbingan bagi semua yang membutuhkan. Menggelar ‘In Depth Workshop’ dalam 6 bidang yakni kriya kulit, perkayuan, menjatih, merajut, pergelasan dan 3D Printing melalui program DICE British Council, Substitute berhasil mendukung banyak individu dan komunitas untuk mendapatkan jaringan dan skill yang akhirnya membantu mereka secara finansial. Hadir sebagai wadah inklusif, tempat ini bisa diakses oleh segala kalangan, sehingga teman-teman disabilitas, akademisi, sampai mereka yang tidak memiliki akses ke pendidikan pun mempunyai tempat untuk berkumpul.
Selain hadirnya kolektif dan ruang yang menjunjung semangat kolaborasi yang tinggi, terdapat pula satu inisiatif yang digagas untuk menyatukan semua kelompok seni dan seniman di Jawa Timur. Biennale Jatim adalah acara yang diselenggarakan setiap 2 tahun untuk menampilkan perkembangan seni rupa di Jawa Timur. Memposisikan diri sebagai gelaran yang inklusif, Biennale Jatim merupakan inisiatif yang muncul dari pelaku-pelaku seni sendiri tanpa dukungan dari pihak pemerintah ataupun sponsor lainnya. Berkat dorongan kolektif yang sangat kuat, setiap penyelenggaraan Biennale Jatim berhasil mendukung ekosistem seni melalui showcase karya yang hadir di 16 kota, juga kemunculan kontender-kontender baru yang dapat mengedepankan lanskap seni Jawa Timur.
Malang
Sebagai salah satu pusat skena kreatif di Jawa Timur, Malang telah lama menyumbangkan banyak sosok-sosok ternama di dunia kesenian Indonesia. Tak hanya dikenal melalui ekosistem musiknya yang subur, banyak sekali aspek kesenian lain di Malang yang patut diperhatikan. Melalui sederet ruang dan gagasan yang inklusif, api semangat kolaborasi di Malang juga semakin membara.
Semangat tersebut bisa kita lihat dari Semeru Art Gallery. Selain berdiri sebagai galeri, tempat ini juga hadir sebagai toko seni, tempat pertunjukan musik sekaligus kafe dengan program-program rutin yang menarik. Dua di antaranya adalah sesi bedah buku bernama Dalbuk dan At The Rooftop, sesi musik santai yang diselenggarakan di rooftop galeri dimana musisi muda Malang dapat menunjukkan bakat dan berkarya. Melihat perpaduan hal-hal tersebut, Semeru Art Gallery terbukti sebagai tempat ideal bagi para pegiat kreatif dan anak muda Malang untuk berkumpul. Selain itu, terdapat pula inisiatif dari Backline yang telah lama berupaya untuk menyediakan wadah bagi pelaku kreatif lokal untuk berkarya lewat sederet workshop, talks dan showcase yang diadakan. Digagas oleh Bie Paksi dan Vania Marisca, platform lintas disiplin yang berawal sebagai ruang dan kafe ini tetap hadir untuk menghidupkan gairah kreatif sekaligus menaungi geliat kesenian anak-anak muda di Malang.
Tulungagung
Ketika berbicara seni di Tulungagung, satu kata yang paling lekat dengan kota ini adalah tradisi. Sampai awal 2000-an, seni tradisi masih menjadi suguhan utama oleh para pegiat seni di sana. Sejak itu, ekosistem seni di Tulungagung telah dikembangkan dan diperkaya oleh ragam komunitas dengan karakteristik yang berbeda-beda. Dengan identitas yang cukup dominan di seni rupa, kini Tulungagung telah menghadirkan ragam kesenian yang berkecimpung di ranah musik, literasi dan juga film. Tetapi walau sudah sangat kaya akan komunitas dan inisiatif, infrastruktur seni di Tulungagung masih cukup memprihatinkan. Karena tidak adanya galeri yang dapat digunakan sebagai tempat pameran, rumah, cafe dan ruang serbaguna pun dijadikan pengganti. Jika mencari tempat untuk bertukar pikiran atau belajar, harus mengatur jadwal untuk berkunjung ke rumah salah seorang tokoh/seniman atau menunggu acara-acara spesial dari kolektif untuk memiliki tempat berkumpul walau hanya sementara.
Untungnya, infrastruktur itu sudah mulai terbangun berkat kolektif-kolektif yang bekerja keras untuk memberdayakannya. Upaya tersebut dapat kita lihat lewat Gulung Tukar dengan penyelenggaraan acara “Turunkan Jangkar, Kembangkan Layar” Januari lalu. Selain pameran foto dan pemutaran film, acara ini juga mengadakan lokakarya dan diskusi yang dihelat di empat venue, salah satunya adalah Shelter Tulungagung. Tak hanya berperan sebagai kafe dan tempat berkumpul para pegiat kreatif muda di Tulungagung, Shelter juga menyediakan ruang untuk mengadakan acara-acara komunitas seperti pemutaran film, pameran seni, acara musik sampai penggalangan dana sekalipun. Semua ini mereka lakukan dalam upaya untuk menghubungkan pemuda pemudi kreatif di Tulungagung agar mereka mempunyai tempat untuk berkumpul dan bertukar pikiran. Beberapa tempat yang patut di singgung juga adalah Loodst Coffee, Rumalaman dan Echo’s Coffee.
Bojonegoro
Sebagai salah satu kota dengan insan kreatif yang begitu beragam, Bojonegoro masih belum terlalu banyak dibicarakan dalam lanskap kreatif Indonesia. Dengan banyaknya subsektor kreatif yang hidup di sana, Bojonegoro merupakan salah satu kota yang berhasil mendapatkan dukungan dari pemerintah sekitar. Untuk mewadahi ragam kreativitas yang ada, bupati Bojonegoreo, Anna Mu’Awanah meresmikan kehadiran Bojonegoro Creative Hub (BCH) untuk memperkaya infrastruktur kreatif yang lama hidup di sana. Selain bisa menjadi tempat untuk berjejaring dan bertukar pikiran dengan pegiat kreatif lain, BCH juga menyediakan fasilitas studio, penyewaan laptop dan PC, juga recording studio. Dengan segala fasilitas tersebut, kiranya para pegiat Bojonegoro telah memiliki ruang dan alat yang cukup untuk menciptakan karya-karya yang luar biasa.
Memiliki visi yang sama untuk mengembangkan potensi kreatif lokal merupakan Bojonegoro East Java Film Festival (BEJaFF). Sebagai salah satu subsektor yang paling pesat berkembang di Indonesia, film pada unsurnya memiliki kekuatan signifikan dalam mempengaruhi audiens. Memiliki beberapa kegiatan yang terdiri dari kompetisi film pendek, workshop teknik, nobar layar tancap dan pasar rakyat, festival ini berupaya untuk menghubungkan sineas-sineas lokal sekaligus menggali bakat dari nama-nama baru sehingga dapat mengangkat lanskap film Jawa Timur dalam skala nasional juga internasional.
–
Artikel ini merupakan bagian dari proyek kolaborasi British Council – DICE dengan Whiteboard Journal yang berfokus untuk mengangkat Creative Hubs di Indonesia. Kolaborasi berjudul “Direktori” ini akan memuat profil komunitas serta kolektif lokal dari video series, interview, hingga buku. Tunggu rangkaian konten berikutnya di website kami.