New Music Selection: Wet Leg, Blood Incantation, Mantra Vutura, sampai Belle and Sebastian

Music
04.03.22

New Music Selection: Wet Leg, Blood Incantation, Mantra Vutura, sampai Belle and Sebastian

Kembali bernyanyi bersama Tulus, nikmati homage Wednesday terhadap musik yang mempengaruhinya, terhipnotis lantunan gelap Just Mustard, dan rasakan meriahnya festival dalam tekstur musik ODESZA.

by Whiteboard Journal

 

Setiap hari jumat, kami akan merangkum rilisan lagu baru dari musisi lokal dan internasional. Berikut adalah rangkuman lagu-lagu baru yang menarik untuk didengar di minggu pertama Maret 2022 ini.

Wet Leg – Angelica

Duo asal Isle of Wight ini mengeluarkan single yang menjadi bayangan betapa menariknya album mereka. Kecemerlangan mereka terpancar dari bagaimana mereka mengeksplorasi suara gitar yang begitu unik sehingga mampu memberikan aksen yang trippy dan terdengar menyenangkan–meski menurut mereka lagu ini dipenuhi dengan kekecewaan. Mereka tampaknya akan mencuri spotlight di tahun ini dengan debut album yang direncanakan rilis pada 8 April mendatang.

 

Tulus – Nala

Sesuai dengan namanya, ia bermusik dengan tulus; dalam menulis lagu, menyusun ornamen pengisi lagunya, dan juga bagaimana ia menggunakan kata-kata yang mudah dicerna dalam menceritakan kisah di liriknya. Semua mencerminkan etos tersebut. Di track ‘Nala’, nuansa manusiawi yang menjadi gagasan utama dalam album ‘Manusia’ terasa begitu kuat. Itu yang membuat Tulus spesial. Lagunya tak hanya mudah dikenali, tapi juga menempel di kepala dan menaburkan rasa ke hati pendengarnya.

 

Wednesday – She’s Acting Single (Gary Stewart cover)

Kualitas sebuah band, seringkali, bisa diamati dengan bagaimana mereka membawakan lagu musisi lain dengan gayanya sendiri. Mendaur ulang lagu country menjadi shoegaze 90-an dan tetap terdengar catchy adalah langkah terbaik dari Wednesday untuk unjuk gigi. 

 

Blood Incantation – Ea: First Movement

Kwartet death metal asal Denver hadir beribu kali lipat lebih mengerikan dari rilisan-rilisan sebelumnya hanya dengan album ambient. Sebagai pembuka bagi babak kedua album baru mereka ‘Timewave Zero’, track ‘Ea: First Movement’ menghadirkan kengerian dan kegelisahan akan hal-hal yang kita tidak ketahui di gelapnya alam semesta hanya dengan dengungan synthesizer.

 

Just Mustard – Still

Band alt-rock asal Irlandia ini kembali dengan single mencekam yang diberi judul ‘Still’. Mereka memainkan musik tempo rendah dengan bass yang rendah dan lebar khas post-punk/dark wave dan sayatan gitar di sepanjang lagunya. Beberapa saat sebelum vokal masuk, pendengar mungkin akan berekspektasi diisi dengan suara khas Ian Curtis. Tapi mereka justru mengisinya dengan vokal lembut yang membuat lagu ini menjadi hipnotik.

 

Deluded – Take Shelter

Kwartet asal Blitar yang terdiri dari personel Crucial Response, Bizarre, dan juga Devil Despize ini kembali dari tidur panjangnya. ‘Take Shelter’, nomor pembuka dari empat track di Demo II mengajak pendengarnya “berkenalan” dengan sangat galak. Mereka tidak main-main dalam meramu agresivitas New York Hardcore akhir 80-an dan groove ala Cleveland Hardcore di era yang sama.

 

BADBADNOTGOOD – Open Channels

Trio jazz asal Canada merilis track bertempo lambat yang tadinya hanya bisa didengarkan dalam format fisik album ‘Talk Memory’. Track yang kini diunggah dan dapat didengarkan secara online itu, bagai tanaman yang tumbuh sangat rimbun di kepala dan menjalar hingga sudut yang hampir tidak pernah terjamah ketika mendengarkan musik dari musisi yang mengusung genre serupa.

 

Mantra Vutura – Tabir

‘Tabir’ memang bukan lagu religi dalam artian harfiah. Meski lagunya terinspirasi dari ayat 30 surat Al-Baqarah, Mantra Vutura tidak berusaha menjadi sufi. Mereka piawai membuat lagu elektronik rock dengan pesan yang dalam namun tidak terdengar sok puitis. Mereka justru menyuguhkan musik rock modern dengan instrumentasi yang matang dan sentuhan piano serta synth yang kental dan lebih percaya diri: tampil tanpa menggandeng penyanyi tamu seperti rilisan-rilisan sebelumnya. 

 

ODESZA – Better Now (feat. MARO) 

Dentum drum yang bergema namun begitu solid, dentingan synthesizer yang gritty sekaligus berkilauan pada beberapa part, dan sentuhan suara emas MARO yang memberikan tekstur yang begitu earthy. Ketika menulis ‘Better Now’ tampaknya ODESZA begitu sadar bahwa musik mereka akan kembali mengisi festival-festival besar dengan sound system dan lampu berkekuatan listrik puluhan ribu megawatt.

 

Belle and Sebastian – Unnecessary Drama

Belle and Sebastian kembali dengan single terbaru album penuh pertama mereka dalam kurun waktu tujuh tahun belakangan. Sebagai pembuka untuk album studio kesepuluhnya, ‘Unnecessary Drama’ memberikan musik nostalgia terhadap musik mereka. Raksasa indie pop asal Glasgow ini mengajak pendengarnya untuk bersuka cita bersenandung setelah ditimpa pandemi dan menyaksikan kematangan kematangan bermusik mereka.whiteboardjournal, logo