Musik Dalam Bentuk NFT Berpotensi Menjadi Kesempatan Emas bagi Musisi Independen
Industri musik menghasilkan untung sebesar USD$42 miliar setiap tahunnya, namun hanya sekitar 12% dari nilai tersebut diterima dan dinikmati musisi dibalik hasil karya miliknya.
Teks: Titania Celestine
Photo: Clay Banks via Unsplash
Selain sebuah benda yang dianggap sebagian dari modern visual art, kini NFT mulai juga dikenal sebagai aset berharga bagi para musisi. Melalui tokenized music, NFT diharapkan dapat menjadi sumber revenue bagi musisi untuk mendapatkan full value atas jerih payah mereka dalam proses menciptakan musik.
Tercatat bahwa industri musik bisa menghasilkan untung sebesar USD$42 miliar setiap tahunnya, namun hanya sekitar 12% dari nilai tersebut dapat benar – benar diterima dan dinikmati musisi dibalik hasil karya miliknya.
Selebihnya, berdasarkan data riset yang dipublikasikan oleh majalah Rolling Stone, sejumlah 90% angka stream yang didapati pada aplikasi musik seperti Spotify dan Apple Music didominasi oleh 1% top musicians secara global. Demikian, hal tersebut berarti musisi independen yang tidak memiliki kontrak rekaman hanya mendapat untung minim dari hasil kerja mereka sendiri.
Melalui teknologi blockchain, platform Audius telah meluncurkan sebuah NFT music streaming service, yang merupakan komunitas peer-to-peer yang menyediakan fasilitas bagi musisi independen untuk merilis musik dan menerima bayaran melalui token melainkan royalti.
Selain platform streaming seperti Audius, perusahaan OneOf juga mulai menyediakan oportunitas monetization bagi musisi independen melalui penjualan NFT karya musisi yang akan memberikan pemilik NFT tersebut akses komunikasi dengan pencipta musik tersebut. Beberapa NFT yang telah dijual OneOf berasal dari musisi ternama seperti Pitbull, Doja Cat, dan Alesso.
“Para musisi sangat antusias akan metode baru ini, karena hal ini actually lets them connect with their fans, tanpa perantara,” tutur Josh James, COO dan co-founder OneOf.
Walaupun memang banyak jumlah artis yang merasa dikecewakan oleh industri musik tradisional, digital collectibles yang berupa NFT musik mungkin dapat mengubah perspektif musisi independen akan industri musik modern yang akan datang.
Seorang musisi independen bernama Daniel Allan, yang sebelumnya hanya menerima untung minim dari musiknya yang dirilis melalui Spotify, mengakui bahwa melalui NFT musik, ia telah mulai mengalami kenaikan nilai untung dari hasil kerja dan jerih payahnya.
“Saya merasa karir saya sebelumnya itu hanya untuk menciptakan musik yang akan cocok bagi pendengar umum, jadi saya diwajibkan membuat lagu yang kurang cocok dengan diri saya sendiri secara personal,” ungkap Allan dalam sebuah interview dengan majalah TIME.
“Melalui sebuah artistic standpoint, memang NFT dan Web3 secara general dapat menciptakan sebuah ruang yang lebih produktif bagi para seniman.” tambah Allan.
Produser musik ternama Justin Blau menjual album vinyl NFT pertamanya berjudul ‘Ultraviolet’ senilai USD$11.7 juta pada Februari lalu. Sebulan kemudian, band Kings of Leon menjual album mereka ‘When You See Yourself’ dalam bentuk NFT, senilai USD$ 2 juta.