Mitski Mengungkapkan Kelamnya Performance Anxiety Miliknya dan Cerita Di Balik Karir Musiknya
“Industri musik itu sebuah bentuk konsumerisme. Kamu, sebagai musisi adalah produk yang dikonsumsi– dibeli, dijual.” ujar Mitski.
Teks: Titania Celestine
Photo: via The New Statesman
Dalam sebuah wawancara dengan majalah Rolling Stone, Mitski berbagi akan perasaan anxiety miliknya yang berhubungan dengan stage performance. Sang musisi mengungkapkan bahwa rasa gugup miliknya ini terkadang menyusup tidurnya dalam bentuk mimpi buruk.
Mimpi buruk tersebut, yang dikatakan bersifat recurring atau terjadi berulang kali, menempatkan Mitski dalam sebuah skenario dimana ia harus menampilkan sebuah setlist konser dengan grup orkestra yang tidak ia kenal, tanpa pernah melakukan latihan dengan mereka sebelumnya.
Mungkin mimpi tersebut memang sepertinya sedikit konyol bagi kami, the average people, namun menurut Mitski, sebagai seorang penyanyi, hal tersebut merupakan nightmare fuel. Tentunya mengingat bahwa Mitski akan segera melakukan live performances di atas panggung kembali, setelah menjalankan ‘penampilan terakhir’ miliknya di tahun 2019.
“Semua orang memandangku bagai aku aneh– jadi aku mulai melakukan pemanasan vokal, tetapi ditengah-tengah pemanasan, seluruh anggota orkestra tersebut juga mulai melakukan pemanasan vokal. Semua sangat berisik, hingga aku tidak bisa mendengar suaraku sendiri. Kemudian aku berjalan semakin jauh, semakin dalam mencari area venue yang sepi, tapi ujungnya, aku tersesat dalam gedung besar tersebut,” tutur Mitski.
Mitski sendiri merupakan seorang musisi indie rock yang baru-baru ini mengalami peningkatan popularitas setelah lagunya ‘Nobody’ menjadi salah satu audio TikTok yang viral. Selain lantunan musik miliknya yang catchy dan enticing, sifat pribadi Mitski juga dianggap sebagai salah satu genuine personality oleh para pendengar setianya.
“Pada saat itu (penampilan terakhir Mitski di Central Park, 2019), sebenarnya aku sudah siap untuk meninggalkan industri musik. Aku berfikir, inilah performance terakhir milikku, dan aku akan menghentikan karir musik, dan menjalani hidup yang berbeda.”
“Ketika aku selesai bernyanyi, kemudian aku berjalan ke belakang panggung, di saat itu juga aku langsung menangis, I thought, ‘What have I done?’” ungkap Mitski.
Walaupun ia telah memutuskan jalan karirnya di atas panggung Central Park pada hari itu, Mitski mengakui bahwa jadwal padat tour dan production bukanlah hal yang menjadi final straw baginya, melainkan, perasaan dalam batinnya yang membuat dirinya merasa seperti commodity.
“Industri musik itu sebuah bentuk konsumerisme. Kamu, sebagai musisi adalah produk yang dikonsumsi– dibeli, dijual. Bahkan orang-orang yang merupakan anggota tim kamu, yang kamu anggap teman– mereka mendapatkan pecahan dari profits yang kamu ciptakan. Jadi ketika aku ditawarkan sebuah proyek kemudian aku tolak, berarti aku akan memotong pendapatan teman-temanku sendiri.”
Mitski mengakui bahwa ia harus menjalankan rehat agar hati dan pikirannya tidak termakan oleh ketamakkan industri musik.
“I could see a future self, yang mengedepankan rilis musik for the sake of keeping the machine running. Hal tersebut sangat mengerikan bagiku, secara pribadi.”
Mitski Miyawaki, seorang musisi indie rock asal Amerika Serikat yang berdarah Jepang, merupakan pencipta dari lagu hit ‘Washing Machine Heart’, ‘Nobody’, dan ‘Bury Me at Makeout Creek’.