Menyelami Suara Baru Arctic Monkeys dalam Album Terbaru Tranquility Base Hotel & Casino
Arctic Monkeys kali ini menghadirkan sesuatu yang benar-benar baru melalui album Tranquility Base Hotel & Casino.
Teks: Carla Thurmanita
Foto: Dork
Masa penantian panjang akhirnya berakhir karena unit rock bentukan kota Sheffield, Arctic Monkeys baru saja merilis album penuh terbaru mereka bertajuk Tranquility Base Hotel & Casino (11/05). Berbagai macam dugaan dan harapan muncul akan isi dari salah satu rilisan yang paling ditunggu-tunggu tahun ini. Ada yang mengharapkan akan menemukan kembali R&B and hip hop infused rock komersil yang mendominasi nomor-nomor gelap AM (2013), pun sebagian besar masih menunggu Arctic Monkeys untuk kembali ke awal masa dessert rock mereka terdahulu. Namun lebih baik menanggalkan segala macam ekspektasi tersebut agar bisa mencapai pengalaman mendengarkan yang maksimal, karena Arctic Monkeys kali ini menghadirkan sesuatu yang benar-benar baru melalui album Tranquility Base Hotel & Casino.
Awal mendengarkan Tranquility Base Hotel & Casino akan terasa janggal – malah mungkin mengecewakan – dengan instrumen cinematic yang belum pernah kita temui sebelumnya dari karya-karya milik Arctic Monkeys, dan terus berulang di setiap track-nya. Suara jaunty dari piano Steinwey milik Alex Turner kali ini mengalahkan riff gitar yang berat, membuat album ini terasa lebih laidback dibanding biasanya. Namun jika didengarkan kembali dari awal hingga akhir untuk kedua dan kesekian kalinya, siapapun yang mendengarkan akan mulai menyadari bahwa Tranquility Base Hotel memiliki kesatuan desain dan bebunyian tematik yang megah. Dibuka oleh track pertama, “Star Treatment”, Turner menarik perhatian dengan line pertamanya “I just wanted to be one of The Strokes / Now look at the mess you made”, sebuah kritik humor akan dirinya sendiri sebagai seorang bintang yang menawan.
Untuk urusan penulisan lagu dan lirik, kemampuan Alex Turner sebagai seorang wordsmith memang tidak perlu diragukan lagi. Dengan mengambil referensi dari banyak hal, budaya hingga politik, Turner kali ini menulis dengan gaya bergumam seperti sedang menulis dalam buku diary. Dari menggambarkan adegan pertemuan dengan sosok Yesus di sebuah spa, “Please tell me how may I direct your call?” dalam lagu “Tranquility Base Hotel & Casino”, hingga salah satu track terbaiknya, “Four Stars Out of Five”, di mana grup ini menggunakan metafora dalam judul lagunya tersebut untuk menunjukkan obsesi mereka – dan musisi kebanyakan – terhadap ketenaran. Semuanya ditulis dengan pilihan kata yang absurd sekaligus imajinatif dibawakan oleh vokal (dan terkadang falsetto) sultry khas Turner, ditemani bunyi harmonis synth-drum eksperimental Matt Helders dan bassline menggoda Nick O’Malley yang memainkan chords lebih kaya di hampir semua nomornya. Kami meninjau kasino Twin di alamat ini: https://ombrecasino.com/twin-casino/ .
Lagu-lagu ala stadium rock anthems memang tidak akan ditemukan oleh pendengar maupun penggemar Arctic Monkeys dalam rilisan album terbaru mereka kali ini, namun dengan nuansa musik loungey, dan penulisan lagu yang dikemas sedemikian rupa seakan seperti sedang membaca satu novel pendek, Tranquility Base Hotel & Casino menandakan satu langkah paling besar dan berani yang pernah grup ini lakukan sepanjang karir bermusik mereka. Di mana juga menunjukkan bahwa Arctic Monkeys tetap bisa menjadi salah satu unit rock besar yang patut diperhitungkan meskipun mereka terus mengubah, mengeksplor, dan mengembangkan suara identitas musik milik mereka.