Teks: Faesal Mubarok
Foto: Crayola Eyes

Beberapa tahun setelah perilisan Oscillation/Crayola Eyes 7” serta single Spectrum (for Sonic Boom) dan Blacker Than Coal, Crayola Eyes akhirnya mengeluarkan album perdana mereka yang telah lama dinanti, bertajuk Gushing di bawah naungan LaMunai Records.

Album ini memuat 8 lagu dalam durasi sekitar 41 menit, yang diklaim memiliki beragam gaya musik yang dapat tetap terikat menjadi suatu kesatuan berkat ciri khas mendasar Crayola Eyes. “Album ini memiliki pusaran wall-of-sound, perjalanan ke pinggiran kelam psychedelia akhir ‘60-an, hingga balada yang apa adanya,” ujar unit pop/psychedelia berbalut reverb asal Jakarta ini.

Crayola Eyes mengajak Bernardus Fritz dari Sunmantra untuk menjadi produser pada penciptaan album ini. Kolaborasi tersebut dipicu oleh kebutuhan band untuk memiliki sepasang telinga baru guna mengembangkan materi lebih jauh lagi, demi menghindari stagnasi—bagaimanapun juga, Crayola Eyes sudah berdiri selama lebih dari satu dekade tanpa merilis satu album pun. Fritz kemudian menjadi pilihan yang alami karena “ketertarikan terhadap jenis musik yang sama dan, tentunya, pemahaman terhadap musik Crayola Eyes.”

“Kami ingin mengembangkan musik kami tanpa harus mengorbankan karakteristik Crayola Eyes. Fritz memahami ini. Ia tahu persis apa yang kami tuju. Hasilnya adalah karakter bermusik yang ekspansif, berasal dari racikan instrumentasi berlapis dan peningkatan nilai produksi, yang bisa didengar di sekujur album.”

Tajuk album Gushing sendiri (dalam bahasa Indonesia: tak terkendali, bebas, menyembur) dimaksudkan untuk menangkap sifat Crayola Eyes dalam menciptakan dan mengeluarkan lagu tanpa kompromi juga batasan. Mereka kemudian mempertegas, “Album ini juga dapat dilihat sebagai manifestasi sikap kami untuk mengendalikan sendiri musik kami, untuk menciptakan apa pun yang mau kami ciptakan.”

Gushing oleh Crayola Eyes kini sudah dirilis dan bisa didengarkan sekarang.