YAY / NAY: Komen-Komen Di Akun Media Sosial Jonatan Christie, Sekadar Pujian atau Pelecehan Seksual?
Sebuah kasus double standard atau pelajaran tentang pelecehan seksual yang sering dialami wanita di media sosial?
Foto: Kabarnas
Jonatan “Jojo” Christie pada tanggal 28 Agustus 2018 berhasil meraih medali emas yang ke-23 untuk final bulu tangkis perorangan di Asian Games 2018. Sejak awal pertandingannya di Asian Games, Jojo Christie telah memenangkan hati para pendukung wanita karena parasnya yang tampan dan juga badannya yang atletis, saat ia mengganti baju di antara set pertandingannya. Posting memuja-muja Jojo di akun media sosial pendukung setia Jojo sudah tidak asing lagi. Namun, di tengah segala pujian untuknya, banyak sekali komentar-komentar yang kurang pantas disebarluaskan.
Terlalu banyak komentar yang ditinggalkan di akun media sosial Jojo yang bersifat terlalu seksual dan tidak pantas diucapkan di media sosial. Bahkan, salah satu saluran televisi Indonesia pun, telah memanfaatkan popularitas Jojo dan mengeksploitasi momentum ini agar mengundang lebih banyak penonton. Walau sudah ada beberapa orang yang membicarakan sifat seksual yang berlebihan dalam komentar-komentar tersebut, hal ini belum menjadi suatu isu yang besar di mata masyarakat. Mengapa begitu? Apakah karena hal ini terjadi kepada Jojo, seorang atlet lelaki dan bukan terjadi terhadap seorang atlet perempuan?
Bisa diperdebatkan bahwa komentar-komentar tersebut tidak bermaksud untuk menjadi pernyataan yang melecehkan dan sekadar candaan belaka. Perlu dipikirkan juga, apabila fenomena ini terjadi pada seorang atlet perempuan, pastinya akan banyak protes mengenai komentar-komentar tidak senonoh yang menyerang orang-orang di balik retorik tersebut. Ditambah itu, dengan naiknya gerakan sosial yang telah diangkat melawan pelecehan seksual, bukankah ini sedikit inkonsisten jika netizen dibiarkan meninggalkankomentar-komentar tersebut, tanpa memicu kesadaran sosial apa pun? Tuliskan pendapat anda di comment section di bawah. Mari kita bicarakan!