Legenda Shoegaze Indonesia, Sugarstar, Luncurkan EP Debut bertajuk “Tellabye”
Berisikan lagu-lagu lama yang telah direstorasi, Sugarstar rilis EP Debut “Tellabye”.
Teks: Shadia Kansha
Photo: Press Release/Sugarstar
Bagi para penikmat musik shoegaze di tahun 2000 awal, mungkin nama band Sugarstar tidak terasa asing. Ya, band yang dijuluki sebagai band mitos ini berhasil membekas di benak para penikmat musik genre niche tersebut. Band ini tidak pernah menerbitkan album penuh secara resmi. Jejak digital mereka pun juga terasa samar seakan-akan menjadi remahan yang harus diikuti oleh mereka yang memang ingin mencari. Setelah dua dekade, tanpa hujan tanpa angin, band ini meluncurkan EP debut mereka bertajuk “Tellabye”.
EP yang dapat kita akses melalui Youtube dan Joox in memuat tiga track. Salah satunya adalah “Delirious” yang sudah sempat rilis pada tahun 2017 lalu. Sisanya? merupakan relik-relik dari materi-materi musik Sugarstar yang direstorasi dan didandani kembali. Sebuah fakta menarik, band tersebut terpaksa mengikhlaskan 60 lagu yang telah mereka buat akibat rusaknya harddisk tempat mereka menyimpan lagu-lagu tersebut.
Sulung dan Iyub bercerita bahwa bagian terbesar dalam sukacita menjadi bagian dari Sugarstar adalah eksplorasi mencari sound yang ideal. Referensi dan teknologi yang belum secanggih hari ini menjadi motivasi bagi mereka untuk menemukan suara yang sesuai dengan ekspektasi mereka. Kerja keras mereka sempat membuahkan hasil dan memasukkan mereka ke dalam sirkuit pensi, kompilasi zine lokal, dan beberapa gig Ibukota lainnya.
EP ini menjadi jalan kenangan bagi siapapun yang menyenangi genre ini (yang sudah mulai tertutupi genre-genre baru zaman sekarang). Yang pasti, bagi Sulung dan Iyub, rilisan ini menjadi penutup manis bagi perjalanan band Sugarstar yang sudah sejak lama berpisah untuk menjalani hidup masing-masing. Setidaknya, grup band mitos ini memiliki jejak digital yang mampu mengabadikan segala petualangan band tersebut dalam perjalanan musik tanah air.