New York Public Library Membuat Literatur Mudah Diakses Lewat Insta-Novels
Upaya baru untuk melestarikan budaya membaca yang bersinggungan dengan kemajuan teknologi.
Teks: Salsabila Ramadhani
Foto: New York Public Library
Perpustakaan umum ke-3 terbesar di dunia, yakni New York Public Library kini menjadi buah bibir di kalangan para pecinta literatur serta masyarakat umum berkat mengumumkan dan meluncurkan inovasi terbarunya, yakni Insta-Novels. Berkolaborasi dengan salah satu agensi periklanan ternama di New York bernama Mother, Insta-Novels sejatinya adalah eBook yang dibuat sedemikian rupa dan dipublikasikan lewat fitur Instagram Stories. New York Public Library berupaya untuk menyajikan karya sastra klasik berbentuk novel ataupun cerita pendek kepada para pengguna Instagram yang dikemas secara menarik dan efisien dengan harapan menghidupkan kembali budaya membaca dan terciptanya konten yang edukatif dalam kehidupan bersosial media.
Kolaborasi dan inovasi ini merupakan wujud adaptif dari New York Public Library dalam menghadapi era digital. Christopher Platt, Chief Branch Library Officer dari New York Public Library, menyatakan bahwa perpustakaan tersebut ingin merubah stigma kaku yang selalu diasosiasikan dengan perpustakaan dan membaca. Adapun awal dari Insta-Novels ini dimulai dengan karya Lewis Carroll yang berjudul “Alice’s Adventures in Wonderland,” yang tentu saja mendapat sambutan hangat dan positif dari masyarakat.
Berkat ide yang tidak biasa, hingga tata letak teks yang membuatnya menjadi mudah dibaca, kehadiran Insta-Novels terhitung progresif dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan konten yang berkualitas, edukatif, dan menghibur. Tak hanya itu, inovasi ini dapat menjadi kekuatan untuk meningkatkan interaksi dan engagement antara New York Public Library dengan masyarakat.
Insta-Novels kini sudah dapat dinikmati dengan membuka akun Instagram New York Public Library dan mengakses karya-karya sastra pada fitur Highlight. Melihat inovasi yang dilakukan oleh New York Public Library, akankah perpustakaan-perpustakaan lainnya mulai terinspirasi untuk membuat hal serupa, atau bahkan yang lebih menarik, dalam rangka menggalakkan budaya membaca di era digital ini?