Wahono dan RMP Kembali Menyuguhkan Suara Eksperimental Lewat “Dehumanisasi/Dealienisasi”
Rilisan terbaru DIVISI62 yang mengeksplorasi suara-suara tradisional dalam balutan musik elektronik.
Teks: Muhammad Agung
Foto: DIVISI62
Sebuah indie label asal kota Jakarta DIVISI62 baru-baru ini resmi meluncurkan album terbarunya berjudul “Dehumanisasi/Dealienisasi”. Di album ini DIVISI62 kembali mengedepankan musik eksperimental minimalis yang dipadukan oleh suara backing vocal dan elemen elektronik yang menambah suasana dalam lagu lebih mencekam tapi juga dinamis seperti di lagu “RMP – 4’31” dan “Wahono – 3’20”. DIVISI62 sendiri bertujuan ingin mencapai tingkat baru dalam musik beraliran elektronik dan eksperimental.
Sebelumnya produser Harsya Wahono dan Randy MP telah menciptakan nomor-nomor seperti “Prambanan”, “Mabad”, “Ugruvsteady” yang juga telah sukses mencuri perhatian pendengarnya dengan balutan funk bercampur sentuhan elektronik. Musik yang dimainkan mengajak pendengarnya seolah berpetualang dalam gelap gulita di ruang antariksa yang penuh dengan fantasi dengan kemasan efek space-nya. Jika disimak secara seksama tak jauh berbeda dengan Nujabes di album “Modal Soul”.
Tidak hanya merilis musik di bawah nama DIVISI62, roster dari label ini pun terdiri diri dari moniker para pendirinya seperti RMP, Marsesura, dan Uwalmassa yang memainkan musik-musik tradisional Jawa yang diramu secara eksperimental dan ditambah dengan efek elektronik dengan penekanan delay, reverse, dan distorsi. DIVISI62 telah menjadi wadah baru untuk para musisi elektronik tanah air agar dapat mengeksplorasi sudut-sudut baru dalam bermusik.
“Dehumanisasi/Dealienisasi” oleh DIVISI62 sudah dapat dinikmati di Bandcamp.