Potraiture ala Paolo Raeli
Seorang fotografer asal Denmark bernama Paolo Raeli, mengeimplementasikan gaya potraiture dalam karya fotonya yang menampilkan pasangan yang sedang kasmaran.
Teks: Anindita Salsabila
Foto: Lomography
Tahun lalu, dunia seni Cina digegerkan oleh kabar duka kepergian fotografer kontroversial Ren Hang. Bagaimana tidak, menghadapi segala prasangka yang ditujukan padanya bukanlah hal yang mudah bagi Hang. Sang fotografer memilih bunuh diri sebagai akhir dari depresi yang dialaminya sejak lama. Karya-karyanya yang dinilai provokatif dan kontroversial sebenarnya ingin menepis stereotip bangsa Cina sebagai robot yang kaku melalui absurditas yang disisipkan dalam karyanya. Salah satu cara dalam merealisasikan inspirasi tersebut adalah dengan menyewa model perempuan – disandingkan dengan teman model laki-laki Hang, bersama melancarkan berbagai pose di berbagai tempat. Objek lain seperti burung dara, tanaman dan makanan juga tidak jarang hadir di dalam karya fotonya. Tetapi tidak sedikit pula yang salah menginterpretasikan karyanya – sepenuhnya sebagai fetisisme dan pornografi.
Mirip dengan Ren Hang, seorang fotografer asal Denmark bernama Paolo Raeli, mengeimplementasikan gaya potraiture dalam karya fotonya yang menampilkan pasangan yang sedang kasmaran, bepergian, dsb. Berdasarkan interviewnya dengan Lomography, Raeli menjelaskan bahwa pada awalnya dirinya mempunyai ketertarikan terhadap warna langit kala senja ketika semuanya berwarna merah jambu dan oranye. Setelah menggabungkannya dengan para model yang juga merupakan teman-temannya – keduanya menciptakan sinergi yang transparan dan tulus. Hal tersebut menginspirasi karya-karya Raeli dalam mengabadikan kesederhanaan, kelabilan dan kebahagiaan masa muda yang hanya terjadi sekali seumur hidup.