Merayakan Seratus Tahun Hak Pilih Perempuan Bersama Acara “Open Doors: Vote 100”
Selain musik gratis, akan ada berbagai pertunjukan seni, lokakarya, debat, pameran seni, pembacaan puisi, dan penayangan film dalam acara tersebut.
Teks: Winona Amabel
Foto: Belfast Telegraph UK
Tahun 2018 menandai peringatan satu abad dari Representation of the People Act 1918 di UK yang memberikan hak pilih bagi perempuan untuk pertama kalinya. Karena itulah hari Minggu ini, V&A yang bekerja sama dengan BBC akan mengadakan acara Open Doors: Vote 100 di Here East, London.
Selain musik gratis, berbagai pertunjukan seni, lokakarya, debat, pameran seni, dan pembacaan puisi, akan ada pula penayangan film, salah satunya film pendek karya Jade Jackman. Film bertajuk “Continuing Conversations” itu menampilkan penari dengan kaki yang diamputasi yaitu Kat Hawkins; Nikola Vasakova pendiri Girls in Film, online platform yang mempromosikan karya pegiat film perempuan; serta Diana Chire seniman dan pendiri She-Zine, majalah digital feminis yang aktif mendukung seniman perempuan dan gender non-biner; yang bertujuan untuk membuka dialog mengenai aksesibilitas dan representasi perempuan di dunia seni.
Gagasan dari acara ini adalah bagaimana setiap orang yang hadir akan membawa pengalaman, identitas, dan otentisitas masing-masing ketika membicarakan industri kreatif dan dunia seni. Tidak eksklusif tentang perempuan, namun juga bersifat lebih interseksional tentang inklusivitas ras, gender non-biner, dan difabel, mempromosikan ‘suara’ bagi kelompok yang suaranya seringkali tidak terdengar.
Selain V&A dan BBC, pihak-pihak yang bekerjasama mengadakan Open Doors: Vote 100 adalah Sadler’s Wells, Smithsonian, UCL, dan UAL’s London College of Fashion. Bukan hanya brand terkemuka, tapi dibutuhkan juga dukungan berbagai pihak untuk bersama membangun percakapan tentang inklusivitas hingga muncul ke permukaan dan menjadi diskursus masyarakat. Karena dengan adanya kontribusi yang bersifat inklusif dari tiap golongan termasuk perempuan, people of color, difabel, dan gender non-biner, akan menambah warna dan perspektif yang imparsial dalam dunia seni di masa depan.