“And That”, Karya Audio dari Seniman Visual Peter Downsbrough
Manipulasi ruang pada suara untuk menyingkap realita.
Teks: Stefano William A.
Foto: Sub Rosa Label/Bandcamp
Seniman pasti memiliki banyak hal yang ingin disampaikan. Apalagi visual artist seperti Peter Downsbrough yang menggunakan begitu banyak medium dalam membuat karya. Melalui video, instalasi, gambar, atau bahkan seni pahat, dia memasukkan unsur arsitektur serta tipografi yang memang dia kuasai. Penggunaan huruf, garis, ruang, dan penetapan batas adalah ciri khas yang dapat ditemui pada kebanyakan karyanya. Untuk itu, dirinya diakui secara internasional dan sering mengadakan pameran karya baik di Amerika Serikat maupun Eropa.
Pada tahun 2007, Downsbrough mencoba untuk melakukan kolaborasi bersama dua orang musisi dari kolektif Buffle asal Belgia yaitu, Xavier Garcia-Bardon dan Benjamin Franklin. Eksperimen ini menghasilkan hasil akhir sebuah album berjudul “And That” yang rilis tahun 2019. Percampuran antara gitar elektrik, elemen instrumen elektronik, rekaman suara jalanan, serta vokal manusia sukses menghasilkan kumpulan musik ambient introspektif. Downsbrough menerjemahkan karya-karyanya ke dalam bentuk audio dengan cermat. Sahutan kata-kata yang lumrah seperti “End”, “That”, “Then”, seakan menjadi pusat album ini layaknya pada karya tipografi sang seniman. Begitu juga dengan beberapa bagian trek yang tiba-tiba menjadi hening seperti karyanya yang banyak terpotong keluar dari penentuan batas.
Manipulasi ruang dalam aransemen setiap lagunya mengantarkan pendengar pada situasi realita tanpa dibuat-buat. Suasana hiruk pikuk kota dalam suara kendaraan lewat, atmosfer ruang privat lewat petikan gitar elektrik, serta bisikan vokal yang secara bersamaan membuat pendengar merasa terusik, membawa pendengar pada pengalaman mendengarkan album yang terkesan campur aduk.
Rilis di bawah label asal Belgia, Sub Rosa, album “And That” secara penuh merupakan cerminan karya Peter Downsbrough dan saat ini sudah dapat dinikmati dengan lengkap.