Synchronize Fest 2020 Usungkan Konsep Budaya dengan “A Festival for Everyone”
Setelah kesuksesan tema “Green Movement”, Synchronize Fest hadirkan konsep yang peduli lingkungan, lintas generasi, dan lintas budaya untuk perhelatannya pada 2, 3, dan 4 Oktober mendatang.
Teks: Annisa Nadia Harsa
Foto: Synchronize Fest
Setelah kesuksesan Synchronize Fest 2019, perhelatan festival musik tahunan ini akan kembali pada 2-4 Oktober mendatang di Gambir Expo, Kemayoran. Khas dengan pendekatan tematis tiap tahun, tema “Green Movement” pada tahun 2019 silam telah dianggap sebuah keberhasilan dengan menggandeng pengunjung untuk lebih peduli terhadap lingkungan dengan berhasil mengajak pengunjung untuk membawa tempat minum dan menyediakan water station guna mengurangi sampah plastik. Untuk tahun 2020, Synchronize Fest telah menyiapkan konsep yang mengusung isu tak kalah penting, yaitu inklusivitas dan budaya yang dinamakan “Festival for Everyone”.
Melalui konsep tersebut, Synchronize Fest di tahun ini akan merayakan pop culture, melalui tiga macam pendekatan, yaitu Environmental, History, dan Hybrid. Aspek Environmental fokus terhadap relasi fisik dan lingkungan, atau lingkungan sebagai cerminan penghuninya. Dalam aspek History, Synchronize Fest mengusung sejarah dalam budaya populer, seni, maupun Jakarta sebagai suatu kota dengan mengundang musisi-musisi lintas generasi. Sedangkan Hybrid, mengangkat konsep asimilasi budaya, di mana Jakarta merupakan sebuah melting pot dari budaya-budaya segala penjuru Indonesia, maupun dari luar negeri.
Tiket untuk Synchronize Fest 2020 ini sudah mulai dijual pada 1 Januari silam dengan paket early bird yang sudah terjual habis. Namun, para penggemar acara musik tahunan ini tidak perlu khawatir, karena tiket kategori Presale 1 akan bisa dibeli mulai pada tanggal 29 Februari mendatang dengan harga Rp350.000 melalui situs resmi Synchronize Fest.
Sembari menunggu tersedianya tiket Presale 1, nikmati video dokumentasi Synchronize Fest 2019 pada tautan di bawah ini.