Early Access Review: 박혜진 Park Hye Jin – Before I Die
Sebuah debut album yang menunjukkan musikalitas serta eksperimentasi 박혜진 Park Hye Jin dalam meramu genre sembari menyelipkan perspektif kehidupan modern.
Words by Ghina Sabrina
Foto: Dan Medhurst
Beberapa tahun ke belakang, skena musik house global telah diramaikan oleh banyak musisi-musisi baru dari Asia seperti Peggy Gou, Yaeji, hingga 박혜진 Park Hye Jin. Meskipun tergolong sebagai pendatang baru, Hye Jin dengan cepat menarik perhatian lewat rilisan-rilisannya yang menuai pujian. Dua EP sebelumnya, “IF U WANT IT” dan “How can I” menunjukan fleksibilitasnya sebagai seorang produser, rapper, dan penyanyi, yang tidak segan untuk bereksperimentasi secara genre. Nuansa deep house yang hadir di EP pertama kemudian diperluas dengan kemunculan elemen juke, trap, hingga techno di EP kedua.
Tahun ini, Hye Jin telah merilis tiga single yang tidak kalah menarik dan mengambil bentuk yang berbeda. “Let’s Sing Let’s Dance” mengusung genre techno yang lekat dengan ciri khasnya, seperti pada single di EP sebelumnya yaitu “Like this”. “Watchu Doin Later” adalah trek trap-inspired dengan lirik self-deprecating, ”Oh my God I’m dumb as shit”. Lalu, “I Need You” merupakan single yang menunjukan sisi emosional seorang Hye Jin. Pendekatan ini yang semakin membuat penasaran tentang musikalitas Hye Jin di debut album, “Before I Die”.
Jika didengarkan secara langsung, “Before I Die” dapat dibagi menjadi dua tone yang berbeda. Walaupun dibuka dengan single “Let’s Sing Let’s Dance”, album ini dimulai dengan nuansa downtempo kental seakan menjadi pemanasan untuk sebuah party yang akan datang. Kemudian, tone tersebut berubah secara drastis di beberapa trek terakhir yang penuh dengan beat dan hentakan bass yang galak.
Dalam hal lirik, Hye Jin mengangkat beberapa tema menarik dalam album ini. Ia menyentuh soal keluarga di titular track “Before I Die” (I miss my mom/I miss my dad/I miss my sister/I miss my brother). Lalu soal self-affirmation dan manifesting lewat “Me Trust Me”. Namun yang lebih menarik adalah bagaimana ia juga menyinggung soal hookup culture lewat “Can I Get Your Number”, “Watchu Doing Later”, dan “Sex with ME (DEFG)” yang ditaruh secara berurutan dalam tracklist – seolah-olah memperlihatkan bagaimana sebuah hubungan terbentuk dari proses awal hingga akhir.
Nuansa techno dan house juga hadir dalam album ini, menjadi pemacu energi dari trek-trek sebelumnya yang didominasi oleh tempo lambat. “Never Die” menghadirkan nuansa rave dengan techno stomp agresif. Sementara itu, “Hey, Hey, Hey” memadukan elemen breakbeat dan industrial techno yang tak kalah intens.
Eksperimentasi Hye Jin dalam album ini juga bukan tanpa cela, vokal repetitif yang dipadu dengan beat monoton akan terasa melelahkan jika didengar terus menerus. Seperti halnya di bagian awal album ini, ketika Hye Jin menunjukkan sisi emosionalnya lewat beberapa trek yang diramu dengan susunan serupa.
Terlepas dari itu semua, “Before I Die” adalah album yang menyenangkan. Saat mendengarkan album ini, kita seakan menjadi pemeran utama dalam pengalaman hidup yang dijabarkan oleh Hye Jin. Menjadi sosok penuh percaya diri yang tidak takut untuk menghadapi sisi emosionalnya namun berani untuk mencoba hal-hal baru di dunia yang penuh kejutan.
–
Album “Before I Die” dari 박혜진 Park Hye Jin sudah bisa didengarkan di berbagai platform streaming musik favorit mulai hari ini.