Spotify Menolak Membayar Royalti Lebih Besar Untuk Kelompok Musisi, Namun Menghabiskan Dana Untuk Sponsorship Deal Dengan Tim Sepak Bola Barcelona
Spotify mengajukan bahwa musisi berhak menerima sebesar 10,5% dari jumlah revenue platform Spotify sendiri.
Teks: Titania Celestine
Photo: Haithem Ferdi via Unsplash
Pada tahun 2019 lalu, Spotify menyatakan bahwa perusahaan tersebut tidak dapat menaikan jumlah royalti yang diberikan kepada musisi melalui platform tersebut tanpa mengorbankan kualitas pelayanan pengguna platform Spotify.
Hal tersebut merupakan respons mereka terhadap sebuah legal appeal yang dibuat oleh sekelompok musisi asal Amerika Serikat yang mengklaim bahwa royalti yang diterima melalui Spotify dianggap kurang beneficial bagi kelompok musisi, terutama musisi independen.
Belakangan ini, sebuah data proposal dari layanan streaming musik yang diajukan pada US Copyright Royalty Board (CRB) telah dirilis secara publik. Dokumen yang berisi ajuan platform seperti Spotify, Apple Music, dan Amazon, berisi proposal dari setiap perusahaan akan jumlah royalti yang berhak diberikan pada musisi untuk lima tahun kedepan, yakni tahun 2023 hingga 2027.
Sebelum dokumen tersebut dirilis secara publik, kelompok National Music Publishers’ Association menyatakan bahwa layanan streaming musik kini berupaya untuk memperkecil jumlah revenue yang diterima musisi, sehingga menjadi “the lowest royalty rates in history”.
Sebagai konteks, rata-rata nilai revenue yang diterima oleh musisi yang terdaftar pada platform Spotify tercatat yakni sekitar 15%. Namun dalam dokumen tersebut, diungkapkan bahwa Spotify mengajukan bahwa musisi berhak menerima sebesar 10,5% dari jumlah revenue platform Spotify sendiri.
Nilai royalti sebesar 10,5% merupakan rata-rata jumlah royalti yang diterima musisi di tahun 2017 (menurut CRB). Tetapi di tahun 2018, CRB telah memutuskan bahwa untuk lima tahun kedepannya (2018-2022), jumlah nilai royalti yang diterima musisi harus mencetak angka 15,1%.
Dari pengajuan Spotify yang menargetkan penurunan jumlah revenue yang diterima musisi untuk lima tahun mendatang, berbagai pihak menyimpulkan bahwa Spotify menolak untuk membayar royalti yang lebih besar pada kelompok musisi, namun mengedepankan kelangsungan berjalannya perusahaan tersebut.
Anehnya, Spotify dilaporkan juga telah berada di ambang deal dengan tim sepak bola Barcelona untuk menghabiskan sejumlah USD $320 juta (sekitar Rp 4.5 miliar) untuk sebuah sponsorship deal.
Menurut The Guardian, deal tersebut akan menampilkan logo Spotify pada kaos jersey pemain sepak bola tim Barcelona, dan memberikan Spotify naming rights untuk stadium Barcelona, yakni Camp Nou.
Deal tersebut diprediksi akan diumumkan minggu ini, dan akan mulai rolling out tahun ini pada musim panas, setelah kontrak Barcelona dengan sponsor Rakuten dan Beko berakhir.
Here’s the catch, sekitar seminggu yang lalu, Spotify merilis data Q4 2021 results, yang menyatakan bahwa program Premium Subscriber Spotify mengalami pertumbuhan sebesar 8 juta pengguna dibandingkan data laporan Q3 2021.
Singkat cerita, perusahaan Spotify dan user base mereka kian bertumbuh besar dan menjamur, namun mereka menolak untuk membayar kelompok musisi– istilahnya, kelompok yang membantu pertumbuhan perusahaan tersebut– angka royalti yang lebih besar, namun malah menurunkannya. Dengan alasan bahwa Spotify tidak bisa menaikan angka royalti bagi kelompok musisi tanpa mengorbankan kualitas pelayanan pengguna.
Selayaknya dipertanyakan hal-hal yang terkait dengan prioritas platform tersebut dan nilai apresiasinya pada kelompok musisi yang telah meningkatkan tingkat revenue perusahaan Spotify sendiri.