Jangan Lewatkan Mereka Saat Membahas “Guitar Hero” Lokal
Berikut pemain gitar penting namun underrated Indonesia dekade ini.
Words by Whiteboard Journal
Teks: Ricky Siahaan
Sesaat setelah tampil bersama Vague di hajatan peringatan 10 tahun album Footsteps beberapa waktu lalu, saya mengingat kembali postingan media sosial yang pernah saya buat pada 2016. Bahwa Yudhistira Agato, vokalis dan gitaris dari Vague, menurut opini saya bisa masuk kategori ‘guitar hero’ versi lokal. Approach-nya dalam bermain gitar, visi misi yang detil dalam tone dan karakter permainan, serta musik Vague yang demikian guitar-driven membuat Yudhis menjadi kandidat alami untuk masuk ke kategori tersebut.
Baiklah, tentunya saya suka dengan gitaris berteknik tinggi. Di scene lokal terutama, shredmaster a la mas Eet Sjahranie tak akan pernah gagal membuat mata saya terbelalak, imajinasi bli Dewa Budjana bagi saya selalu mengagumkan. Atau ketika Gugun menerjemahkan Blues ke pendengarnya, isi hatinya bisa kita dengarkan. Hormat saya selalu kepada para guitar warrior ini.
Namun semenjak dulu, saya selalu merasa kalau ada sisi alternatif dari kultur gitaris ini. Maksud saya, ada sisi lain dari stereotip, bahwa gitaris mahir, atau pahlawan gitar, atau apapun istilahnya, hanya menawarkan aspek ketangkasan serta teknikalitas. Hingga mengesankan bahwa guitar hero hanya didominasi oleh mereka yang berasal dari genre hard rock, metal, jazz, atau blues.
Bila di dunia internasional, sultan enam senar semacam Johnny Marr (The Smiths), Kevin Shields (My Bloody Valentine), Billy Corgan (Smashing Pumpkins), hingga Justin Broadrick (Godflesh/Jesu) bisa kerap menghias majalah-majalah gitar karena dianggap guitar hero. Saya rasa Indonesia juga memiliki versinya sendiri dari kancah jagoan gitar ini.
Dan apakah kita tertinggal bila definisi gitaris andal masih berputar di sosok semacam Yngwie Malmsteen yang punya kemampuan menjejalkan sebanyak mungkin notasi dalam sedetik? Saya pikir stereotip gitaris andal seperti zaman dulu ini sudah nggak lagi relevan.
Konsensus internasional yang ada sekarang: Definisi seorang gitaris ‘andal’ memiliki makna yang lebih luas dan dalam. Bisa jadi bukan hanya tangkas bersirkus jemari, namun bisa menunjukkan nilai lebih mereka, pada aspek karakter permainan, sound, penulisan lagu, dan seberapa besar ‘nyali’ serta soul yang mereka pancarkan di genre musik mereka masing-masing.
Gitar tentu masih menjadi menu utama di band mereka, dan ini membuat mereka menjadi menonjol. Bermula dari menawarkan sesuatu yang berbeda. Karya, upaya, serta gaya permainan mereka pun pada akhirnya menjadi inspiratif dan berpengaruh di generasinya. Di bawah ada beberapa nama yang mungkin cukup underrated, bila Anda tak tahu siapa mereka, mungkin sudah saatnya Anda cek apa yang mereka lakukan—simply because they deserve every ounce of the attention and recognition.
Gitaris Indonesia terpenting saat ini versi saya:
(in no particular order)
3. Andika Surya – Alice/Collapse
4. Yudhistira Agato – Vague/Jirapah
10. Haecal Benarivo – Morgensoll
11. Endah Widiastuti – Endah n’ Rhesa
12. Stefanus ‘Epan’ Yonatan – Tarrkam
15. Alyuadi Febriyansyah – Heals
16. Absar Lebeh – Ali/The Sigit/The Slave
17. Angga Kusuma – Billfold/Ex-Taring/Ssslothhh
18. Dadang ‘Dankie’ Pranoto – Navicula/Dialog Dini Hari