Bagaimana Maliq & D’Essentials Berkembang dari Sebuah Konsep Menjadi Salah Satu Band Terbesar di Indonesia
Bincang-bincang tentang awal mula, identitas musik hingga proses kreatif bersama Maliq & D’Essentials.
Words by Whiteboard Journal
Teks: Winona Amabel
Foto: Moses Sihombing
Maliq & D’Essentials terkenal dengan kekayaan nuansa yang menggabungkan berbagai genre. Selama 15 tahun perjalanan karirnya, MAD telah mengeksplorasi fusion jazz, funk, neo soul, sampai dangdut. Menariknya, eksplorasi tersebut selalu seru untuk diikuti, menunjukkan pendewasaan mereka seiring waktu. Kali ini, Whiteboard Journal mendapatkan kesempatan untuk berbincang dengan para personil Maliq & D’Essentials sehubungan dengan proses mereka berkarya.
Bisa ceritakan awal terbentuknya Maliq & D’Essentials?
Maliq & D’Essentials awalnya adalah sebuah konsep musik yg dibentuk oleh Angga dan Widi Puradiredja yg dinamakan MALIQ. Pada tanggal 15 Mei 2002, konsep musik MALIQ untuk pertama kali dipertontonkan secara live sebagai band yang dicatat sebagai hari lahir band Maliq & D’Essentials.
Semangat independen merupakan perasaan yang paling pas kami rasakan.
Dari awal karir sampai sekarang namanya sudah sebesar ini. Mengapa memilih untuk tetap di jalur independen, bahkan membuat label rekaman sendiri?
Semangat independen merupakan perasaan yang paling pas kami rasakan. Untuk itu kami merasa penting sekali untuk memperdalam serta menularkan semangat ini.
Selain pembagian peran di atas panggung, apakah ada juga pembagian peran di bagian produksi? Misalnya siapa yang lebih berkontribusi di penulisan lagu, aransemen, atau justru masalah visual dan artistiknya?
Tentunya ada pembagian tugas di Maliq & D’Essentials. Untuk konsep kreatif, kami biasanya kami bergantung pada Widi, Untuk keuangan dengan Indah, Ilman untuk handle social media, dan yang lainnya juga mempunyai kontribusi nya tersendiri yang tentunya berharga bagi berjalannya Maliq & D’Essentials.
Dalam hal kreatif, kita sangat bergantung dengan momentum.
Masing-masing personil memiliki latar belakang musik yang berbeda, contohnya Lale yang awalnya beraliran metal, sementara yang lain mungkin punya referensi di jazz. Bagaimana setiap orang memberikan warna bagi musik Maliq sendiri?
Dalam hal kreatif, kita sangat bergantung dengan momentum, jadi kreativitas dan idealisme muncul dengan natural saja.
Kekayaan genre Maliq & D’Essentials tidak bisa didefinisikan dengan satu kata saja karena dalam satu entitas ada rasa soul, funk, pop, rock, jazz, blues, sampai dangdut. Bagaimana kalian sendiri melihat identitas Maliq di balik perpaduan genre tersebut?
Maliq & D’Essentials selalu berpegang dengan karya yang murni dari apa yang dirasakan saat pengerjaan karya tersebut. Jadi, apapun yang keluar adalah genre kita saat itu, tidak di kotak-kotakkan.
Maliq menyebut musik yang dimainkan sebagai organic music. Apa maksudnya?
Musik berkualitas ala Maliq, yaitu musik yang murni dari hati yang menggambarkan pribadi dan isi hati.
Bagaimana pengalaman mastering di Abbey Road Studio, tempat The Beatles mengerjakan musik mereka, untuk album “Sriwedari”?
Karena itu pengalaman kami yang pertama untuk mastering di tempat legenda seperti The Beatles, tentunya memberikan pelajaran yang banyak untuk kita. Contohnya, treatment kepada sebuah karya, yang tentunya berbeda-beda.
‘Senandika’ artinya wacana tokoh dalam karya susastra yang dipakai untuk mengungkapkan perasaan. Apa makna yang mau disampaikan melalui “Senandung Senandika”?
Makna yang ingin kami sampaikan dari “Senandung Senandika” ini adalah untuk mengungkapkan suara hati yang terdalam.
Album apa yang paling menantang dan eksperimental dalam pembuatannya?
“Sriwedari”, “Musik Pop”, dan “Senandung Senandika”.
Album terfavorit dari masing-masing personil?
Untuk Angga, Widi, Indah dan Jawa, itu album “1st”, untuk Lale, “Mata, Hati, Telinga” dan untuk Ilman “Sriwedari”.
Mereka adalah energi untuk kita dalam berkarya.
Bagaimana perasaan Maliq terhadap D’Essentials, penggemar setia Maliq? Bagaimana peran mereka dalam perjalanan grup musik ini?
Mereka adalah energi untuk kita dalam berkarya.
Apa pengalaman dan evaluasi paling berharga selama perjalanan Maliq & d’Essentials?
To be a good listener.
Bagaimana menurut kalian perubahan dalam skena musik Indonesia 15 tahun terakhir ini?
Menarik dan menantang, karena kita ada dalam masa transisi industri, adaptasi adalah kunci.
Apa panggung terdekat yang akan kalian datangi?
Soundrenaline 2018.
Project apa yang sedang Maliq kerjakan?
Selain mempersiapkan performance Soundrenaline, kami juga sedang mempersiapkan album baru.