Teks: Ranti Ekaputri
Foto: IGN

Rasa kesepian hampir pasti dialami oleh mereka yang hanya bisa berhubungan jarak jauh melalui alat komunikasi seperti ponsel. Namun, bagaimana jika jarak itu terbentang hingga ke ujung galaksi? Ini adalah premis yang diangkat oleh Makoto Shinkai dalam animasi pendeknya, “Voices of a Distant Star”.

Animasi bergenre sci-fi ini mengambil setting di Jepang di tahun 2047, ketika bumi sedang menghadapi peperangan dengan pasukan alien yang disebut Tarsians. Mikako Nagamine, seorang siswa berumur 16 tahun, terpilih untuk menjadi anggota UN Space Army dan diharuskan menjelajah luar angkasa, meninggalkan bumi dan juga teman lelakinya, Noboru Terao. Mereka berjanji untuk saling berhubungan dengan berkirim pesan melalui telepon genggam.

Bagi sebagian orang, film ini bisa dikatakan cukup membingungkan karena alur yang tidak linear. Memori Mikako bersama dengan Noboru ditunjukkan berupa potongan-potongan flashback yang diselingi dengan adegan pertempuran Mikako yang mengendarai robot di luar angkasa—sedikit banyak mengingatkan akan seri animasi terkenal “Gundam”. Mengingat film ini adalah hasil garapan pribadi Shinkai dengan bermodalkan home PC, artwork film ini menyisakan jejak sketsa tangan yang bila dibandingkan dengan animasi di masa sekarang, dapat dikatakan kasar.

Namun, Shinkai secara sukses mampu mengilustrasikan melankoli yang dialami 2 remaja ini, ketika pesan yang mereka kirimkan membutuhkan waktu yang terlampau panjang untuk dapat sampai. Puncak rasa frustrasi dan kesepian tampak dialami Mikako ketika pesan yang ia kirimkan untuk Noboru sampai 8 tahun kemudian. Latar tempat yang digambar oleh Shinkai membawa nuansa sendu yang dirasakan kedua tokoh film ini, membuat kita berkontemplasi akan emosi yang dirasakan keduanya.

Quick Review Voices of a Distant Star: 3.5/5
Voices of a Distant Star (2002)
Sutradara: Makoto Shinkai
Sinopsis: Satu di bumi dan satu di luar angkasa, dua pelajar SMP, Mikako dan Noboru, berusaha untuk tetap berhubungan melalui pesan ponsel.